Part I
"Kau berubah. "
Park Jimin mendelik hebat. Mata sipitnya serasa ingin keluar kalau bisa. Sedikit tercubit dengan kalimat Kang Seulgi. Wanita cantik mantan pacarnya sewaktu kuliah.
"Berubah apanya. Setelan pabrik aku memang kayak gini. " nadanya tajam. Tersirat tidak ingin diganggu. Apalagi oleh mantan pacar yang Jimin ketahui makin menawan. Namun, apa daya bukan siapa-siapa lagi.
Hubungan berapa tahun lalu itu telah kandas. Kenangannya habis dimakan waktu. Tapi, bagi Park Jimin, melupakan adalah hal yang mustahil. Cinta masih bersarang, namun logika berteriak. Untuk apa mengejar orang yang telah membuangmu?
"Kita tidak bisa kembali lagi?"
Deruan nafas Jimin cepat. Ingin rasanya ia memotong lidah wanita itu. Wanita yang membuatnya sulit untuk membuka diri. Wanita yang telah menggoreskan luka besar di hati dan pikirannya membentuk nama 'Kang Seulgi'.
Tidak tahu malu.
Jimin tergelak. Matanya menajam melihat sekeliling. Apapun asal bukan Seulgi. Tidak sudi ia melirik wanita itu. Walaupun tadi sempat terpana, namun Jimin bukan lagi laki-laki yang gampang dibodohi.
"Sadar diri, Kang Seulgi. Masa lalu hanya masa lalu. Untuk apa diulang? "
Suara Jimin rendah namun menggelegar. Kang Seulgi mundur selangkah. Jimin yang terkenal titisan malaikat itu telah menghilang. Yang tersisa di depannya adalah malaikat yang diusir dari surga. Hitam dan berbahaya.