"Dia pergi,"
Pengkhianat.
Hancur sudah seluruh kepercayaan Choi Hyunsuk. Namja yang kini berdiri tertunduk dengan kedua tangan yang terkepal di sisi tubuhnya. Ia naik pitam.
Pyaaar
"Hyunsuk hyung!"
Sebuah vas bunga yang sebelumnya berdiri dengan indah di atas meja rak dekat sebuah pigura, kini hancur berkeping-keping setelah menghantam dinding.
Yoshinori, namja berdarah Jepang yang merupakan teman satu jurusan Hyunsuk, segera berlari mendekati Hyunsuk kala netranya melihat darah segar mengalir di pipi Hyunsuk akibat serpihan vas yang terpental mengenai pipi namja itu.
Ia segera membawa Hyunsuk duduk di sofa dan mengambil kotak P3K.
Saat Yoshi hendak mengobati luka itu, iba menghampiri. Melihat bagaimana darah itu kini bercampur dengan air mata.
"Biarkan ku obati lukamu, dan kau bisa menangis sesuka mu setelahnya," ujar Yoshi sembari mulai mengobati luka Hyunsuk.
Namja Choi itu hanya diam. Membiarkan sahabatnya yang sudah seperti adiknya mengobati lukanya.
"Aku membencinya-"
Yoshi mengangguk paham. Ia mengerti perasaan Hyunsuk. Meski ia tak tau bagaimana berasa di posisi Hyunsuk.
"Aku membenci bajingan itu,"
Lagi-lagi, Yoshi hanya mengangguk paham.
Sudah seminggu, orang bernama Jihoon itu hilang. Kata Hyunsuk begitu. Yoshi mana kenal Jihoon. Yang ia tau, Jihoon adalah kekasih Hyunsuk dan Yoshi juga hanya tau muka Jihoon dari foto-foto yang ada di pigura yang Hyunsuk simpan di apartemennya. Juga- beberapa album yang ada di rak bawah TV.
Iya. Yoshi belum pernah bertemu Jihoon secara langsung.
Hyunsuk selalu menceritakan bagaimana sosok kekasihnya itu. Sejauh ini, yang Yoshi tangkap, sosok Park Jihoon adalah namja baik yang begitu mencintai Hyunsuk.
Yah- setidaknya sampai pagi tadi.
Pagi di mana Yoshi menemukan Hyunsuk menangis tertunduk di kamarnya dengan ponsel yang sudah tak berbentuk di lantai. Mengejutkannya lagi, Hyunsuk menggenggam sebuah testpack yang menunjukkan dua garis.
Entah apa yang terjadi pada Yoshi, ia menggeram marah dan pergi ke kampus penuh emosi setelah memenangkan Hyunsuk.
Mencari sosok bernama Park Jihoon di fakultasnya.
Namun, bukan Jihoon yang ditemukan nya, melainkan teman-teman sejurusan Jihoon yang mengaku tak pernah melihat namja Park itu sejak seminggu terakhir ini.
Dia- benar-benar pergi entah kemana. Menghilang tanpa jejak.
"Aku akan menjagamu, hyung. Dari dunia luar dan juga- kekasih mu itu.."
Dan ya- Yoshi membujuk Hyunsuk untuk pindah dari apartemennya. Pindah ke sebuah rumah sederhana di daerah Seoul. Mengingat, ayah Hyunsuk tak mengizinkan anak semata wayang nya tinggal di luar Seoul setelah mengetahui fakna anaknya itu mengandung.
Beliau bahkan meminta Hyunsuk balik saja ke mansion Choi. Namun, Hyunsuk menolak. Ia tak ingin membuat ayahnya atau para maid di mansion jadi khawatir dengan apa yang akan dilakukannya.
Hyunsuk sadar, dia mulai depresi sejak kepergian Jihoon. Membuatnya harus meminum antidepresan untuk mengontrolnya. Walau pada akhirnya, depresinya justru semakin tak terkendali. Membuat nya tanpa sadar telah mengonsumsi antidepresan hingga overdosis.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Come to Me• [𝑝.𝑗ℎ//𝑐.ℎ𝑠] ✔
FanfictionTentang bagaimana Hyunsuk menolak kembalinya Jihoon dalam lingkar hidupnya. . . . ➷ - bxb - dom! pjh - misgendering ! - bhs semi baku