SINOPSIS Salaamun Qaulam-Mir-Rabbir-rahiim, salam cinta teruntuk para penghuni surga dari Sang Maha Cinta. Jika para Bidadari adalah lambang perhiasan surga, lantas mengapa mereka harus tinggal di liang neraka? Dosa apa yang telah mereka perbuat. Kesalahan apa yang membuat mereka terjerat? Ataukah, tanah surga itu nyatanya hanyalah sebuah kepalsuan. Sebagaimana banyak tempat ibadah yang penuh dengan comberan. Pun tak jarang, jurang curam nyatanya adalah istana indah ketuhanan. Aku terjebak pada dosa-dosa kelam keluargaku. Jubah putih, lingkar tasbih nyatanya tak menjamin membawa seseorang menuju permadani surga. Fitnah kejam yang merajalela, kotornya hati yang bersingga, menyeret keluargaku berbuat dzalim pada sebuah keluarga. Hak mereka terampas, keberadaan mereka terusir tuntas. Masa lalu masih kuat membenalu. Mampukah aku mengobati sederet luka para bidadari surga? Bisakah aku memadamkan api dendam yang masih membara? Satu hal yang kuyakini, sesakit apapun masa lalu mereka, seperih apapun kehidupan mereka, kelak para Bidadari itu akan bahagia sebagaimana para penghuni surga lainnya. Mereka tak akan lagi terusir. Mereka akan terus bahagia tanpa mengenal akhir. Wa naza'naa maa fii shudhuurihim min ghillin ikhwaanan 'alaa sururim-mutaqaabiliin. Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada di dalam hati mereka; Mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Q.S Al-Hijr: 47)
7 parts