Perlindungan

3 0 0
                                    

Berita tentang Queen yang datang ke sekolah bersama Abi sudah menjadi trending di sekolah hari ini.

Tentu saja hampir seluruh populasi SMA Garuda Bangsa penasaran tentang hubungan mereka, masalahnya; baru kali ini seorang Abi menjadikan cewek sebagai babunya tapi sama sekali tidak terlihat sebagai babu, bahkan ia sampai mengizinkan Queen berada satu motor dengannya, padahal selama ini; Abi tidak membiarkan gadis manapun menyentuh motor kesayangannya itu.

Yang paling heboh Seyra, cewek yang merasa sebagai teman paling dekat Queen bahkan tidak tahu apa-apa tentang ini, jadi dia yang paling heboh mengorek informasi tentang Abi.

Namun belum selesai berita viral itu membuat terkejut penghuni sekolah, satu lagi yang menghebohkan kelas XII IPA 2 sewaktu jam istirahat, yaitu kedatangan Dave salah satu most wanted sekolah ke kelas mereka.

Murid dari kelas XII IPS 1 itu mencuri perhatian beberapa siswa yang belum beranjak keluar dari kelas, beberapa terang terangan menatap, beberapa lagi mencuri pandang, tidak bisa di pungkiri, Dave adalah salah satu murid paling tampan di sekolah, atau bahkan menempati posisi kedua setelah Abi.

Selain karena wajahnya yang tampan, posturnya yang tinggi, beberapa hari yang lalu Dave menjadi seorang kapten basket di sekolah ini, otaknya juga lumayan encer; apalagi ia berasal dari kelas unggulan, menambah nilai plus di mata siswi-siswi pengagum cogan sekolahan.

Mata mereka tertuju pada Dave yang mendekati meja Queen, cewek itu sedang memasukkan beberapa buku dalam tasnya.

"Hai," Queen mendongak dan mendapati Dave berdiri satu langkah di depannya, tangannya tenggelam dalam saku.

Cool.

"Hai" Queen sesaat terpana melihat senyum manis Dave, apalagi ketika cowok itu menaikkan sebelah alisnya.

Seyra yang seolah menjadi patung manekin, menyikut pelan Queen memberi kode, alias menanyakan banyak pertanyaan yang becokol di kepala; "Ke kantin bareng yuk?" Ajaknya

Beberapa mata melotot kaget, yang lain memotret interaksi mereka dan menyebarkannya di grub sekolahan, gosip tambahan hari ini.

Bibir Queen berkedut, ia melirik Seyra sekilas yang mengangguk pertanda setuju; "Boleh, tapi  Seyra boleh gabung, kan?"

"Eh, nggak us—

"Nggak papa, lagian gue juga sama temen-temen gue, tuh di luar." Queen mengangguk dan detik berikutnya, ia mengikuti langkah Dave ke kantin.

Jangan tanya seberapa risih Queen selama berjalan di koridor, ia meringis; sepertinya lupa akan sebuah fakta bahwa ia sedang jadi bahan gosip satu sekolah, apalagi sekarang ia berjalan bersisian dengan Dave.

Queen berusaha mengabaikan tatapan sinis yang mengiringinya, bahkan; beberapa ada yang terang-terangan berbisik satu sama lain, menggunjingkan Queen.

"Jadi, ini anak baru yang kegatelan sama Abi?"

"Ngak tahu malu banget, pagi jalan sama Abi, siang jalan sama Dave."

"Iya, sok kecantikan banget, dipikir dia cantik apa? Cantikkan juga gue, sok-sokan ngembat dua cowok."

"Kayaknya tuh anak make jampi-jampi, deh."

"Cewek model gitu nggak pantes banget di samping Dave."

Queen menahan emosinya mati-matian, belum cukup ia digosipkan dengan Abi, sekarang orang mengejeknya karena Dave, sementara cowok itu di sampingnya menunduk tenang, membisikkan kalimat lembut di telingannya, "Nggak usah dengerin mereka, mereka iri sama lo."

Queen tersenyum, menatap Dave dan mengangguk, entah kenapa kalimat itu menenangkan hatinya.

                                          *****

Lawakan dan kehebohan yang diciptakan Iqbal langsung berhenti begitu melihat siapa yang memasuki area kantin, cowok itu menepuk-nepuk pundak Abi heboh;

"Ab, Ab! Lihat siapa yang dateng, wah! Queen bisa bareng sama Dave gitu, bro."

"Iya, akrab banget." Sean menimpali

"Jangan bilang mereka pacaran!" Ucap gabriel juga

Abi menatap gerombolan yang menyita perhatian seisi kantin itu tenang, tapi lagi -lagi rahangnya mengetat, ia mendesis geram, dan selanjutnya seisi kantin dibuat heboh dengan bangkitnya Abi menghampiri mereka.

"Ngapain lo sama dia?"
Dave tertawa sinis melihat kehadiran Abi.

"Eits, santai aja dong, bro. Queen jalan sama siapa aja itu bukan urusan lo,"

Abi berjengit, menarik tangan Queen agar berada di sisinya, namun dengan cepat Queen menepis tangannya kasar.

"Maaf Ab!, tapi lo ga berhak ngelarang gue temenan sama siapa aja, gue tau, gue sekarang masih jadi babu lo. Tapi gue muak sama sikap lo yang kaya gini, lo sok kuasa ngatur-ngatur hidup orang! Lo itu emang ganteng, tapi sikap lo yang buat lo kelihatan jelek!"

Abi merasa darahnya naik hingga ke ubun-ubun kepala, baru kali ini ada cewek yang berani membantahnya terang-terangan, bahkan mengatakan bahwa tidak menyukainya, padahal Abi hanya ingin melindungi Queen, entah kenapa ia ingin melindungi cewek itu dari target Dave selanjutnya.

Queen belum tahu siapa Dave.

Mendengar pembelaan Queen, Dave menaikkan alisnya penuh kemenangan; "See? Queen aja nggak masalah,"

Entah sejak kapan teman teman Abi berdiri di sekitar mereka, walaupun tidak berani ikut campur, tapi mereka tetap di sisi Abi, meredam emosi jika tiba-tiba cowok itu hilang kendali.

"Gue udah bilang sama lo, jangan deket sama dia." Kalimat terakhir Abi sebelum cowok itu meninggalkan kantin.

                                        *****

Abi menghempaskan tubuhnya di atas bangku panjang Warung Emak, ia memilih membolos hari ini, dengan mood yang hancur, dan untungnya; teman-temannya selalu setia menemani walaupun mereka harus membolos juga, bagi mereka itu sudah menjadi hal yang biasa.

"Bos, lo ngapain tadi sampai marah gitu?"

"Iya, bro. Kemarin lo juga berantem sama Dave gara-gara Queen, kan?"

Abi mendengus, membuang muka dari pandangan teman-temannya. "Gue cuman nggak mau tuh cewek jadi target Dave selanjutnya,"

"Sejak kapan lo peduli? Biasanya juga lo bodo amat siapa targetnya Dave"

"Gue perhatiin juga lo ga pernah tuh mau boncengin cewek naik motor kesayangan lu itu, apalagi tuh cewek cuman lu jadiin babu doang"

"Apa jangan-jangan lo suka sama Queen?"

Sean dan Gabriel saling memberi kode, lalu mendengus geli sesaat.

"Gue mencium aroma-aroma peduli di sini,"

"Peduli, nyaman, sayang. Gue udah hafal banget fase-fasenya,"

"Asal jangan ditinggalin aja abis itu"

Abi mendengus mendengar celotehan Iqbal,
"Nggak bisa dibiarin, gue nggak mau lihat Queen nangis-nangis jadi cewek kesekian yang jadi koban Dave, lo tahu gimana bejatnya dia dulu, kan,"

"Gue juga kasihan sebenarnya, nggak bisa dibiarin tuh gebetan lo diincer orang," giliran Gabriel, mengompori seolah cowok itu sedang orasi.

"Queen bukan gebetan gue!" Tukas Abi tegas lalu meninggalkan warung emak begitu saja.

"Calon pacar maksudnya, salah ngomong gue." Teriak Gabriel nyaring yang di abaikan oleh Abi.

                                         *****

Abi menyandar di bawah tempat tidurnya, duduk di atas karpet menghadap monitor PS di depannya.

Entah kenapa bayangan cewek mungil bawel bernama Queen memenuhi pikirannya, Queen yang akhir-akhir ini mengganggu ketenangan hidupnya, Queen yang selalu menyusahkannya, Queen yang ceroboh, cerewet, bawel dan selalu membuatnya kesal. Queen yang tadi berani membentaknya, entah kenapa terselip rasa tidak rela jika Queen menjadi target sasaran Dave selanjutnya.

Tapi, kenapa? Kenapa cewek itu malah membela Dave? Sepertinya ia sudah masuk dalam jebakan rival bebuyutannya itu.

The beginning of allTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang