3 ; Adik Gila

169 40 0
                                    

"Ibu, ku rasa anakmu itu gila. Beberapa hari ini dia senyum-senyum sendiri sambil menatap ponselnya sampai kerajinanku diabaikan huh!"

Seokjin yang mendengar ucapan adiknya itu lantas menoleh. "Apa sih? Itu 'kan kerajinanmu, jadi kerjakan sendiri, Umji!"

Gadis itu—Kim Umji—berganti menatap sang kakak tajam sambil berkacak pinggang. "Siapa yang pernah bilang mau bantuin kerjain kerajinan aku, huh! Awas saja ya, kalau kakak meminta bantuanku untuk jadi model foto kakak."

"Ya sudah, kakak tidak peduli tuh."

"Hih, kakak!"

"Ssstt, sudah-sudah ... kalian seperti anak SD saja tau," tegur sang ibu, menengahi anak sulung dan bungsunya yang saling melempar tatapan tajamnya. "Oh baiklah jika kalian tidak peduli, ibu akan memakan nasi goreng ini sendirian."

"Eh, tidak-tidak!" sahut Seokjin lalu menghampiri ibunya. "Aku juga mau, Bu!"

"Aku juga! Nasi goreng ibu yang terbaik!" seru Umji.

"Baiklah, sekarang duduk dan makan nasi goreng itu dengan tenang. Ibu akan memanggil ayah terlebih dahulu." Keduanya mengangguk kemudian fokus pada nasi goreng di hadapan masing-masing hingga hanya terdengar suara dentingan sendok yang bersentuhan dengan piring.

"Kak," panggil Umji dengan mulutnya yang masih penuh dengan nasi goreng, membuat pipi gadis itu menggembung yang membuat Seokjin gemas.

Seokjin lantas menyentil dahi sang adik membuat gadis itu mengaduh. "Sakit tau!"

"Kalau mau ngomong, ditelan dulu makanannya," ujar Seokjin. "Kenapa sih?"

"Serius deh, kakak jujur ya. Beberapa hari ini kakak tuh bertingkah gila, senyum-senyum liatin ponsel. Jangan-jangan kakak udah punya pacar ya?"

Seokjin membulatkan matanya mendengar ucapan adiknya—lebih tepatnya dugaan dari adiknya. "Hei, memang kalau senyum-senyum menatap ponsel itu berarti punya pacar? Pemikiranmu kuno sekali, Umji."

Sang adik memutar bola matanya malas. "Ya coba pikir aja deh. Selera humor kakak aja rendah, kalau kakak lihat video receh sampai senyum-senyum gitu, aku agak gak percaya sih. Jadi, yang bisa ku simpulin sekarang adalah ... kakak punya pacar!"

"Seokjin punya pacar? Benarkah?" sahut sang ibu yang tiba-tiba datang.

Gawat sudah, gara-gara mulut ember adiknya itu semua jadi salah paham. "Tidak! Jangan pedulikan apa perkataan Umji!"

Umji tetap tidak mau kalah dan mulai menghasut sang ayah dan ibu. "Coba deh, ayah dan ibu pikir ... kalau setiap waktu terus tersenyum sambil menatap ponsel, itu berarti apa yang terjadi? Kak Seokjin itu berbalas pesan dengan pacarnya! Uh, kali ini pasti tebakanku benar."

Sang ayah hanya memutar bola matanya malas kemudian memilih untuk makan. Membiarkan kedua anaknya itu berdebat ria.

Sedangkan sang ibu justru ikut dalam percakapan dua kakak-beradik itu. "Emm, benar juga kau, Umji."

"Ibu kenapa sih ikut-ikutan Umji? Bocah seperti dia gak usah didengerin."

"Wah, kalau begini sih aku makin yakin, Bu ... kalau kak Seokjin punya pacar karena dia berusaha menutupinya."

"Hei, mana ada seperti itu?"

"Ada satu cara untuk mengetahuinya. Seokjin, ambil ponselmu ... ibu akan mengeceknya."

Seokjin terkejut sedangkan Umji tersenyum bangga, merasa dia telah mengalahkan kakaknya dengan mudah. "Ibu, aku sudah 18 tahun! Untuk apa ibu mengecek ponselku?"

"Ya untuk memastikan tadi, apa kau punya pacar dan siapa dia."

"Aish, baiklah! Aku mengaku!" ujar Seokjin akhirnya, merasa kesal dengan pembicaraan yang sungguh membuatnya pening. "Aku memang sedang dekat ... dengan seorang gadis."

"Ugh, aku terkejut dan tebakanku benar!" balas Umji, tetapi gadis itu membuat ekspresi seolah dia benar-benar terkejut. "Apa itu artinya aku akan punya kakak ipar?"

"Pemikiranmu terlalu jauh bocah! Dia hanya temanku ... karena dia lucu dan kami memiliki hobi yang sama, makanya kami bisa nyambung saat bertukar pesan. Oleh karena itu, aku tersenyum karena senang bisa mendapat teman yang sehobi!"

"Aku tidak per ... ca ... ya! Pokoknya dia pacarmu 'kan?" Setelah mengatakan hal itu, Umji beranjak dari tempat duduknya dan melesat pergi entah kemana.

Seokjin yang melihat Umji pergi akhirnya bernapas lega, setidaknya telinganya bisa beristirahat dari ocehan gadis itu. "Sebenarnya waktu hamil Umji, ibu mengidam apa sih? Cerewet sekali dia itu."

Sang ibu hanya terkekeh. Sementara ayahnya menyahut, "Umji itu menuruni sifat ibumu, Seokjin. Bayangkan ayah yang sudah hidup bertahun-tahun lamanya dengan ibumu?"

"Wah, berarti telinga ayah sudah kebal ya?"

"Tentu saja!" balas sang ayah kemudian mereka berdua terkekeh dan bertos ria, berhasil membuat sang ibu mengerucutkan bibirnya kesal.

"Dasar kalian berdua!"

Setelah selesai bercanda dengan kedua orang tuanya, Seokjin bergegas melanjutkan makannya sampai habis. Hingga akhirnya lelaki itu berdiri dan pamit untuk ke kamarnya terlebih dahulu.

Sampainya di kamar, Seokjin membuka mata dan mulutnya lebar-lebar melihat sang adik memegang ponselnya dan melakukan sebuah video call dengan seorang gadis.

"Oh, hai Kak Seokjin! Aku sudah berkenalan dengan pacarmu!" ujar Umji, raut wajah gadis itu terlihat sangat senang. "Dia cantik, aku merestui kalian!"

Seokjin mengembuskan napas kasar dan memijit dahinya, tanda ia benar-benar frustrasi dengan tindakan sang adik. "Dasar adik gila! Sini kau!"

***

Umji GFriend
As
Kim Umji (Seokjin's sister)

Umji GFriendAsKim Umji (Seokjin's sister)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note:

Ada yang punya adik seperti karakter Umji di sini? 😆
Sojung sama Seokjin akan cpt ketemu kalau kalian tekan2 bintangnya 😆😊

Time For The Moon Night [KSJ-KSJ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang