•-•
Ketika Falisha dan Jeffry sudah menemukan jalan untuk kelanjutan hubungan mereka, berbeda dengan Diana yang masih bimbang akan hatinya. Ia mencintai Azkanio tapi ia tahu kalau pria itu menyukai kakaknya --Falisha.
Walau Diana juga tahu, Azkanio hanya sekadar kagum dengan Falisha tapi tetap saja perasaan yang mungkin Diana sendiri sulit mengatasinya, terus membuatnya berpikir negatif tentang pria itu. Padahal Azkanio memang tulus mencintai Diana.
Bagi Diana, sekali ia sudah dikecewakan, akan sulit untuknya kembali seperti biasa. Tapi, bukankah itu sama saja Diana menyusahkan dirinya sendiri bahkan menyakiti hati banyak orang. Apalagi Falisha sangat ingin Diana kembali lagi pada Azkanio.
"An, kamu masih nggak mau nemuin Azka? Emang mau sampai kapan kamu begini, hm?" tanya Falisha.
Diana menghela napas panjang. "Nggak usah bahas dia dulu ya, mbak. Mendingan sekarang kita urus pernikahan mbak sama mas Jeffry." Ia malah mengalihkan pembicaraan.
"An, gimana mbak mau bahagia kalau adik mbak sendiri —"
Falisha menghentikan ucapannya ketika Diana sigap memegang kedua tangan kakaknya itu. "Mbak... bahagia atau nggaknya aku, itu biar jadi urusanku. Mbak jangan khawatirin aku ya."
Mendengar Diana bicara seperti itu, tentu saja membuat Falisha semakin merasa tak enak hati. Bahkan sekarang Diana benar-benar sudah dewasa dilihat bagaimana ia mengatasi masalahnya sendiri.
"Kamu harus janji sama mbak. Langsung cari mbak kalau ada apa-apa. Jangan sedih sendirian," ucap Falisha.
Diana mengangguk mantap dengan berlinang air mata, lalu ia memeluk erat kakak tersayangnya itu. Bagaimana pun, keluarga haruslah yang utama. Tentang kebahagiaan? Selain restu keluarga, bahagia itu tidak akan kekal. Diana tahu itu.
"Udah mbak jangan nangis terus. Besok kan mau jadi ratu sehari, nanti matanya bengep nggak lucu... Mbak harus tampil cantik," ucap Diana disela pelukannya.
Falisha pun tak bisa menahan senyumnya. Ia melepas pelukannya lebih awal dan mengusap air mata dari pipi Diana. "Mbak percaya, Allah nggak akan ngasih ujian tanpa adanya jawaban ke hambanya yang sebaik kamu."
"Hmm, aku sayang mbak."
Mereka kembali berpelukan. Memang, ketika sedih mulai menguasai hati, dukungan dari orang terdekat sangat diperlukan. Tidak perlu bertanya apa dan bagaimana masalahnya, cukup katakan kata-kata menyemangati itu lebih dari apa yang ia butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Jodoh Bertemu | Jung Jaehyun ✓
Historia Corta"Jangan memikat jika tak berani mengikat." Ketika ditanya kapan menikah, pasti bingung bagaimana menjawabnya karena belum terpikirkan siapa yang akan menjadi pasangan hidup. Ditambah, masih terjebak di masa lalu -di mana hati pernah terluka dan tert...