Osamu menatap penampilan Kita dari atas hingga bawah. Merasa sedikit miris dengan penampilan Kita sekarang. Bukan bermaksud apa-apa hanya saja baju yang diberikan Atsumu terlihat sedikit...um, kasar?. Atsumu memang memberikan baju yang layak pakai yaitu sebuah dalaman kimono berwarna merah marun yang dibalut dengan jaket kimono berlengan panjang dan lebar berwarna putih, lalu jaket tersebut diikat dibagian pinggang dengan tali berwarna merah, dan untuk bawahan Atsumu memberikan Kita celana balon selutut sewarna dalaman kimono. Kita tampak seperti pekerja kasar dibandingkan dengan yang lainnya. Kalau saja Atsumu berada di hadapannya sekarang sudah Osamu pastikan kepala kakaknya itu mendapat jitakan cinta dari tangannya.
Sekarang Kita berada di kamar Osamu, setelah sebelumnya Osamu menjemput Kita dari ruangan Atsumu. Jika dibandingkan dengan kamar Atsumu sebelumnya, kamar Osamu jauh lebih simpel hanya berisi futon besar yang tebal, sofa kecil yang ditemani oleh sebuah meja, lemari kayu persegi dengan empat buah pintu dan juga terdapat kuali besar berwarna merah dengan ukiran emas di pojok ruangan. Lalu tak lupa juga yang menjadi ciri khas bangunan ini, dinding yang dilapisi bunga pink kecil dan sinar bulat cerah di langit-langit ruangan.
“Aku tidak tahu kau menyukai onigiri atau tidak, tapi aku membuatkan ini untukmu" Osamu memberikan sepiring onigiri ke hadapan Kita. Saat membuatnya Osamu sudah berusaha untuk mengingat berbagai macam makanan bumi agar bisa diterima oleh Kita lalu pada akhirnya pilihan Osamu jatuh kepada onigiri karena mudah dibuat .
Kita yang melihat onigiri pemberian Osamu membuat perutnya berbunyi mengingatkan ia jika seharian ini Kita belum makan apapun kecuali sarapannya yang sangat dikit sekali. Kita harus berterima kasih banyak banyak pada Osamu karena sudah menyelamatkan dirinya dari kelaparan. Terlebih rasa onigiri yang Osamu berikan sangat enak sehingga Kita nyaris tidak memberikan jeda pada gigitannya.
“Maafkan Atsumu ya jika dia berbuat jahat padamu" Osamu memulai pembicaraan diantara mereka berdua, tidak ingin ruangannya hanya berisi keheningan
Kita menjeda kegiatan makannya. Sedikit terkejut dengan perkataan Osamu yang tepat sasaran. “Eh, bagaimana kau tahu?”
Osamu menjeda sebentar jawabannya, terlihat seperti bernostalgia suatu adegan di kepalanya “Aku mengenal Atsumu dengan baik, ia selalu seperti itu dengan manusia dan juga pendatang baru yang masih tertinggal sedikit roh kemanusiaannya”
Kita terdiam, alisnya sedikit menukik saat mendengar jawaban Osamu.“Apa dia sebenci itu dengan manusia?” entah mengapa tapi mengetahui jika manusia sepertinya dibenci oleh Atsumu membuatnya sedikit marah. Sombong sekali, padahal Atsumu sendiri juga merupakan manusia dahulunya.
“Mmm, yaaa begitulah" Osamu menggaruk sebelah wajahnya kikuk “Ia mempunyai alasan sendiri untuk itu"
“Kita tidurlah, kau pasti lelah seharian ini" Osamu mengganti topik pembicaraan. Ia menepuk-nepuk futon disebelahnya menyuruh Kita untuk masuk ke dalamnya.
“Selamat malam Osamu, terima kasih untuk hari ini" Sebelum dirinya terbaring diatas futon Kita menyempatkan diri untuk berterima kasih kepada Osamu mengingat Osamu sudah banyak membantunya hari ini
“Selamat malam juga Kita"
.
.
.
