Chap 02 : SMA Cendana

1.6K 126 4
                                    

Alana menatap sebuah figura yang dimana terdapat foto almarhumah sang mama. Alana menatap foto itu dengan tatapan sendu.

"Ma, kenapa mama pergi secepat ini? Apa mama udah gak sayang lagi sama Alana? Ma, Alana mau curhat bolehkan? Mama tahu gak, sekarang papa udah nikah lagi ma. Apa mama gak sakit hati lihat papa menikah lagi ma? Pasti mama sakit hati ya? Alana juga sama ma, Alana sakit hati liat papa nikah lagi. Tapi Alana harus bagaimana Ma? Ucapan mama masih terngiang di pikiran Alana, sekarang Alana mengerti ma, kalau kebahagiaan papa adalah Bunda Fio, tapi bagaimana dengan mama? Apa mama bahagia di atas sana? Alana harap mama bahagia di atas sana. Oh iya ma, kata papa bunda Fio itu baik, tapi Alana belum bisa nerima dia jadi bunda Alana ma, alasannya karena di hati Alana cuman ada mama, dan gak ada yang bisa gantiin posisi mama di hati Alana. Tapi, Alana akan berusaha menerima bunda Fio sebagai bundanya Alana, karena Alana hanya ingin melihat papa dan mama bahagia. Doa Alana selalu menyertai mu ma. Alana sayang sama mama," monolog Alana dengan air mata yang sudah mengalir membasahi pipinya.

Alana pun menghentikan tangisnya saat seseorang berhasil mengetuk pintu kamar nya. Dengan cepat Alana menghapus sisa air matanya dan segera bangkit untuk membukakan pintu. Dan ternyata Arka yang datang ke kamarnya.

"Hai Princess nya abang," sapa Arka.

"H-hai," balas Alana yang masih merasa canggung.

Arka yang melihat Alana yang gugup pun terkekeh kecil. "Kamu gak usah canggung gitu sama abang, anggap aja kita udah kenal lama, oke." kata Arka yang di angguki oleh Alana.

"Princess, habis nangis?" tanya Arka selidik.

"Enggak kok bang, tadi aku cuman kelilipan aja," alibi Alana.

Arka pun membawa Alana duduk di pinggiran ranjang. Lalu dirinya, langsung menatap Alana intens.

"Princess gak bohong, kan?" tanya Arka.

Alana yang di tatap pun langsung menunduk berusaha menahan cairan bening yang akan mengalir.

"Abang," lirih Alana.

"Sayang, kamu kenapa nangis?" tanya Arka sedikit panik.

Tanpa aba-aba, Alana pun langsung memeluk Arka dan menangis hebat di  pelukan Arka. "Ada apa Princess?coba cerita sama abang," tanya Arka sambil meleraikan pelukan nya.

"Aku gak mau pindah sekolah bang. Tolong bujuk Papa," jawab Alana.

Arka menggelengkan kepalanya pelan. "Abang gak bisa dek," kata Arka.

"Kenapa bang?" tanya Alana dengan nada kecewa. Arka pun tersenyum tipis dan kemudian berlalu dari kamar Alana.

Alana melihat kepergian Arka dengan tersenyum sendu. "Kenapa semua orang sangat egois, seakan-akan aku adalah boneka yang selalu di permainkan, lalu setelah bosan akan di buang begitu saja. Mama, andai saja aku bisa ikut nyusul mama," monolog Alana.

* * *

Terlihat Alana yang sudah siap dengan seragam baru nya. Alana menatap bayangan dirinya di cermin dengan tatapan kosong.

"Princess, apa kamu sudah siap, Nak?" tanya Reza sambil menghampiri Alana. Alana menganggukkan kepalanya singkat.

"Yaudah, kalau gitu yuk kita ke bawah, Bunda dan abang-abang mu sudah menunggu di bawah," kata Reza.

"Aku tidak lapar Pa," ujar Alana.

"Ayolah Alana, sekali saja kamu turuti apa kata Papa," kata Reza.

Mendengar ucapan Reza, Alana pun langsung menatap Reza dengan sangat dalam. "Pa, selama ini aku selalu nurut sama Papa, tapi apa Papa pernah, coba sekali aja ikuti kemauan aku Pa? Kenyataannya enggak Pa. Papa gak pernah sama sekali ikuti apa kemauan aku. Sekali ini aja Pa, aku mohon sama Papa, aku gak mau pindah sekolah Pa," lirih Alana.

My Possessive Stepbrothers [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang