Selera Yang Sama

2 0 0
                                    

Jam istirahat kedua, Abi dkk memilih duduk di pinggir lapangan, di bawah pohon yang rindang dan sejuk, kalau kata Iqbal, menikmati dan mensyukuri ciptaan Tuhan, bukan, bukan pohonnya, tapi pemandangan murid perempuan yang banyak melintas di sana, yah —sukses dapat toyoran dari teman temannya.

"Eh, Ab!" Di tengah keheningan sehabis bercanda tadi, Iqbal menepuk bahu Abi tiba- tiba.

"Hmm,"

"Apa sih, bal, Ngagetin,"

"Tau, santai aja kenapa, lebay amat kayak cewek mau dipingit."

Iqbal mendengus menanggapi omelan teman-temannya,"Itu cewek yang waktu itu misahin lo lewat,"

"Hmm,"

Iqbal mendengus pasrah, respon Abi selalu tidak sesuai keinginannya, "Siapa namanya?"

"Queen"

"Ooh, jadi sekarang udah tau namanya nih?"

"Udah kenalan, ya, Ab?"

"Panggilannya sayang apa bebeb, nih?"

Dan seketika Abi menyesal telah keceplosan menyebut nama Queen. Teman-temannya langsung heboh meledeknya.

                                       *****

Abi mengumpat, dari tempatnya berdiri di koridor, Abi melihat dua sosok di parkiran sana.

Yang satu; familiar sebagai manusia menyusahkan, yang satu; musuh bebuyutannya di sekolah ini.

"Bareng sama gue aja mau?"

Queen tertawa kecil, "Nggak usah, Dave. Gue di jemput abang,"

"Nggak papa, kali. Lagian, daripada nunggu abang lo lama."

Alis abi tertaut, Rahangnya mengetat namun ekspresinya tetap tenang, sementara sobat-sobatnya ikut memperhatikan dalam diam.

"Boleh, nih?"

Dave mengangguk antusias, "Yuk?"

Abi lantas berjalan mendekati mereka;
"Queen pulang sama gue,"

Dave tertawa meremehkan, "Bro, jelas-jelas Queen pulang sama gue, lo kalo mau cari mangsa jangan punya orang dong."

Queen jelas tidak mengerti maksud pembicaraan mereka, tapi Abi tahu pasti apa maksud Dave.

Sialan! Dia mutarbalikan fakta.

"Bangsat!"

Bugh

Queen terpekik kaget, sementara beberapa murid mulai mengerubung ingin tahu.

Dave tersungkur dengan satu tetes darah menetes dari sudut bibirnya, cowok jangkung itu segera bangkit dengan bibir menyeringai.

                                        *****

Akhirnya Abi mengantarkan Queen pulang setelah keributan tadi, walaupun pada akhirnya di perjalanan mereka hanya diam, keheningan yang terjadi menciptakan canggung yang mengganggu.

Queen yang biasanya cerewet pun kini hanya diam duduk di belakang Abi, sementara cowok itu fokus dengan jalanan di depannya.

Sampai akhirnya, motor Abi berhenti di depan sebuah warung, ya, warung mie ayam.

"Kok berhenti?" Queen mengernyit heran

"Turun, gue laper."

The beginning of allTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang