eps 2

5 0 0
                                    

" Hafidz, buah yang jatuh tak akan jauh dari pohonnya ".

" Kalau sekiranya bener dia begitu. Hafidz bakal bimbing dia sampai bener bener berubah. Dan Hafidz akan buktiin ke Ibu kalo dia gak begitu".

"Bukan itu mau Ibu, mau Ibu kamu Terima perjodohan ini".

" Iya Terima perjodohan asal di jodohkannya dengan Farhah".

"Gak! Pilihan Ibu tetap dia".

"Emang siapa si pilihan Ibu itu?".

"Faya". Faya yang kebetulan sedang di dapur untuk mengambilkan es batu di kulkas yang letak nya kulkas itu sangat dekat dengan ruang tengah hanya beda belokan saja. Gadis itu mendengarkan namanya disebut. Seketika ia melambatkan tingkahnya.
Kenapa Ibu sebut nama aku ya?.

"Santri baru itu? ".

"Dia mungkin statusnya santri baru. Tapi sebenarnya dia bukan santri baru dulu dia pernah disini".

"Terserah apa kata Ibu, pokoknya Hafidz gak mau di jodohin sama Faya!". Hafidz pergi meninggalkan Zainab yang masih terduduk di kursi ruang tengah. Faya membelalakkan matanya terkejut dan tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Ibu mau menjodohkannya dengan Hafidz. Putra Ibu yang berbeda dari lainnya. Lebih tampan, lebih mancung, dan lebih putih lebih dingin pula jelasnya. Fikiran Faya tak fokus hingga akhirnya es batu yang belum ia keluarkan sepenuhnya dari kulkas, terjatuh. Kemudian menimpah kaki nya. Alhasil Faya meringis kesakitan. Tak kuat menahan sakitnya, ke-dua mata Faya membendung air mata dan siap akan pecah menetes, namun itu gagal karena Ibu yang cepat datang menghampiri nya.

"Astaghfirullah Faya, kamu kenapa? ". Zainab baru akan mengambil es batu yang tadi menimpah kaki Faya sesegera mungkin ia merebutnya kembali dari tangan Zainab. Dan berpamit untuk ke kobong.

*****

"Ceu lama banget si kamu ngambilnya? Tadi kenapa juga es batu bisa jatoh gitu? Kamu ngelamun ya? Apa lagi nguping? ". Aini memang mendengar jika Zainab sedang berbincang-bincang dengan Hafidz namun suaranya terdengar samar tidak begitu jelas. Tidak seperti posisi letak kulkas tadi. Faya menggeleng menutupi pendengaran nya tadi seraya menahan sakit di kaki nya.

******

"Ceu mau gak? ". Aini menawarkan cakwe dalam piring yang di bawanya. Faya menolak sambil terus mengompres kaki nya.

" Kaki kamu kenapa? ".

" Tadi ketimpahan es batu".

"Astagfirullah Ceceu kamu bukan hati-hati". Faya hanya menyeringai.
"Ceu tadi tuh kenapa si? ". Faya berfikir sejenak apakah ia harus menceritakan nya pada Aini atau tidak? Tapi ia paling tidak bisa memendam permasalahan seorang diri saja. Selalu ia ceritakan pada Aini.

"Eh lamun aja si ceu di tanya nya. Kenapa? ".

"Ay aku mau cerita. tapi kamu aja yang tau ya". Pintanya berbisik.

"Si Ceceu kaya baru kenal aja. Setiap cerita pasti begitu dulu".

"Aku kan tadi ambil es batu, terus gak sengaja denger Ibu tiba-tiba sebut nama aku. Yaudah aku jadi kemal, kepo maksimal. Dan aku kaget banget denger nya kalau Ibu sebut nama aku itu, ternyata...".

" Ternyata apa ceu? ". Aini memberhentikan aksi kunyahan dalam mulutnya. Pandangan nya fokus pada Faya yang belum melanjutkan perkataan nya.

"mau di jodohin sama a Hafidz". Cakwe yang tengah di cemil Aini berhasil membuat nha tersedak.

"Kamu bercanda gak si? ". Aini memastikan.

"Liat muka aku. Emang aku lagi bercanda? ". Aini menghapuskan sisa saus di bibinrya.

Pernikahan Impian Yang Tak Di HarapkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang