Setelah ceramah panjang dari sekretarisnya, Kim Junkyu dan dorongan anak angkatnya, So Junghwan- di sinilah Jihoon berakhir.
Mansion Choi.
Jihoon benar-benar mendapatkan akses masuk ke mansion yang sudah belasan tahun tidak ia datangi.
Tak ada penjaga yang menghalanginya masuk seperti dulu.
Ada rasa ragu untuk melangkah masuk sebenarnya. Jika saja maid tadi tidak menemukannya berdiri seperti patung di depan pintu utama.
Maid itu terkejut bukan main melihat Jihoon. Setahunya, dari maid senior, namja bernama Park Jihoon itu tidak boleh masuk dan menginjakkan kaki di mansion Choi.
Tapi beberapa hari lalu, sebelum ayah Hyunsuk dan Jeongwoo pergi, ayah Hyunsuk memberi tahu jika Jihoon sudah bisa masuk. Beliau juga mengatakan, jika maksud lain beliau pergi adalah ingin memberi waktu bagi Jihoon dan Hyunsuk untuk benar-benar menyelesaikan masalah mereka.
Jadi- ya sudah. Maid itu segera memandu Jihoon untuk masuk menuju ruang tengah. Tadinya sih mau begitu. Tapi, Jihoon sudah mengumpulkan tekad dan keberanian untuk menemui Hyunsuk.
Jihoon yakin, Hyunsuk ada dikamar dan mengurung diri. Keyakinan itu yang membuatnya takut jika Hyunsuk akan depresi lagi seperti dulu.
Ternyata, meski kondisi di luar mansion berubah, tatanan di dalamnya tidak.
Bahkan masih ada papan nama 'Choi Hyunsuk' dengan stiker bunga yang Jihoon tempel dulu, tergantung di pintu
"Tuan Hyunsuk hampir tidak pernah menyentuh makanannya selama tiga hari ini. Terlebih- beliau sudah mendengar info lanjutan dari pihak penerbangan. Maaf sebelumnya, tapi jika bisa, saya minta tolong pada anda agar membujuk Tuan Hyunsuk agar mau makan. Kami- benar-benar khawatir," ujar maid itu menyadarkan lamunan Jihoon.
Jihoon menoeleh dan tersenyum.
"Akan ku usaha kan. Terimakasih,"
Maid itu membungkuk hormat dan kemudian pamit undur diri. Memberikan waktu bagi Jihoon untuk bicara pada Hyunsuk.
Jihoon mengambil napas dalam-dalam. Ia memantapkan diri. Tangannya terulur meraih knop pintu di depannya yang tidak dikunci. Menurut perkataan maid tadi. Dan-
Ceklek
ㅡ=ㅡ
"Papa mu itu perlu di tekan memang,"
"Gitu aja gak paham,"
"Uncle berasa guru,"
"Tapi- ah sumpah. Goblok tau gak Jihoon tu,"
"Badan aja gede. Nyalinya- beuh."
"Belom lag-"
Junghwan menutup telinga nya rapat-rapat. Ia tidak mau mendengarkan gerutuan Junkyu lebih lanjut. Berisik.
Ngata-ngatain Jihoon, tapi bukan ke orangnya langsung. Malah ke Junghwan. Mentang-mentang Junghwan anak angkat Jihoon, terus dia dianggap perwakilan atau gimana?
"Stop, uncle! Wawan gak mau denger uncle ngomong lagi. Papa udah ke mansion nya Jeongwoo hyung. Udah gak di sini. Wawan cuman mau makan. Kapan makanannya dateng? Hua. Wawan laper. Seharian ujian, energi Wawan terkuras,"
Giliran Junkyu yang menutup kedua telinganya rapat-rapat.
Sekedar info saja, Junghwan dan Junkyu masih berada di ruangan Jihoon. Tentunya setelah membatalkan jadwal pertemuan Jihoon dengan semua cliennya hari ini. Juga jadwal meeting. Ya kalik Junkyu semua yang handle. Kemeng euy.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Come to Me• [𝑝.𝑗ℎ//𝑐.ℎ𝑠] ✔
FanfictionTentang bagaimana Hyunsuk menolak kembalinya Jihoon dalam lingkar hidupnya. . . . ➷ - bxb - dom! pjh - misgendering ! - bhs semi baku