Asik menggelitik sang adik, Seokjin berhenti saat ada suara yang menginterupsi. "Hei, sudah, Seokjin. Kasihan adikmu."
Seokjin bergegas mengambil ponselnya dan di layar terdapat wajah Sojung yang tengah tersenyum menatapnya.
Seokjin baru tahu wajah Sojung hari ini karena gadis itu tidak memasang foto profil dan setelah ia mengetahuinya hari ini. Seokjin terkejut—lebih tepatnya terkagum—karena wajah cantik Sojung.
Wajah gadis itu terlihat bersih, matanya hampir mirip seperti Umji, hidungnya mancung. Benar-benar ciri wanita cantik—bagi Seokjin.
"Em, ma ... maaf, Sojung, adikku pasti mengganggumu ya?" ujar Seokjin, lelaki itu berusaha mati-matian untuk menahan rasa gugupnya.
"Tidak, aku suka dengannya! Dia gadis yang ceria, Seokjin."
"Bukan ceria, lebih tepatnya cerewet," balas Seokjin yang dibalas kekehan oleh Sojung di sebrang sana. "Em, omong-omong kau cantik, Sojung."
Sojung terlihat diam sebentar dan menundukkan kepalanya. "Te ... terima kasih, Seokjin. Kau juga tampan, lebih tampan dari foto aslimu."
"Hahahaha, terima kasih, Sojung. Maaf sekali lagi kalau adikku benar-benar mengganggumu, dia memang lancang sekali membuka ponselku tanpa izinku."
"Tidak apa-apa, Seokjin. Kalau begitu aku tutup telponnya ya? Dah!"
Seokjin membalas lambaian tangan Sojung dengan kikuk. "Dah, Sojung."
Lelaki itu menutup panggilan kemudian menatap adiknya tajam, tetapi Umji justru menatapnya dengan tatapan meledeknya. "Aw, apa itu tadi? Kau cantik Sojung. Aduhhhh!"
"Apasih? Kau itu ya, tidak boleh lancang seperti tadi!" seru Seokjin.
Umji justru menjulurkan lidahnya. "Aku tidak peduli! Lagipula Kak Sojung juga tidak masalah kok. Wlee!"
Melihat sang adik yang kabur, Seokjin hanya bisa berdecak kesal.
"Ada nggak ya jasa adopsi adik?"
***
Malam ini, Seokjin sudah sedikit sibuk karena menyiapkan berkas-berkas yang baru saja ia unduh kemudian ia print untuk digunakan registrasi di kampus nanti. Memang masih lama sih waktu untuk ke kampus, tapi mempersiapkan dari sekarang, tidak masalah 'kan?
"Kak, coba keluar deh ... bulannya hari ini bagus banget." Ucapan Umji membuat Seokjin langsung menoleh.
"Serius?"
"Buat apa sih aku bohong?" jawab Umji, sedikit kesal karena kakaknya selalu menganggapnya berbohong.
Seokjin beranjak dari duduknya kemudian mengambil kamera berwarna abu-abu yang selalu ia pakai. Kemudian, lelaki itu keluar.
"Wah, cantik sekali," gumam Seokjin. "Pantas saja Sojung sangat menyukai bulan."
Tangannya bergerak untuk mengoperasikan kamera yang ia bawa, kemudian dengan teliti, Seokjin memotret pemandangan bulan hari ini.
Lelaki itu segera memindahkan hasil jepretannya ke ponsel. Setelah itu mengirimkan ke teman (dekat) barunya itu.
Kim Sojung
Hari ini bulannya bagus, Sojung!
📸photoIya! Aku juga sedang di luar memandang bulan hari ini. Rasanya aku ingin tidur di luar saja, hahaha.
Jangan begitu, udara malam sangat dingin. Jika sudah puas melihat bulannya, kau harus masuk rumah kembali, oke?
Wah, baik ayah! 😂
Hei, memang aku ayahmu? 😡
Hahahaha. Karena kau begitu perhatian padaku! 😊
Seokjin coba tebak, kenapa aku suka pada bulan?Emm, karena bulan itu cantik?
Selain itu?
Emm, karena sinarnya yang bagus?
"Loh, kok nggak dibales?" Seokjin mengeryitkan dahinya karena Sojung tak kunjung membalas pesannya.
Lelaki itu bahkan rela menunggu sampai satu jam, tetapi pesan yang ia harapkan tidak juga muncul. "Mungkin dia sudah tidur?"
Seokjin menatap sang bulan yang masih setia memancarkan sinarnya. "Ah, andai kau dapat berbicara, Bulan. Tolong sampaikan pada Sojung di tempatnya, aku sedang menunggu pesannya. Hahaha."
Kini Seokjin menganggap dirinya yang gila, karena berbicara dengan bulan.
***
Entah kenapa aku tiba2 ga yakin sama cerita ini :/
Makasih ya yang udh mau baca&vote ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moon Night [KSJ-KSJ] ✓
FanfictionEND. Bulan itu membuat mereka merasa dekat, meskipun mereka terpisah oleh jarak. "Kau tahu? Selama ini aku lebih mengagumi matahari terbit atau terbenam. Tapi semenjak kau memberitahuku bahwa bulan itu indah, aku jadi lebih menyukai bulan. Karena s...