Buat Reysia, Eza hanyalah orang yang pindah ke sebrang rumahnya 18 tahun yang lalu, yang mengajarinya menerbangkan layangan untuk pertama kali, yang bolak- balik datang ke rumah untuk bermain futsal dengan abang- abangnya, yang sampai sekarang masih menjadi rival terberat ayah saat bermain tenis meja. Tetapi Eza juga merupakan orang yang selalu ada di sisi Reysia saat dia sedang berduka, yang selalu berusaha menghibur Reysia dengan jokes- jokes garingnya, sekaligus orang yang paling mandiri dan paling tegar yang pernah Reysia kenal. Kagum mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan Reysia terhadap cowok itu. Atau hormat, seperti seorang adik kepada kakaknya. Atau.... big fat jerk kadang- kadang. Tapi........sayang? Bagaimana mungkin perasaan itu bisa timbul disaat Eza tampak tidak pernah memperlakukannya lebih dari sekedar adik? Atau mungkin hanya Reysia yang tidak menyadari bahwa selama ini Eza memperlakukannya seperti........ Reysia adalah segala- galanya.