Kita terbangun dari tidurnya, ia tidak tahu sudah berapa lama ia tertidur tetapi badannya cukup rileks sekarang. Ia harus berterima kasih pada Osamu nanti karena telah meminjamkan futonnya
Kita berjalan ke arah satu-satunya jendela disana. Jendela besar dengan pinggiran kayu berwarna hitam. Kebiasaan Kita setelah bangun tidur adalah membuka jendelanya, melihat matahari pagi menyinari kamarnya
Alih-alih matahari yang Kita lihat karena ia pikir ini sudah pagi ia justru menemukan ribuan bintang di langit malam. Melihat kebawah, ia menemukan bagian bawah kastil yang terbuat dari batu, persis seperti kastil kekaisaran Jepang di buku sejarahnya. Lalu dibawah kastil ini terdapat tanah yang sedikit lebih luas sebagai lahan yang tersambung oleh jembatan panjang yang menjadi penghubung kastil ini dan bagian ujung sana yang tidak dapat Kita lihat karena sangat jauh. Akhir dari jembatan itu tertutupi oleh aurora besar berwarna hijau, biru dan sedikit ungu seakan mengundang keingin tahuan Kita tentang apa yang disembunyikan aurora tersebut.
“Eh?” Kita melihat seekor rubah besar berlari melewati jembatan tersebut. Ia merasa tidak asing dengan rubah tersebut, berwarna kuning keemasan dan juga mempunyai sembilan ekor “Atsumu?!” mata Kita mengekori kemana Atsumu pergi, melintasi jembatan panjang tersebut hingga ujung dan tertelan oleh aurora. Meninggalkan tanda tanya di kepala Kita tentang kemana perginya Atsumu.
Cukup lama Kita terdiam sampai ia mencari keberadaan Osamu. Kita menutup kedua belah jendela tersebut dan berjalan ke arah pintu kamar. Ia melihat kondisi sekitarnya untuk mencari di mana Osamu, tapi sepertinya mustahil karena banyak yang berlalu lalang dan terlihat sibuk. Kemungkinan Osamu pun juga sibuk saat ini, tapi tak apa-apa ini kesempatan Kita untuk menjelajahi kastil ini.
Kita tidak tinggal diam di tempatnya, ia jalan menyusuri koridor yang terhubung oleh beberapa kamar dan mencari tangga untuk turun mengingat kmar Osamu berada di lantai tiga. Boleh jadi Kita panik saat pertama kali ia menginjakkan kaki disini, tapi kesempatan langka seperti ini tentu saja tidak boleh disia-siakan. Untuk ukuran seseorang yang nerd terhadap astronomi dan sekawannya tempat ini bagaikan surga bagi Kita. Ia akan menyelusuri tempat ini satu persatu, untuk menambah pengetahuannya akan astronomi
Kita menuruni tangga satu-persatu menuju lantai paling bawah. Ia akan memulainya dari lantai bawah hingga lantai atas, pengecualian untuk lantai teratas dimana ruangan Atsumu berada, takutnya ia malah masuk ke tempat yang di larang oleh Atsumu dan ketahuan. Kita tida ingin membuat Atsumu murka. Mencari perkara dengan rubah satu itu adalah hal terakhir yang Kita inginkan dalam hidupnya.
“Bagaimana ini?! Mengapa bisa hilang?” salah satu perempuan berambut pirang panjang bertanya pada temannya “Aku juga tidak tahu, ini gawat!” Perempuan satunya yang berambut hitam pendek menjawab panik. Entah apa yang mereka bicarakan Kita tidak tahu, tapi jika mengamati keadaan di lantai bawah ternyata semua penghuni disini terlihat panik, mereka terus meracau seperti ‘kita dalam masalah besar' atau ‘gawat' bahkan banyak penjaga bintang turun ke lantai ini seakan meminta pertolongan satu sama lain, sepertinya mereka menghadapi masalah yang cukup besar. Bahkan para pohon-pohon kecil berlarian kesana kemari, nyaris salah satunya menabrak kaki Kita sebelum pohon itu menghindar dengan gesit. Inginnya Kita bertanya tentang hal apa yang sudah membuat mereka panik, tapi mengingat Kita hanya pendatang asing disini Kita mengurungkan niatnya.
Kita berjalan menyusuri lantai bawah, sedikit kepayahan karena banyak yang berlarian kesana kemari dan terlihat lebih ramai dari hari sebelumnya. Mau tidak mau kita terseret ke pojok ruangan. Kita berusah payah agar dirinya tidak tertabrak atau terseret oleh para penjaga bintang disini, beruntung sebelum dirinya benar-benar terhimpit ke tembon ia menemukan pintu besi kecil. Kita segera membukanya berharap ia dapat keluar dari situasi ini.
Baiklah, Kita menyesali keputusannya. Karena yang ia dapati sekarang adalah tangga yang cukup sempit tanpa pegangan sama sekali. Kita tahu jika ia sangat menyukai bintang dan ingin menyentuhnya, tapi dengan keadaan seperti ini dimana dirinya nyaris jatuh ke dalam angkasa yang absolut rasanya seram juga. Kita berbalik berusaha untuk balik ke ruangan sebelumnya, tetapi tepat di depan pintu saat ia ingin melangkah masuk salah satu penjaga bintang menabraknya, Kita oleng karena benturan yang keras tersebut dan gawatnya tidak ada apapun dibelakang Kita untuk menghalangi dirinya yang akan jatuh-
“Woah, woah perhatikan dirimu tuan. Kau nyaris jatuh ke dalam langit" terdapat sesuatu yang kecil tapi banyak berkumpul ramai di punggung Kita. Ia menyeimbangkan badannya dan berbalik mencari tahu apa yang barusan menyelamatkanya. Di depannya banyak sinar kuning kecil yang sudah tidak asing lagi bagi Kita, ini adalah sinar-sinar kecil yang terdapat banyak di dalam kastil.
“Terima kasih banyak atas bantuan kalian" Kita menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda terima kasih. Beruntung sinar-sinar sudah membantunya jika tidak mungkin Kita tidak akan melihat hari esok
“Sama-sama, perkenalkan namaku Hikari" salah satu diantara banyak sinar itu membalas perkataan Kita “Namaku juga Hikari" disahut oleh sinar yang lainnya “Aku juga Hikari" “Hey, namaku juga Hikari"
Kita yang melihat para Hikari berebutan memperkenalkan diri padahal nama mereka sama semua hanya sweatdrop.
“Ekhem! Baiklah Hikari, namaku Kita Shinsuke" Kita memgambil perhatian untuk menengahi keributan diantara para Hikari.
“Ah! Jadi kau yang bernama Kita Shinsuke, ningen yang nyasar hingga kesini" para Hikari tersebut memasang wajah sumringah dan mulai mendekati wajah Kita “Wah jadi ini yang disebut ningen ya" satu Hikari menatap wajah Kita “Kau manis juga ya” Hikari yang lainnya berebut untuk berada di depan wajah Kita “Hey, aku juga ingin lihat" sekarang para Hikari berdesakan untuk melihat wajah Kita dari dekat
“Sudah, Sudah" Kita menghentikan para Hikari tersebut, merasa risih wajahnya dipandangi sedemikian dekatnya.
“Kita ningen ikutlah bersama kami, siapa tahu kau dapat membantu” Kita sweatdrop untuk yang kedua kalinya karena mendengar panggilan aneh dari para Hikari. Sepertinya para Hikari ini memiliki kelakuan yang luar biasa “Baiklah" Kita yang memang bertujuan untuk menjelajahi tempat ini mengiyakan, siapa tahu dengan mengikuti mereka Kita dapat menemukan tempat-tempat menakjubkan lainnya
“Baiklah, turun lewat sini" Hikari turun melewati tangga menyuruh Kita untuk mengikuti mereka, mudah bagi para Hikari karena mereka terbang di udara, sedangkan Kita harus sangat hati-hati jika tidak ingin dirinya terjatuh, sebisa mungkin Kita menempelkan satu tangannya ke dinding, sebagai alternatif karena tidak ada pengangan tangga. Kita melangkahkan kakinya mengikuti kemana perginya para Hikari tersebut hingga di ujung tangga terdapat lorong yang cukup besar menjorok ke dalam. Kita masuk melewati lorong panjang tersebut hingga ia bertemu dengan seseorang sepertinya, yah pengecualian dengan sayap putih di punggungnya yang berbentuk seperti burung.
“Eh, apa kita kedatangan tamu?” si pemilik sayap itu berbalik dari kegiatan yang ia lakukan. Memperlihatkan wajah jenaka yang dihias dengan surai merah ke atas melawan gravitasi memperlihatkan keningnya dengan jelas. “Wah, kau si manusia itu bukan?” Pemuda tersebut memasang wajah antusias saat melihat Kita. “Perkenalkan namaku Tendou, aku pembuat helium dan hidrogen disini” Tendou memperkenalkan dirinya secara singkat “Kau bisa menduduki kursi di sana anggap seperti rumah sendiri" Tendou menunjuk sebuah kursi kecil di belakang meja panjang. Di atas meja terdapat banyak benda seperti gelas besar, botol segitiga, pipet dan lainnya di atas meja, lalu cairan warna-warni yang bertumpahan di atas meja hingga jatuh ke bawah membuat genangan di dekat kaki meja. Sangat berantakan. Sedangkan Tendou sendiri terlihat tidak peduli dengan kondisi ruangannya yang berantakan, ia tetap melanjutkan kegiatan sebelumnya, berjalan menuju lemari besar dengan banyak pintu di pojok ruangan dan mengambil beberapa bahan yang tidak Kita ketahui. Sepertinya Tendou sangat sibuk.
