"Ayah bilang, setiap mahluk selalu punya cinta di hati mereka. Mereka seharusnya..." Tawan kecil terisak. Ia mengusap pipinya yang basah dengan lengan bajunya. Dua kali, dan pipinya belum juga kering. "Hei, kenapa menangis Tawan? Ini 'kan cuma cerita," ujar ayahnya panik. Segera ia memeluk anaknya dengan kasih sayang. "Sekarang tidurlah, jangan terlalu dipikirkan cerita itu." "Apa mereka akan membunuh gadis itu juga akhirnya?" Masih terisak Tawan berusaha menyelesaikan pertanyaannya. . . Awalnya Tawan mengira kalau dirinya hanya seorang mahasiswi yang dikutuk untuk dapat membaca apa saja masa lalu dari pikiran orang lain. Kecuali kematian misterius ayahnya. Sampai seorang gadis bernama Ira masuk melalui jendela kamarnya dan membuatnya sadar kalau ia bukanlah seutuhnya manusia!