📌 Karangan narasi adalah jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang memiliki rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karangan narasi merupakan pengisahan suatu cerita atau kejadian. Karangan narasi juga didefiniskan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia sebagai cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa.
Lalu apa bedanya karangan narasi dengan deskripsi?
Pertanyaan ini seringkali muncul karena gaya penceritaan dalam karangan narasi tidak jarang dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi.
📣Jika karangan narasi merupakan jenis karangan yang mengisahkan suatu kejadian berdasarkan urutan waktu.
📣 Sedangkan karangan deskriptif merupakan karangan yang berisi gambaran mengenai suatu keadaan sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan juga merasakan keadaan yang sama dengan penulis.
Tiga unsur pokok karangan narasi, yaitu kejadian, tokoh, dan konflik.
Ketika ketiga unsur pokok itu bersatu, maka akan terbentuk sebuah plot atau alur cerita pada karangan narasi. Karangan narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
Karangan narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris. Contoh dari karangan narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
Sementara itu, karangan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh dari karangan narasi sugestif adalah novel, cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), dan juga cerita bergambar (cergam).
✒Cara menyusun karangan narasi
Secara sederhana, pola karangan narasi memiliki susunan dengan urutan :
1. Awal, bagian ini diisi dengan kalimat pengantar yang memperkenalkan situasi serta tokoh-tokoh dalam karangan narasi.
2. Tengah, di bagian tengah ini karangan narasi umumnya memiliki konflik. Konflik pada pertengahan ini akan diarahkan menuju klimaks cerita. Secara berangsur-angsur konflik ini akan mereda.
3. Akhir, bagian akhir akan menampilkan akhir cerita yang mereda. Bagian ini dapat diceritakan secara singkat, namun tidak sedikit pula yang menceritakannya dengan langkah yang panjang. Bahkan, tidak jarang akhir cerita dibuat menggantung dan mempersilakan pembaca untuk menebak akhir cerita sendiri.
🌻 Q & A 🌻
Q || Karangan narasi yang berisi fakta disebut narasi *ekspositoris*. Contoh dari karangan narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
Pertanyaannya, gimana sih karangan narasi ekspositoris dari biografi, dan autobiografi?
Ocha belum paham yang itu kak🙏A || ⏭ Buku diary ini sifatnya rahasia karena mengisahkan secara bebas kehidupan pribadi seseorang, sedangkan autobiografi merupakan teks yang mengisahkan kehidupan pribadi si penulis dengan batasan tertentu. Serta terdapat beberapa bagian system penulisan di dalamnya yang tidak boleh dihilangkan agar si pembaca bisa memahami dengan jelas dan baik. Jika merujuk pada KBBI, Anda bisa memahami bahwa definisi autobiografi adalah suatu teks yang di dalamnya mengisahkan tentang riwayat hidup yang ditulis oleh orang yang bersangkutan secara pribadi (diri sendiri). Tulisan didasarkan pada pengalaman nyata si penulis, serta menggunakan sudut pandang pihak pertama sebagai tokoh utama dalam cerita, seperti “Saya”, dan “Aku”.
Q || Kak mau tanya, untuk sebuah prolog atau bab 1 dalam cerita lebih bagus menggunakan karangan narasi atau karangan deskriptif?
A || ➡️ karena aku orangnya tidak mau ribet. Aku pilih karangan kreasi. Karangan narasi menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau serangkaian kejadian, sehingga pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita itu.
Q || gimana cara untuk membuat pengantar cerita itu menarik
A || ➡️1. Ambil bagian dari isi konflik cerita yang paling menarik agar pembaca semakin penasaran.
2. Buatlah prolog langsung masuk kedalam inti cerita, namun buatlah sesingkat mungkin agar pembaca lebih penasaran.
3. . Prolog sebaiknya tidak terikat sama sekali dengan capter 1 di dalam cerita.
4. Jangan bertele-tele.Q || gimana cara buat menyelesaikan konflik yang berkesan bagi pembaca
A || ➡️1.FOKUS PADA IDE CERITA
2. MUNCULKAN KEJUTAN DALAM CERITA
3. KEMBANGKAN KONFLIK MENJADI ANAK KONFLIK
4. SELALU HADIRKAN INFORMASI BARUQ || Cara mengembangkan konflik itu gimana yah kak?
A || Informasi baru sangat penting untuk membuat pembaca tetap bertahan dengan cerita kita. Karena tanpa ada informasi baru, cerita jadi membosankan. Cerita juga tidak bergerak maju dan jalan di tempat.
Kita ambil contoh cerita tentang persahabatan tadi. Informasi yang dibuat penulis adalah ANDRA yang ternyata diam-diam menyukai SINTA. Akibat dari sikapnya ini, beberapa hal mulai terjadi.
Misal :
– BELA ternyata punya penyakit serius. Yaitu kanker hati. Hidupnya tak akan lama lagi. Satu keinginanya hanya cintanya dibalas oleh ANDRA. Tapi karena ANDRA tak mencintainya, BELA jadi frustasi dan memutuskan pergi.Ide cerita sendiri diusahakan berpatokan pada masalah tokoh utamanya. Jadi, fokus pada ide cerita artinya juga fokus pada masalah tokoh utamanya. Jangan sampai penulis terlalu asyik membahas cerita tokoh pendukung, sampai-sampai tokoh utamanya diabaikan. Ini bahaya, karena bisa menggeser posisi tokoh utama. Sehingga cerita jadi menyimpang dan tidak menarik lagi.
GIMMICK adalah kejutan yang lahir dari pengembangan konflik utama. Sifatnya melahirkan informasi baru yang disampaikan lewat tokohnya. Sehingga pembaca menjadi penasaran dan memaku diri untuk terus mengikuti jalannya cerita
Buatlah ploting untuk mempermudah menganalisa konflik. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar cerita tetap pada jalurnya. Tidak melebar kemana-mana. Temukan satu konflik utama, lalu kembangkan menjadi anak konflik.
Sistem roket yang saya gunakan di sini, maksudnya cerita tetap meninggi hingga akhir cerita. Biasanya sistem ini saya gunakan jika ingin membuat ending terbuka. Yaitu konflik yang dibangun di awal cerita, tidak pernah mengalami penurunan. Tapi terus meninggi hingga puncak. Setelah itu, konflik menurun sedikit, tapi kemudian meninggi lagi dengan adanya kejutan tak terduga.
Hindarilah sebuah lompatan yang tiba-tiba. Jika ingin melakukan lompatan gunakanlah transisi. Biarkan jalan ceritamu mengalir secara berurutan yang benar-benar masuk akal.
Q || Kalau menulis naskah itu kebanyakan narasi bisa nggak?
A || Banyak narasi bisa-bisa aja, supaya pembaca juga bisa membayangkan apa yang kamu tulis. Tapi, kalau menurut aku, kebanyakan narasi bisa membuat pembaca jadi bosan yaa, jdi sewajarnya ajaa. Ingat, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Jadi, kita bisa bikin cerita yang narasi dan dialognya seimbang.
16-11-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Kodomo Bagi-Bagi Ilmu Kepenulisan
RandomKodomo Literacy Academy atau yang kerap disapa DOMOLIT akan membagikan pembahasan dan ilmu tentang dunia kepenulisan serta literasi, yang tentunya sangat bermanfaat untuk kita semua yang mau belajar lebih jauh lagi. Penasaran? Yuk, disimak baik-baik...