5.

149 31 7
                                    

Setelah kejadian kemarin dimana Kita dapat menyelesaikan masalah yang terjadi, mendadak ia menjadi terkenal di kalangan para penjaga bintang dan mungkin juga di kalangan penduduk rasi bintang ini. Sekarang Kita tidak hanya terkenal dengan sebutan 'ningen tersasar' tetapi juga dikenal atas penyelamatan penemuan bintang Alpha dan mencegah terjadinya rasi bintang Vulpecula absen dari bintang segitiga musim panas. Bisa dibilang Kita berjasa cukup besar akan hal ini.

Kita tidak merasa canggung lagi karena para penduduk disini telah mengulurkan kedua tangannya pada Kita, dan juga ia mendapatkan teman baru yaitu Gintoki rubah merah kecil yang sebelumnya mencuri kalungnya -tenang mereka sudah berbaikan-, Aran pemuda berkulit hitam tinggi yang saat itu meminta Osamu untuk mengurus Gintoki, Ginjima pemuda bersurai abu-abu gelap dengan model cepak dan juga Omimi pemuda tinggi kurus bersurai hitam yang disisir rapih. Mereka bilang Kita tidak perlu sungkan lagi karena ada mereka yang bisa Kita minta bantuan nya.

Bahkan Kita diperbolehkan untuk melihat aktifitas mereka dari dekat seperti saat mereka membuat Hikari, mengatur letak koordinat suatu bintang, memastikan kondisi rasi bintang atau bahkan merawat pohon-pohon kecil berjalan disini, kalian perlu tahu jika pohon-pohon kecil ini adalah pembantu para penjaga bintang, tetapi pohon-pohon ini sudah dianggap seperti teman bagi mereka. Kita juga baru mengetahui jika penjaga bintang tidak butuh tidur lama seperti dirinya, hanya perlu satu hingga dua jam tidur maka energi mereka akan terisi kembali. Pantas saja Osamu tidak keberatan meminjamkan futonnya walaupun hanya satu futon di kamarnya. Dan berbicara tentang Osamu, sekarang ia sedang tidur dikamarnya setelah sebelumnya ia bekerja membuat Hikari.

Karena Kita yang sebelumnya sudah tidur dan butuh teman untuk menemaninya melanjutkan perjalanannya, ia meminta Aran, teman barunya untuk menemaninya ke kastil bagian timur, dimana para penjaga bintang menentukan letak koordinat bintang. Kita tidak sabar untuk melihat bagaimana para telatennya penjaga bintang menghitung koordinat dan meletakkan bintang tersebut dengan hati-hati, pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi. Cocok untuk Kita karena ia pribadi yang teliti dalam segala hal tapi sayangnya ia belum bisa menghitung letak koordinat bintang, oleh karena itu ia ingin kesana dan melihat-lihat untuk mempelajarinya. Jika Kita sudah bisa menghitung koordinat nanti, Kita akan senang hati bekerja dibagian timur.

"Aran, terimakasih sudah mau menemaniku kesini" Kita dan Aran berjalan berdampingan menuju bagian koordinat, Aran yang memang tugasnya berada di bagian koordinat bermurah hati menolak rasa terima kasih Kita "Tidak perlu berterima kasih, tujuanku memang kesini, lagi pula seharusnya aku lah yang berterima kasih atas kejadian kemarin"

Kita menyunggingkan senyum kikuk, agak malu rasanya dipuji seperti itu padahal menurutnya apa yang ia lakukan kemarin hanya hal biasa. Ia seperti menjadi pahlawan saja "Tidak perlu dibesar-besarkan, aku akan lebih menerima rasa terima kasihmu jika kau mau mengajarkanku menghitung letak koordinat"

"Baiklah, ikut aku dan akan kuajarkan kau semuanya melebihi hanya menghitung koordinat"

"Eh?"

Jika kalian berpikir yang menjawab barusan adalah Aran, kalian salah besar. Intonasi suara Aran tidak sombong seperti itu dan lagipula suara itu berasal dari kedua punggung Kita dan Aran. Mereka berbalik dan mencari tahu siapa yang menimbrung percakapan mereka barusan. Bersurai pirang, pakaian bersinar melebihi yang lainnya, berekor sembilan dan aura mengintimidasi yang khas. Sang Daimyo. Atau dikenal sebagai Atsumu.

"Hormat, Atsumu-sama" Aran membungkuk hormat sembilan puluh derajat di hadapan Atsumu, totalitas memberi hormat yang sangat sopan. Kita yang melihat Aran memberi hormat sedikit mengalami perdebatan batin. Haruskah ia memberi hormat? Atau tidak perlu? Tetapi badannya berakhir membungkuk sedikit untuk memberi hormat.

Atsumu turun dari awan yang ia naiki dan menghilakkan awan itu dengan satu jentikan. "Ikut aku" Atsumu mengulang pernyataannya, bukan pertanyaan dimana Kita dapat menolak. Kita mengerutkan keningnya, kesal karena acara nya untuk ruang bagian koordinat di ganggu oleh si rubah ekor sembilan, padahal ia sudah dekat untuk sampai tujuan. Ingin Kita tolak tapi perkataannya sangat absolut. Bahkan Aran di sebelahnya mengayunkan tangannya dari Kita ke hadapan Atsumu, seperti pelayan yang memberikan sesuatu pada majikannya. Melihatnya Kita bertambah kesal, memangnya dia barang?! Jadi mau tidak mau Kita mengikuti langkah Atsumu yang berjalan berlawanan arah dari tujuannya.

constellations : youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang