Al & De

600 31 14
                                    

Al, De.

Alena, Derio.

Alena si penyuka kopi.
Derio bukan si penyuka kopi.

Alena si bawel.
Derio si pendiam.

Alena selalu terbawa perasaan.
Derio anti terbawa perasaan.

*

"Al" panggil Derio.

"Apa?" Alena menoleh.

"Pinjem penggaris" kata Derio.

Alena melempar penggaris ke meja Derio tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Gausah dilempar kali" kata Derio pelan.

"Apa lu bilang?" Alena mendengarnya.

"Ngga" kata Derio sambil menatap mata Alena.

"Ngapain sih liat-liat?" Alena merubah posisi duduk nya agar Derio tak dapat menatap matanya lagi.

Terjadi keheningan selama beberapa menit.

"Nih, makasih Al" Derio mengembalikan penggaris Alena.

"Lempar aja sih" kata Alena.

Derio berdiri dari kursi nya dan berjalan ke arah meja Alena untuk meletakkan penggaris Alena di atas meja.

"Berisik kalo dilempar" kata Derio.

"Al" panggil Derio.

"Hah?" tanya Alena sambil menulis tanpa menoleh.

"Gajadi" jawab Derio.

Alena meletakkan pena nya di atas buku kemudian melempar pandangan ke arah Derio yang berdiri di samping nya.

"Lu tuh ya?! Bingung deh gua. Manggil-manggil tapi gatau tujuan nya mau apa" kata Alena.

"Bukan gatau, tapi gajadi, beda kali" Derio berjalan ke luar kelas.

"Terserah Der terserah!" teriak Alena.

*

*

Alena meletakkan ponsel nya di atas meja belajar setelah membaca ulang chat nya dengan Derio semalam, kemudian mengambil kopi yang ada di atas meja belajar untuk diminum di atas ranjang sambil menonton televisi.

Tontonan terfavorit Alena ketika senja itu sedang terputar, kartun. Alena suka kartun. Entah mengapa, Alena tidak suka drama dan tangisan, ia lebih suka sesuatu yang lugu dan tawaan.

Sesekali Alena tertawa karena tokoh utama di dalam kartun itu melakukan sesuatu yang menurut Alena lucu.

Memang Alena tidak suka drama dan tangisan. Tapi sepanjang hidupnya, Alena selalu saja menangis ketika mengingat bahwa Derio telah berubah.

Tiba-tiba pikirannya tertuju pada Derio.

Derio telah membuat Alena berubah dan juga dirinya sendiri berubah.
~
Bunyi alarm di ponsel Alena mengejutkan Alena hingga ia menumpahkan kopi di atas sprei putih nya.

"Ah sial" kata Alena.

Alena turun dari ranjang sambil membawa cangkir yang telah kosong bersama alasnya.

"Gua lupa matiin alarm buat mandi sore" kata Alena sambil meletakkan cangkir dan alasnya di atas meja belajar.

Alena bergegas menarik sprei dari ranjang nya dan membawa nya ke tempat cucian kotor.

Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang