[ Eight ]

189 44 20
                                    

Dahyun dan Jeongyeon akhirnya sampai dihalaman kampus. Beruntung, tidak ada penjagaan yang ketat disini. Jadi mereka tidak mendapat hukuman apapun karena terlambat.

"Astaga!"

Jeongyeon yang mendengar suara pekikan Dahyun segera mendekati teman nya itu.

"Kau kenapa Buldo?!"

Dahyun terlihat mengucek matanya berulangkali.

"Mataku..."

"Wae? Ada apa dengan matamu?" Jeongyeon yang penasaran pun ikut memperhatikan monolid tajam milik Dahyun.

"Ya Tuhan! Tolong aku..." Dahyun kelabakan sendiri. Ia mengedar pandangan nya kesekitar hanya untuk memukul kepalanya lagi.

Dahyun tersadar, ia lantas menoleh kearah Jeongyeon. Melihat tubuh teman nya itu dari ujung kaki hingga kepala.

"Jeongyeon, kau... Astaga! Ada apa dengan mataku?"

"Yah! Jangan buat aku panik. Ada apa? Kau tidak bisa melihat?"

Dahyun menggeleng. Ia memejamkan matanya rapat-rapat. Sungguh, sesuatu yang dilihatnya ini tidak masuk akal sama sekali.

"Buka matamu! Yah!" Jeongyeon mencoba menarik tangan Dahyun menutupi wajahnya sendiri.

"Shirreo! Semua ini sangat memalukan. Kenapa dengan mataku?" Isaknya.

Jeongyeon yang mendengar suara isakan Dahyun pun semakin kalut. Dia tidak tau mengapa teman nya itu tiba-tiba berubah seperti ini. Padahal tadi didalam taksi mereka baik-baik saja. Dahyun bahkan tertidur selama diperjalanan.

"Jeong... bawa aku pergi dari sini."

"Odiga? Kita ada kelas" jawab Jeongyeon.

Namun Dahyun tidak bereaksi. Ia tetap menutup mata dengan kedua tangannya. Melihat itu, Jeongyeon pun menurut. Ia membawa Dahyun ke ruangan kosong di pojok gedung fakultas.

"Oke. Sekarang katakan padaku. Sebenarnya ada apa denganmu?" Tanya Jeongyeon setelah menutup pintu.

Dahyun pun mulai membuka matanya. Namun ia sama sekali tidak melihat kearah Jeongyeon.

"Yah! Kenapa tidak mau melihatku?!"

"Shirreo!" Dahyun menolak dengan tegas.

"Astaga. Cepat katakan, kau kenapa?!" Jeongyeon mencoba membuat Dahyun untuk menghadap dirinya. Namun gadis itu bersikukuh untuk tetap memunggungi dirinya.

"Kau mau bertengkar denganku, hah?!"

Dahyun hanya menggeleng. Membuat Jeongyeon semakin geram.

"Lalu, katakan! Kau kenapa!"

"Aku malu..."

"Jinjja, Buldo! Kau sungguh memancing emosiku!"

"Kau pasti tidak akan percaya"

"Katakan sekarang atau aku pergi dari sini!" Ancam Jeongyeon.

Dahyun menggeram. Ia juga sama bingungnya. "Aku..."

"Ne, kau kenapa?"

"Aku bisa melihat..."

"Melihat apa?"

"Aku bersumpah, Jeongyeon. Aku sedang tidak bercanda."

"Astaga. Iya! Makanya cepat katakan. Kau bisa melihat apa?"

"Aku bisa melihat bagian dalam seseorang. Maksudnya organ dalam. Argh! Bagaimana mengatakannya? Tapi aku... Mataku... aku bisa melihat apa yang ada didalam tubuh orang-orang. Eottokhae?!"

MEMORIES BRING BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang