"Aku pernah percaya bahwa tak akan ada sedetikpun waktu untukku berbahagia, meski hanya sekedar tersenyum tipis," ucap Rajendra Ibra Saddam. "Lantas, izinkan aku untuk berperan sebagai pelukis dalam hidupmu, Jendra," sahut Fazia Fabiola dengan tulus. Pertemuan dua insan yang memiliki perbedaan cara bertahan hidup membuat mereka saling mengerti betapa pentingnya menghargai waktu bersama orang-orang tersayang. Namun, tak pernah ada yang mau mengalah untuk mengakui kegagalan hidupnya. Mereka terlambat menyadari, dan membuat kesalahan fatal hingga membuat jalan hidupnya penuh coretan tinta tak berguna. Lalu bagaimana dengan peran Fazia bagi Jendra? Akankah Fazia berhasil melukis pelangi ataukah justru dia merupakan bagian dari coretan busuk itu?
7 parts