[ Seven ]

209 45 3
                                    

Dahyun merasa jengah. Pasalnya sudah hampir setengah jam mereka bertiga hanya duduk dan tidak saling bicara. Padahal mereka sudah berada disana cukup lama.

"Kalian ada masalah? Kenapaㅡ"

"Aku ada urusan" tiba-tiba Jeongyeon menyela dan bangkit dari duduknya.

"Yah! Aku belum selesai bicara!" Cegah Dahyun.

Sedangkan Nayeon, ia hanya mendongak tak minat melihat kedua temannya itu.

"Lepas! Punya hak apa kau mengaturku?!" Sinis Jeongyeon.

Dahyun menggeram marah. Seharusnya, bukankah ia yang marah? Terlebih pada gadis arogan yang kini hanya diam sembari sesekali menyeruput Latte nya itu dengan santai.

"Kenapa harus berteriak?! Kau tau, kita baru dua bulan berteman! Kau tidak seharusnya berteriak padaku!"

Jeongyeon berdecih. "Kukira, kita tidak usah berteman lagi. Dua bulan tidak masalah untuk menganggap semuanya tidak pernah terjadi"

Dahyun lagi-lagi menahan emosi. Sejak hari itu, dimana ia menyusul Nayeon ke Itaewon, mereka bertiga memang tidak pernah bertemu lagi. Ah, masih bertemu karena pada dasarnya, mereka satu kelas.

Tapi tidak ada sapaan sama sekali. Ketiganya bertingkah seperti tidak saling mengenal.

Hari ini, mereka hanya tidak sengaja dikumpulkan bersama karena kebetulan berada dalam kelompok yang sama.

"Jangan membahas apapun selain tugas dari Dosen. Kenapa kalian kekanakan sekali?" Nayeon membuka suara karena sudah muak dengan pertikaian didepannya.

Jeongyeon menatap sekilas gadis yang sampai sekarang tidak memberi nomor ponselnya itu. Hah. Teman macam apa dia?!

"Aku hanya heran, bagaimana seorang teman bisa melupakan tugasnya sebagai teman?" Sindir Jeongyeon.

Ia kembali duduk dan menghabiskan jus alpukat miliknya dengan cepat. Ingatan itu...saat dia mati-matian berlari dari kejaran para namja yang tengah mabuk, sontak membuat tenggorokannya terasa kering.

Dadanya juga bergemuruh hebat.


Sedangkan Dahyun, ia merasa tersindir oleh ucapan Jeongyeon menyusul dan kembali duduk ditempatnya semula.

"Katakan apa yang ingin kau katakan. Jangan jadi pecundang yang bisanya cuma menyindir"

Jeongyeon memberi tatapan tajam pada Dahyun. "Kau tau malam dimana aku menelponmu hah? Yah bodoh! Aku sedang dikejar beberapa namja yang mabuk! Mereka hampir memperkosaku jika pria itu tidak datang!"

"Lalu apa salahku? Bukan aku yang menyuruh mereka mabuk lantas memperkosa dirimu!" Bela Dahyun.

Benarkan? Itu bukan salahnya.


"Kau!"

"Katakan dimana kau saat itu"

"Gang kecil tidak jauh dari Supermarket dekat stasiun"

Jawaban Jeongyeon membuat Dahyun berdecih sinis.

MEMORIES BRING BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang