eps 13

10 0 0
                                    

Hari hari mengandung nya Faya bawa dengan mengisi kegiatan positif. Mengajar mengaji atau bahkan ikut mengaji bersama Hafidz. Dengan di bedakan tempat nya. Agar antar santri perempuan dan santri pria tidak bisa saling lirik dan tidak bisa melihat. Yang perempuan di lorong rumah Hafidz. Jika lelaki di ruang tamu. Dan Hafidz di tengah-tengah, agar suaranya terdengar.
Selepas beres mengaji, Hafidz dengan sigap ingin membuatkan masakan untuk ibu hamil.

" Kamu mau makan apa? Biar aa masakin ". Faya menggenggam tangan Hafidz.

"A biarin Faya masak sendiri ya". Pintanya memohon. Hafidz mencegahnya.

"Inget kata bu bidan, utun kita ini masih sangat rentan. Baru juga 2 minggu. Jadi ya kamu jangan kecapean. Lagian juga aa gak masalah kalo aa yang harus terus masak. Kamu udah cukup ngandung selama 9 bulan 10 hari. Kan ini anak aa juga". Hafidz mengusap perut Faya.

"A,,, Faya tuh kesel diem terus begini, nganggur gak ngapa2in".

" Kamu mau jadi istri yang nurut kan? ". Jika mendengar Hafidz berkata seperti itu, Faya selalu luluh tidak ingin menjadi istri yang pembangkang.

" Tapi a". Hafidz menempelkan jari telunjuk nya di bibir Faya.

"Cukup nurut sama suami". Hafidz menuntun Faya berduduk di kursi meja makan, kemudian mengusap puncak Kepala nya barulah ia bertempur dengan bumbu dapur. Dan Faya cukup menyaksikan saja. Jika saja Faya hendak bangkit membantu Hafidz, pria itu selalu memberi aba aba kepada sang istri untuk tidak beranjak dari duduknya.

******

Di tengah tengah Faya mengajar mengaji Alqur'an, tiba tiba kepala nya serasa berat sangat pusing sekali.

"Dek, kaya nya cukup sampai sini dulu ya ngaji nya. Yang belum ngaji,anjut besok aja". Ucap Faya seraya memegang kening nya.

" iya Ummi". Jawab serempak.
Faya bangkit dari duduk nya hendak berjalan menuju kamar nya. Namun pening nya di kepala sangat membuat nya tak tahan hingga ia berjalan oleng dan terjatuh terduduk di lantai.

"Ummi... Ummi kenapa?". Farida menghampiri Faya. Farida adalah murid pengajian Faya yang sudah berumur 17 tahun.
Faya menangis menahan sakit kepalanya.

"Tolong kamu panggil kan Abi ya di majlis". Farida mengangguk lalu berjalan setengah terlari menuju majlis laki-laki untuk menghampiri Hafidz yang tengah mengajar mengaji laki-laki. Entah itu golongan anak-anak atau pun bapak bapak.

---------

" abi maaf sebelumnya mengganggu. Ummi tadi hampir pingsan dan minta untuk memanggil Abi". Hafidz terkejut dan langsung menghampiri Faya. Dilihat nya sang istri tengah berusaha untuk bangkit sesegera mungkin ia membantu membopong nya ke kamar.

Dengan sangat hati hati Hafidz mendudukkannya di tepi ranjang.

"Kamu kenapa bisa jatoh kaya gitu?". Tanya Hafidz seraya memberikan segelas air mineral.

" tadi kepala Faya pusing banget a".

"Kamu kecapean ya?".

" gak a, tadi Faya cuma ngajar ngaji aja kaya biasanya. Itu juga di stop karena Faya gak kuat banget nahan pusing nya".

"Sebentar ya aa ke majlis dulu". Hafidz pergi ke majlis untuk memberitahu dan meminta maaf, jika pengajiannya di stop kan terlebih dahulu.
Sebaliknya Hafidz ke dalam kamar, ia meraih kepala Faya ke atas pangkuannya. Kemudian memijitnya dengan minyak angin.

''Pusing banget a kepala Faya". Rengeknya.

''Iya, sabar ya. Ini juga kan sama aa lagi di pijitin. Mudah mudahan cepat sembuh pusing nya''.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pernikahan Impian Yang Tak Di HarapkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang