"Jangan memikat jika tak berani mengikat." Ketika ditanya kapan menikah, pasti bingung bagaimana menjawabnya karena belum terpikirkan siapa yang akan menjadi pasangan hidup. Ditambah, masih terjebak di masa lalu -di mana hati pernah terluka dan tertinggal. Begitu pula dengan wanita yang sudah cukup usia untuk menikah -di negara Asia ini. Siapa lagi kalau bukan Falisha, putri pertama dari pasangan suami-istri yang merupakan keturunan Jawa dengan adat kental. Bagi Bapak Joko dan Ibu Ani, dua puluh lima tahun itu sudah dianggap telat menikah dan bisa menyebabkan putri pertamanya itu kesulitan mendapatkan jodoh. Sebab, dalam adat Jawa -banyak hal-hal yang bisa menjadi sebab akibat dari telatnya menikah. Namun, wanita dengan hijab segitiga warna biru dongker itu -Falisha, sudah kebal dengan ocehan orang tuanya terutama sang Ibu. Ya... walau hanya sebuah pertanyaan tapi bermakna tuntutan. Kapan kamu mau menikah? - hampir setiap hari Falisha mendengar pertanyaan itu. Dan parahnya lagi, bukan hanya dari orang tuanya tapi adik dan tetangga pun menanyakan hal yang sama. Beruntung Falisha memiliki mental yang cukup kuat, jadi dia hanya bisa menghela napas panjang lalu mengabaikan ocehan mereka. Tapi, yang namanya telinga bisa mendengar dan hati merasakan -Falisha tetap saja kepikiran dengan itu semua. Hingga akhirnya Falisha dipertemukan dengan Jeffry yang merupakan Anggota POLRI. Kisah mereka hanya sebatas bagaimana caranya memahami dan memantapkan hati untuk melaksanakan ta'aruf. Cover by im_bwanana
12 parts