Sore ini terasa sangat melelahkan bagi Riri. Bagaimana tidak, selama perjalanan pulang dari kampus ia berdiri di kereta selama dua jam. Dan ketika transit di stasiun pun ia tak tau harus duduk di mana. Sekarang ia sudah bisa duduk tenang di kursi penumpang dari ojek online. Akhirnya ia bisa merasakan angin sejuk dan keringatnya mulai hilang perlahan.
Riri: kamu lagi apa?
Edo: lagi rebahan, kenapa?
Riri: aku capek:(
Edo: udah di mana?
Riri: di ojol
Edo: sampe rumah nanti istirahat dulu abis itu mandi ya, udah mau maghrib juga
Riri: iya edo. nanti malem riri boleh telepon edo?
Edo: boleh, mau jam berapa?
Riri: sebisanya edo aja
Edo: jam 10 mungkin ya nunggu pada tidur dulu
Riri: oke edo. temenin riri ngobrol ya? sampe riri tidur hehehe
Edo: iya riri cantik, aku temenin ya
Riri: aku masukin hp ke tas ya, takut jatoh
Edo: oke cantik
*
Riri sudah melakukan segala aktivitas yang perlu dilakukan, sekarang ia merebah karena rasanya sangat lelah. Jam dinding menunjukkan waktu pukul tujuh lebih lima menit.
Riri: edo lagi apaaa?
Sepuluh menit menunggu, Edo belum membalas pesannya, mungkin Edo tengah mengobrol bersama keluarganya, pikir Riri. Akhirnya Riri pun memilih untuk memainkan ponselnya sambil menunggu balasan Edo.
Namun, hingga pukul sembilan, Edo belum juga membalas pesannya. Yang ada pada batin Riri adalah Edo ketiduran setelah maghrib tadi. Jadi, Riri kembali ke aktivitasnya sendiri, tapi beralih ke laptop untuk menonton anime yang pernah di-copy dari flashdiskk Edo.
Riri menghabiskan lima episode yang menghabiskan waktu sekitar dua jam, tapi Edo belum juga membalas pesannya. Hal ini membuat Riri semakin yakin jika Edo ketiduran, mungkin pukul dua belas atau pukul satu nanti Edo akan terbangun.
*
Paginya, tepatnya sekitar pukul sepuluh pagi, Edo membalas pesan Riri. Riri yang baru tidur pukul lima karena menunggu Edo, sudah pasti belum bangun dari tidurnya.
Edo: maaf ya sayang
Edo: aku ketiduran
Edo: aku bangun jam 3 tapi ngga bales kamu, aku kira kamu udah tidur
Edo: abis itu aku ngga tidur lagi sampe jam lima, baru tidur deh abis itu
Edo: maaf yaaaa cantik
Edo: kamu tidur jam berapa cantik?Hingga satu jam kemudian, pesan Edo masih belum dibalas Riri. Edo khawatir Riri sakit karena saat perjalanan pulang kemarin, saat di kereta, Riri mengirim pesan bahwa kakinya sakit akibat berlari mengejar waktu agar bisa mendapatkan kereta yang saat itu akan segera melaju, yang mana jika terlambat maka harus menunggu lagi selama 30 menit dan jika hal itu terjadi maka Riri akan semakin lelah. Dan Riri juga becerita, ia membawa satu tas tenteng agak besar berisi baju-baju kotor dan juga satu tas gendong berisi laptop dan buku-bukunya serta alat tulis dan alat elektronik laptop juga ponselnya. Riri mengeluh punggung dan pundaknya sakit, tangannya juga, karena ia menenteng tas di sikunya sambil berpegangan pada tiang tempat duduk di kereta. Ia sudah tak bisa meletakkan tasnya di atas karena terisi penuh oleh dagangan orang-orang dari Tanah Abang.
Hari ini, hari Jum'at, hari libur nasional, Riri baru bangun pukul satu siang. Dan setelah mengecek notifikasi pada ponselnya, ia langsung bergegas membuka ruang obrolannya dengan Edo dan membaca baik-baik pesan yang dikirim Edo. Setelah sadar dengan penuh, baru lah Riri membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories
Short StoryKumpulan cerita fiksi yang siap menemani mu menempati ruang imajinasi dan melewatkan waktu. Peringatan! Tidak semua cerita berhasil dan bahagia, ada banyak cerita yang berujung kegagalan dan kesedihan serta tak lupa penyesalan.