"Apa almamatermu sudah siap?"
"Sudah, Sojung."
"Papan nama? Kotak bekal? Alat tulis?"
"Sudah semua, sayang. Dasar bawel!" Seokjin mencubit pipi Sojung gemas, membuat sang empu mengaduh dan memukul pundak Seokjin pelan.
"Aduh! Sakit!" seru Sojung. "Jangan panggil sayang-sayang dong, ew banget."
"Baper ya?"
"Apaan enggak!"
Awalnya mereka bertemu bertindak malu-malu, kini bak kucing-tikus yang tidak bisa berhenti bergaduh selama satu hari.
Tentu saja Umji senang akan hal itu, kini ada satu orang bergabung dengan timnya dalam melawan Seokjin. Kedua gadis itu bak dua tikus kecil yang berusaha mengerjai kucing besar.
Tiga bulan adalah waktu yang cukup bagi Sojung beradaptasi dengan keluarga ini. Berkat kebaikan keluarga Seokjin yang ikhlas menerimanya, Sojung semakin yakin bahwa masih banyak orang baik di dunia ini.
Sojung pun berusaha keras untuk menuruti keinginan ibu Seokjin, agar dia tidak kaku terhadap Seokjin dan keluarganya. Hingga akhirnya terbitlah Sojung yang mulai ceria.
Setelah tiga bulan ini juga, Sojung dan Seokjin harus siap bertempur menghadapi kehidupan perkuliahan yang baru. Sojung hanya bisa berharap, semoga pelaksanaan ospek kali ini tidak ada unsur 'senioritas' yang katanya menjadi ajang balas dendam para senior.
Sojung muak dengan hal-hal seperti itu.
"Kami berangkat, Ibu!" teriak Seokjin. "Aku ingin menangis karena terharu."
"Terharu kenapa?" tanya Sojung heran.
"Baru kali ini aku berangkat ke kampus sekitar jam lima pagi, masih terlalu awal! Oh, bahkan sangat!" dumel Seokjin. "Aku rindu masa SMA ku."
"Bersyukurlah karena tempat kampus kita dekat dari sini, Seokjin. Jadi kita tidak perlu bersiap lebih pagi lagi," ujar Sojung kemudian menatap ibu angkatnya. "Kami berangkat dulu, Ibu."
"Hati-hati di jalan kalian. Seokjin, ingat kata ibu jangan---"
"Jangan mengebut. Aku tau dan aku tidak akan mengebut, Ibu, oke?" ujar sang sulung meyakinkan sang ibu.
Meskipun Sojung hadir di keluarga mereka, ternyata tetap Seokjin menjadi yang tertua karena nyatanya Sojung lebih muda dari Seokjin. Hanya berbeda 3 hari.
"Dah, ibu! Kami berangkat!"
***
"Apa kita telat? Tidak 'kan? Kelihatannya kok sudah berbaris ya?"
"Ku rasa tidak, kita berangkat dari rumah jam empat pagi ko---"
"Astaga, Seokjin!" teriak Sojung yang membuat Seokjin terkejut. "Ini sudah pukul setengah enam!"
"Hah? Bagaimana bisa?"
"Ku rasa jam di rumah bermasalah. Salahku karena tidak mengecek jam di ponsel. Astaga!" jelas Sojung, panik.
"Kok kamu panik sekali sih? Kok aku tidak panik ya? Apa---"
"KALIAN NGAPAIN? MALAH NGOBROL, DALAM HITUNGAN SATU SAMPAI LIMA JIKA TIDAK KESINI DENGAN PAPAN NAMA KALIAN AKAN DIHUKUM!"
Jelas saja Sojung dan Seokjin langsung panik dan ribut. "Ayo cepat pakai papan namamu!"
"Aaa, Sojung bantu aku!"
"Dasar kau ini!"
"SATU!"
"Sojung ayo!" Seokjin menggaet salah satu lengan Sojung kemudian mereka bergegas berlari ke arah barisan-barisan itu.
"DUA!"
Entah kenapa kedua insan itu justru saling melempar tawa sambil berlari. Seokjin sama sekali tidak khawatir jika dia terkena amukan kakak tingkatnya.
"TIGA!"
Kemudian Seokjin menatap langit, menatap sang bulan yang ternyata masih betah berada di langit yang mulai cerah, menanti kedatangan matahari.
Haruskah Seokjin berterima kasih pada bulan? Berkatnya, Seokjin menjadi merasa hidupnya sedikit lebih berwarna karena kehadiran Sojung.
"EMPAT!"
Tepat! Seokjin dan Sojung berhasil berada di barisan sebelum di detik kelima. Kini kedua insan itu saling berpandang dan mengucapkan,
"Terima kasih."
"LIMA."
Entah bagaimana nanti kisahnya dengan Sojung akan berlanjut, Seokjin akan selalu berharap dia akan selalu bisa menatap bulan yang indah dengan gadis itu,
Kim Sojung.
As time time for the moon night~
Mari bertemu dalam mimpi.Tidak, bisakah Seokjin mengganti lirik lagu kesukaannya? Karena nyatanya Sojung yang awalnya Seokjin yakin hanya akan menjadi mimpinya---karena hanya sekedar teman online---kini justru dapat di sampingnya.
As time time for the moon night~
Kini kau dan aku bersama.End
***
Jas almamater mereka warna item 😆.
So happy akhirnya end! Yeay! Tenang aja, ada bonus partnya kok. Thank u buat yang udah stay sampai sini ❤️
Btw, sebelum itu aku mau minta pendapat dong. Menurut kalian cerita ini gimana? Apa ada sesuatu yang kalian suka dari cerita ini? Kalau iya dari segi apa? Thank you kalau udah mau jawab. ❤️👉
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moon Night [KSJ-KSJ] ✓
FanfictionEND. Bulan itu membuat mereka merasa dekat, meskipun mereka terpisah oleh jarak. "Kau tahu? Selama ini aku lebih mengagumi matahari terbit atau terbenam. Tapi semenjak kau memberitahuku bahwa bulan itu indah, aku jadi lebih menyukai bulan. Karena s...