✔ Julius & Cleopatra // Jung Jaehyun

EP 9

Ep 9 - Kue & Bunga

💫💫💫💫💫

Januari 2020

"jadi, kurang lebihnya itu saja yang bisa saya sampaikan pagi ini. Oh, sama satu lagi. Mungkin dari tadi kalian semua juga penasaran dan bertanya-tanya, disamping saya ini siapa. Ini putera saya, namanya Julius Caesar."

Julius melirik kearah papa tirinya itu sekilas, lalu segera menyapa pegawai yang lain dengan seulas senyum tipis dan perkenalan singkat. Pembawaan diri yang biasanya jauh lebih ceria dan santai, mulai hari ini terpaksa dirubah demi imej seorang direktur yang gagah dan tegas.

"mulai hari ini, Julius akan bergabung dengan kita semua. Dan dia juga yang menempati posisi kosong di perusahaan sebagai direktur operasional."

"mohon kerja samanya." ucap laki-laki berpostur tinggi itu, yang langsung disambut dengan sapaan selamat datang serta tepuk tangan meriah dari orang-orang sekitar.

Entah senang karena kedatangan seseorang yang akan menjadi bagian dari pegawai baru di perusahaan, atau berkat paras luar biasa yang dimiliki oleh Julius, kenyataan bahwa ia sangat diterima bahkan dihari pertama masuk kerja cukup membuat keheranan juga. Meski demikian, bisa diyakini bahwa ada saja satu atau lebih oknum yang membicarakan tentang latar belakang dirinya dibelakang sana. Mengenai kehadiran Julius secara tiba-tiba, serta jabatan salah satu direktur yang langsung dilimpahkan kepadanya. Kalau bukan sebab hubungan antar anak dan ayah, apa lagi. Tidak peduli walaupun bukan darah daging asli sekalipun.

Layaknya tanpa beban, Julius mulai berbaur dengan para pegawai di perusahaan. Ia juga menunjukkan kompetensi yang dimiliki melalui bagaimana caranya memimpin rekan kerja yang lain dalam memajukan perusahaan. Ramah, murah senyum, gagah dan mempunyai intelektual tinggi—adalah karakter kesekian yang hanya ditampakkan didepan banyak orang. Kalau dikatakan ada manusia yang pandai berkamuflase disetiap lingkungan, mungkin Julius termasuk salah satunya.

Hari-hari berikutnya dilalui dengan hal yang hampir serupa. Tak ada keistimewaan tersendiri bagi laki-laki penyandang nama Julius Caesar itu saat menjabat sebagai direktur operasional. Ia hanya perlu bekerja dengan tenang, tanpa lupa untuk terus belajar dan mengembangkan potensi yang sudah ada dengan lebih percaya diri.

Jam makan siang tiba. Seperti biasanya kafetaria dilantai satu gedung akan dipenuhi oleh para pekerja yang tengah beristirahat. Alih-alih pergi ke restoran mewah, makan bersama papa tirinya, atau menemui janji dengan orang lain, Julius justru ada disana. Memandang hiruk-pikuk didepannya lamat-lamat. Selang beberapa menit kemudian, ia mulai mengikuti pergerakan yang lain. Mengambil piring yang telah disediakan, lalu berdiri dibelakang orang lain untuk mendapat giliran mengambil santapan apapun yang diinginkan.

"selamat makan."

Lima orang pegawai dari divisi yang sama dengannya serempak mengarahkan fokus mereka kepada siapa yang baru saja datang bergabung. Meja yang masih tersisa satu itu kini ditempati oleh Julius.

"loh, Pak Julius makan disini?"

"iya, kenapa tuh? Gak boleh kah?"

"eh, enggak, Pak. Boleh kok siapa aja makan disini, gak ada aturannya. Cuma gak biasa aja liat direktur makan bareng karyawannya."

Mereka terkekeh pelan, begitupun Julius.

"direktur bukan raja, santai aja. Saya juga rekan kerja kalian kan? Ayo lanjut makan." tambah cowok berlesung pipi itu, "oh, jangan terlalu formal juga kalo lagi diluar jam kerja. Oke?"

"wahhh, kalo kayak gini sih kita juga kerjanya enak. Beda banget ya sama direktur yang sebelumnya."

Sambil menahan senyum, pria itu menggelengkan kepala. Sibuk dengan santapan siangnya yang lebih menggugah selera dibanding obrolan kala itu. Lagi pula ia tidak terlalu tertarik membahas tentang direktur yang mereka maksud, sebab tidak ada sangkut paut apapun juga dengan kehidupannya. Sesederhana itu pemikiran seorang Julius Caesar.