Pagi ini, Alana sudah siap dengan seragam sekolahnya. Awalnya keluarga Adhitama tidak mengizinkan Alana untuk bersekolah, karena tidak ingin kejadian seperti tempo lalu terulang kembali. Bahkan Rizal dan Amel yang baru saja mengetahui fakta bahwa cucu mereka pernah di bully, sampai menyarankan Alana untuk homeschooling.
Namun, Alana tetaplah Alana. Ia tetap bersikeras pada pendiriannya. Dirinya terus meyakinkan keluarganya bahwa dirinya akan baik-baik saja. Toh, kan ada abang-abangnya juga. Ditambah abang sepupunya yang pindah ke sekolah Alana, hanya demi menjaga Alana, adik kecil mereka.
"Selamat pagi semua." sapa Alana saat melihat semua anggota keluarganya sudah berkumpul di ruang makan.
"Pagi juga Princess." balas semua, kecuali Bara dan Aldo yang menatap Alana dengan sorot mata yang tajam.
"Mau makan apa sayang? Biar Oma ambilkan." tanya Amel.
"Gak usah Oma, biar aku ambil sendiri aja." tolak Alana halus.
"Udah gak papa sayang." kata Amel.
"Tapi Oma-
"Nurut aja apa kata Oma, apa susah nya sih. " sinis Aldo.
"Aldo!" tegur Fitri yang membuat Aldo berdecak dan berlalu pergi meninggalkan meja makan.
"Aldo, kamu mau kemana, Nak? Sarapan kamu belum habis." kata Rizal.
"Gak nafsu." jawab Aldo yang sudah berada di luar rumah dengan sedikit berteriak.
"Bara juga udah gak nafsu, gara-gara ada dia." kata Bara sambil menunjuk Alana dan berlalu pergi menyusul Aldo.
"Anak itu!" gumam Fitri.
"Maaf, gara-gara ada Alana, semuanya jadi berantakan." ucap Alana sambil menunduk. Sedangkan Reza menatap Alana sendu.
"Gak usah minta maaf sayang. Mereka memang seperti itu. Sekarang ayok kita lanjut makan ya. Nanti keburu dingin makanannya." kata Amel.
Setelah itu pun terjadi keheningan di antara mereka, dan hanya terdengar suara dentingan sendok dan juga garpu yang saling beradu.
* * *
Alana menatap semua abang nya dengan tatapan pasrah. Bagaimana tidak? Sedari tadi, mereka terus saja berdebat memperebutkan dirinya.
"Hari ini Princess bareng gue." kata Gavin.
"Gak boleh, pokoknya Princess harus berangkat bareng gue!" sergah Arka.
"Enak aja, kalian kan udah sering berangkat bareng, nah sekarang giliran gue, gue juga kan abang nya." kata Aldi tak mau kalah.
"Bisa gak sih kaliam gak usah berantem hah? Pusing dari tadi gue denger perdebatan kalian. Apalagi Princess, bisa-bisa dia tertekan karena kalian. Udah mending gini aja, biar Princess berangkat bareng gue aja." ujar Chandra menengahi.
Berbeda dengan Bara yang sedari tadi terus menatap Alana dengan tatapan tak suka. "Ck, kalian tuh kenapa sih pada rebutan pengin berangkat bareng sama dia? Dan lo, kenapa gak berangkat sendiri aja sih, udah besar juga masih aja manja." ucapnya sinis.
"Aku gak manja abang." ucap Alana dengan lirih.
"Bara! Lo apa-apaan sih ngomong kek gitu. Dia yang lo maksud itu adek kita semua, adek lo juga, bukan orang lain." kata Rival sedikit tegas.
"Bodoamat, serah gue mau ngomong apa juga, lagian mulut-mulut gue bukan mulut lo. Lagian nih ya, sebenarnya gue ogah anggap dia adik, bikin ribet tahu gak!" kata Bara sambil melenggang pergi meninggalkan semua.
"Princess gak usah di masukkin ke hati ya ucapannya si Bara api." kata Chandra sambil menatap Alana lembut. Alana tersenyum tipis seraya menganggukkan kepalanya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Stepbrothers [HIATUS]
Teen Fiction* * * Dia Alana. Lebih tepatnya Alana Liora Adhitama, seorang gadis yang merasa terkekang oleh sifat posesif ketiga abang tiri nya. Ketika hari dimana Alana mulai mengenal cinta, dan disitulah ketiga abang tiri nya dan semua anggota keluarganya sem...