“Tendou, dimana Alpha? Keadaan menjadi kacau di atas” para Hikari berpencar ke seluruh ruangan mencari sesuatu yang bernama Alpha. “Ia berada di bawah meja, terlalu takut untuk menunjukkan diri" Kita yang dekat dengan meja mencoba mengintip di bawahnya, ia menemukan gumpalan cahaya berwarna oren pekat sebesar bola basket. Mungkin ini yang mereka maksud dengan Alpha “Tidak! Lindungi aku dari para Hikari" bola oren tersebut keluar dari bawah meja dan menubrukkan dirinya ke arah Kita. “Tolong lindungi aku, aku tidak ingin ke atas! Mereka akan mengirimku ke langit" Kita yang mendengar racauan sang Alpha hanya terdiam kikuk, bingung harus apa tiba-tiba di curhati seperti ini.
“Tapi jika kau tidak ke langit, bintang segitiga musim panas tidak akan lengkap!” para Hikari mulai menyerbu Alpha yang berada di pelukan Kita “Itu benar! Jika kau tidak ada, rasi bintang Vulpecula akan dianggap absen tahun ini dan keberadaan kita akan semakin memudar!” Hikari Hikari tersebut mulai melancarkan serangan protesnya satu persatu, semakin memojokkan sang Alpha yang kini ketakukan dibalik lengan Kita. Sepertinya Kita tahu permasalahan ini mengingat saat ia di lantai satu tadi para penjaga bintang terlihat panik mencari sesuatu, ternyata Alpha ini lah yang mereka cari.
“Sudah Hikari, aku akan mencoba berbicara dengan Alpha” Kita merentangkan tangannya di depan Hikari, mencoba untuk melindungi Alpha. Kasian juga sebenarnya melihat Alpha yang diserang oleh puluhan Hikari sedangkan Alpha sendiri bersembunyi dibalik badan Kita, tampak ketakutan padahal dia lebih besar dibandingkan para Hikari. Setelah Hikari tersebut mundur untuk memberi ruang pada Kita dan Alpha, tangan Kita mengadah ke arah Alpha memintanya untuk kembali ke pangkuannya.
“Mengapa kau tidak ingin ke langit Alpha? Bukankah kau bintang paling terang disini?” Kita memulai percakapannya, berusaha mengetahui masalah apa yang menjadi ketakutan si Alpha. “A-aku hanya tidak ingin!” Kita mengernyitkan dahinya merasa aneh dengan jawaban yang diterima, Alpha yang ditatap seperti itu mengalihkan pandangannya dari Kita. “Bintang tidak seharusnya berbohong karena bintang merupakan petunjuk di langit" Kita mengusap pelan permukaan badan Alpha berwarna oren. Hangat sekali. Sepertinya Alpha adalah inti bintang.
“Aku tidak tahu mengapa aku harus ke langit dan berpartisipasi dalam bintang segitiga musim panas, padahal aku tidak terlalu dilihat oleh yang lainnya, mereka hanya melihat Deneb, Vega dan Altair saja. Tidak ada gunanya aku disana" Alpha menyelesaikan ceritanya dengan murung. Cahaya oren dari badannya sedikit memudar.
Kita tahu ini, setiap tahunnya di langit bagian utara akan selalu ada bintang segitiga musim panas. Kumpulan bintang terang yang membentuk segitiga sebagai tanda bagi para petani untuk memanen hasil pertanian. Bintang utama yang menjadi patokan segitiga musim panas adalah bintang Deneb dari rasi bintang Cynus, Vega dari rasi bintang Lyra dan Altair dari rasi bintang Aquila. Sepertinya Kita paham perasaan Alpha karena manusia hanya mengetahui ketiga bintang tersebut dan tidak menyadari bintang yang lainnya kecuali tiga bintang tersebut, Alpha merasa perannya tidak penting dalam bintang segitiga musim panas.
“Alpha, tidak seharusnya kau merasa tidak berguna seperti itu. Setiap bintang mempunyai perannya masing-masing begitu juga dengan kau. Ketiga bintang yang kau sebut memang lebih besar dan terang, tapi bukan berarti kau tidak berguna. Lagipula yang membuat segitiga itu cantik adalah karena bintang-bintang dari langit utara lainnya yang menghiasi. Tanpa bintang yang lainnya, segitiga tersebut akan terasa hambar karena tidak ada yang mengisi di dalam segitiga atau menghiasi di sekelilingnya. Berguna bukan? Kau tidak perlu menjadi terkenal untuk berguna bagi seseorang" Kita mengakhiri ceramah panjangnya dengan senyuman tulus. Alpha yang ditatap seperti itu melebarkan kedua matanya yang berkaca-kaca, merasa harapan dalam dirinya muncul kembali.
“A-apa kau bersungguh-sungguh?” Kita menempelkan keningnya pada Alpha “Tentu, terima kasih telah menjadi petunjuk dan menjadi penghias langit malam. Kalian indah. Alpha sangat indah" Alpha yang diperlakukan seperti itu tersenyum senang, warna oren pada seluruh permukaannya menjadi lebih terang dan Alpha melompat terbang dari genggaman Kita untuk terbang mengelilingi seisi ruangan “Kalian dengar itu?! Dia bilang aku indah!” Alpha bersorak senang
Tendou yang melihat Alpha kegirangan atas pujian Kita barusan memasang wajah datar “Ya,ya terserah kau sajalah" Hikari yang melihat Alpha sekarang menyombongkan dirinya hanya diam tak berkutik dengan wajah malas
“Ayo manusia! Antarkan aku ke atas" Alpha mendaratkan dirinya kembali di pangkuan Kita menyamankan dirinya diatas Kita “Cih, manja sekali, padahal ia bisa terbang sendiri" salah satu Hikari mendumel melihat kelakuan Alpha. Kita yang melihat kelakuan Alpha merasa sangat lucu dan tertawa kecil “Baiklah"
“Hey, terima kasih atas bantuanmu" sebelum Kita keluar dari ruangan tersebut, Tendou mengucapkan rasa terima kasihnya karena telah membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. “Sama-sama" dengan begitu Kita keluar dari ruangan tersebut dan kembali menyusuri lorong yang panjang
.
.
.
“Um, ano- Suna, apakah ini yang kalian cari?” setelah Kita pergi dari ruangan Tendou dan menaiki tangga, ia berfikir bagaimana caranya untuk mengembalikan Alpha. Kita tidak mungkin langsung memberikannya kepada seseorang yang tidak ia kenal, karena sebetulnya Kita cukup kikuk terhadap orang baru. Beruntung saat ia membuka pintu matanya tak sengaja melihat Suna, ia berjalan ke arah Suna dengan kedua tangannya yang mendekap Alpha.
Suna membuka mata sipitnya sedikit lebih lebar, terkejut pada apa yang Kita bawa ditangannya “Wow, mengejutkan"
“Aku tahu! Aku tahu! Keberadaanku mengejutkan bukan" Alpha meloncat dari pelukan Kita, berputar-putar sedikit seperti melakukan atraksi. Kita jadi berpikir apa semua mahluk bersinar disini memang sangat bersemangat ya?
“Terima kasih Kita telah membawa bintang paling terang kami kembali" Suna tersenyum kepada Kita.
Suna mengambil Alpha dari tangan Kita dan berjalan menuju ke tengah ruangan. Para penjaga bintang yang melihat apa yang di bawa oleh Suna terkejut, tetapi setelahnya banyak dari mereka mengucapkan puji syukur dan bersuka cita terlihat sangat lega dan bahagia. Saat Suna sampai di tengah ruangan, di hadapan meja bulat tinggi tanpa kaki berwarna hitam dan juga huruf-huruf kanji yang menghiasi meja tersebut dari atas sampai bawah, Suna berhenti dan meletakkan Alpha di atas meja tersebut. Lalu tiba-tiba terdapat cahaya putih dari bola setengah lingkarang yang berada di langit-langit kastil menarik Alpha ke atas, terus ke atas hingga Alpha lenyap ditelan oleh bola kristal tersebut. Sepertinya Alpha telah dikirimkan ke langit atas, mengikuti bintang segitiga musim panas. Para penjaga bintang bersorak bahagia atas selesainya misi mereka.
“Menarik"___________________________________
Ningen : manusia
Hikari : sinar
Alpha : bintang paling terang dari rasi bintang vulpeculeTelat update bcs aku harus searching2 dlu ttg bintang dkk T___T
Btw ini 2.5k words o_o
KAMU SEDANG MEMBACA
constellations : you
FanfictionKita Shinsuke. Remaja tangguh usia delapan belas tahun. Bersurai keperakan yang ditutup dengan sedikit surai hitam dibawahnya. Tidak begitu tinggi tetapi tidak pendek. Berbadan ideal yang lebih condong ke kurus. Pendiam tetapi cukup frontal. Remaja...