Chap 12 : Hukuman [2]

909 67 9
                                    

"Boys, ayok turun dulu yuk. Mommy punya kejutan buat kalian semua." ajak Fitri kepada kedua anak laki-laki nya, dan tiga keponakan laki-laki nya.

Sontak kelima remaja yang tengah bercanda gurau itu pun langsung menoleh ke arah Fitri. "Kejutan apa Mom?" tanya Rival - anak kedua Fitri.

"Rahasia. Mending sekarang kalian semua ikut Mommy, nanti kalian akan tahu sendiri kejutan apa yang Mommy maksud. Ayok cepetan boys." ujar Fitri terlihat antusias.

"Males ah, Mi. Aldo mau disini aja." tolak Aldo, yang tak lain adalah anak pertama dari Fajar, kakak Fitri dan Fiona.

"Gak ada males-malesan. Atau kamu mau Mommy laporin ke Papi kamu biar uang jajan kamu dipotong hah?!" ancam Fitri.

Aldo pun langsung membelalakkan matanya tak percaya. "Mommy mah gak seru ah, bisanya main ancam mulu. Iya-iya, Aldo ikut turun." ucap Aldo sedikit memelas.

"Yaudah, tunggu apalagi. Sekarang kita turun, kasihan 'dia' dari tadi nunggu kalian." ucap Fitri.

"Dia? Maksud Mommy?" Kini giliran Chandra, anak pertama Fitri, yang bertanya.

"Nanti kalian juga bakalan tahu. Ayok sekarang kita ke bawah!" ajak Fitri.

"Ck, iya bawel." gumam Bara, anak bungsu Fajar.

"Bara, Mommy denger loh." ucap Fitri dari balik pintu rooftop.

* * *

"Sayang, kamu kenapa hm?" tanya Amel - Oma Alana.

Alana menggelengkan kepalanya pelan seraya tersenyum kecil. "Gak papa kok Oma."

"Dia siapa Oma?" tanya Chandra yang sudah berada di anak tangga terakhir diikuti oleh yang lain.

"Adek gue dong." Bukan Oma yang menjawab, melainkan Arka, seraya merangkul Alana.

"Yaampun cantik banget sih adek gue!" histeris Rival menghampiri Alana dan mencubit kedua pipinya gemas.

"Heh! Jangan sentuh adek gue sembarangan ngab!" ketus Arka sambil memukul tangan Rival.

"Serah gue dong! Sekarang kan dia adek gue juga." ucap Rival tak kalah ketus.

Alana yang melihat pertengkaran itu pun hanya tersenyum canggung.

"Oh iya, nama adek siapa hm? Abang belum kenal loh." kata Rival.

"Jangan di jawab dek. Anggap aja angin lalu." sahut Arka. Sedangkan Rival mendelik tajam ke arah Arka.

"A–aku Alana." jawab Alana.

"Wah nama yang cantik, persis seperti orangnya." kata Rival.

"Iyalah, adek gue gitu loh!" ucap Arka.

"Diem deh lo. Gue ngomong sama Princess gue, kenapa malah nyambung ke lo!" ketus Rival.

"Biarin aja sih. Yaiyalah bisa nyambung, kan banyak kabel." kata Arka sambil memutar bola matanya malas.

"Udah-udah, mending sekarang kita duduk dulu, biarkan Princess kita istirahat." lerai Rizaldy.

"Bunda, kok dia bisa jadi adek kita sih?" tanya Aldo sambil mendelik tak suka ke arah Alana.

My Possessive Stepbrothers [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang