EP 17

544 111 6
                                    

Ep 17 - Forgive Yourself






💫💫💫💫💫

Oktober 2020

Langit cerah telah berganti menjadi kelabu malam. Bintang-bintang di angkasa bertabur indah menghias jagat raya. Memantulkan pesonanya pada sebening iris mata yang tengah memandang dari kejauhan.

Leo termenung, tak tau dengan apa yang sedang hatinya rasa. Selama kurang lebih satu bulan menjalani perawatan di rumah sakit, kondisinya sudah lebih baik dibanding saat tinggal di rumah. Meski belum sepenuhnya stabil dan masih perlu menyesuaikan diri setiap kali rasa cemas yang berlebihan itu datang, kenyataannya berada disini jauh lebih nyaman.

Kursi taman yang hanya terisi oleh dirinya kini bertambah satu orang. Leo menolehkan kepalanya perlahan, sedikit terkejut begitu mendapati dokter yang menanganinya juga ada disana. Sementara Anton tersenyum, menyerahkan sebotol minuman berwarna kemerahan yang diketahui adalah jus buah delima.

"buat saya?" Leo menunjuk dirinya sendiri, dibalas anggukan oleh laki-laki disebelahnya. Maka tak ada alasan untuk menolak. "makasih."

"kenapa diluar?"

Mengingat sudah pukul setengah sembilan malam sekarang, lantas Anton bertanya.

"bosen di kamar," jawabnya, "dokter sendiri..masih kerja?"

"enggak, jam dinas saya udah selesai."

"oohh," angguk Leo.

Lalu keduanya sama-sama terdiam. Seolah memang sengaja membiarkan angin malam berhembus menjadi pembuka kali ini. Hingga tak terasa beberapa detik telah terlewati.

"menurut dokter, gimana caranya supaya seseorang bisa menebus kesalahannya di masa lalu?"

Anton kembali menatap Leo, belum bersuara dan membiarkan lawan bicaranya itu melanjutkan ucapan. Sebab momen tersebut sangat langka dan hampir tak pernah terjadi. Maka kali ini adalah kesempatannya.

"terkadang..saya merasa terlalu ambis sama hidup saya sendiri. Saya pikir, saya bisa nyelesain semua masalah dalam satu waktu. Tapi ternyata..saya cuma sombong. Semua yang saya katakan sama diri sendiri bukan semangat atau rasa optimis, melainkan cuma opini positif yang toxic." ungkapnya, "masalah kecil, masalah sepele, cuma sesaat, besok pasti berlalu. Kata-kata itu yang akhirnya maksa saya buat ada diposisi tengah. Mau maju takut, tapi mundur juga gak bisa. Akhirnya malah terbebani sendiri. Under pressure."

"kamu bener, terkadang kita emang berupaya untuk bisa nyelesain sesuatu, tapi secara gak sadar hal itu juga yang malah jadi bumerang buat diri sendiri. Cuma satu cara yang bisa bantu kita keluar dari fase ini. Mau tau?"

"apa?"

"ada tiga hal yang paling susah buat diucapin di dunia ini. Maaf, tolong, dan terima kasih." jawab Anton yakin, "maaf, bukan cuma ditujukan dari siapa untuk siapa. Tapi kamu harus bisa memaafkan diri sendiri. Tolong, minta tolonglah sama siapapun kalo kamu merasa gak lagi baik-baik aja dalam hal apapun. Dan terakhir, terima kasih. Coba untuk berterima kasih sama diri kamu sendiri sebelum ke orang lain. Berterima kasih karena kamu udah berjuang untuk bisa melewati semua masa sulit itu. Mencintai dan menghargai diri sendiri itu penting, Leo."

Leo menyipitkan mata sedikit, tertegun terhadap bagaimana psikiater muda itu memanggil namanya. Berbeda dari hari-hari yang telah lalu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama panggilan itu ia dengar kembali.

"memaafkan diri sendiri..seperti apa?"

"semua kejadian buruk yang ada dihidup kamu, boleh kamu lupain? Semua itu ujian, Leo. Ujian yang Tuhan kasih untuk mendewasakan kamu. Berat, memang. Tapi setidaknya akan lebih mudah kalo kamu bisa menerima. Apapun yang gak diinginkan terjadi dihidup kamu, simpan dalam ingatan tapi bukan untuk dikenang apalagi jadi penyesalan. Hapus..lupain apa yang mau kamu lupain. Dan terima apa adanya kamu. Kapasitas kamu." jelas Anton panjang lebar, "siapapun itu pasti pernah berbuat salah, karena kita manusia. Tapi kamu lebih dari berhak untuk memaafkan diri kamu sendiri, Leo. Ikhlas, itu kunci utamanya."

✔ Julius & Cleopatra // Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang