1) Buku Kuno

43 32 7
                                    

Seorang nampak membolak-balikkan lembaran sebuah buku yang sudah nampak sangat kuno. Ia nampak memperhatikan dengan seksama semua yang terdapat di dalam buku itu.

Setelah itu ia berdiri dari tempat duduknya, lalu mempraktekan beberapa jurus beladiri. Ia nampak lincah mempergakan jurus-jurus dari salah satu aliran silat itu.

Setelah mempraktekan sebuah jurus, ia lalu kembali memasang kuda-kuda bersiap lalu.

"PRAK!!! "

Kursi yang tadi ia duduki terkena tendanganya, kursi itu terpental cukup jauh dari tempatnya semula.

"Luar biasa, ternyata kekuatan tenaga dalam itu sangat hebat, " katanya kagum melihat kursi yang telah terpental itu.

Saat masih terpukau dengan jurus baru yang ia pelajari. Sesrorang tiba-tiba memanggilnya.

"Hey,Furqon!!! " panggil orang tersebut.

Furqon segera menoleh, dilihatnya sepupunya yang sedang berlari ke arahnya.

"Miqdad, kau terlambat lagi, " kata Furqon.

"Maaf, maaf, tadi papa mengajakku ke kantor DPC Partainya," kata Miqdad pada Furqon.

"Kelihatannya paman benar-benar ingin menjadikanmu seperti dirinya ya, " komentar Furqon.

"Kelihatannya seperti itu, papa kelihatannya ingin aku mengikuti jejaknya, tapi aku sudah bosan didikte  terus sepertin ini, " kata Miqdad.

"Kadang aku iri padamu Furqon, orang tuamu memberikan kebebasan padamu untuk memilih jalanmu sendiri, " sambung Miqdad.

"Seperti iti ya, kadang sangking bebasnya aku tak pernah merasa kalau mereka peduli pada apa yang ku lakukan, " balas Furqon.

"Itu tidak mungkin, mereka pasti sangat bangga padamu, kau bahkan sudah mewakili negara kita dalam Olimpiade Sains Internasional ke Jepang, menang lagi, " kata Miqdad memuji Furqon.

"Dan aku harus mengalami kecelakaan saat pulang dan terdampar di desa terpencil di Jepang selama berminggu-minggu, " kata Faurqon.

Miqdad terkejut, dia melupakan hal itu.

"Sudah-sudah lupakan saja hal itu, lagipula kau akhirnya bisa pulang dengan selamat, " kata Miqdad.

"Ya, " jawab Furqon.

"Tak hanya itu aku juga belajar banyak hal di desa itu, " batin Furqon di dalam hati.

"Oh ya apa kau sudah mempelajari semua jurus di buku itu? " tanya Miqdad.

"Ya, walau belum sempurna, kau harus segera menyusulku karena kau baru mempelajari setengahnya saja, " kata Furqon.

"Mau bagaimana lagi, Papa selalu membuat waktuku terbatas, " keluh Miqdad.

"Sekarang pelajari saja ini, ingat kata Nenek kalau kita adalah penerus dari Kakek, " ucap Furqon sambil memberikan buku tadi pada Miqdad.

"Baiklah, apa kau mau pergi, " kata Miqdad sambil menerima buku itu.

"Iya, aku ada janji denga Kak Altar, kami sudah lama tak bertemu setelah ia tamat SMP, " kata Furqon.

"Sebentar lagi kita juga akan tamat SMP, sampaikan salamku pada Kak Altar, " kata Miqdad.

"Ok, " kata Furqon yang lalu berlalu pergi dari sana.

***

Desa Manggih adalah tempat tinggal Furqon. Desa yang sangat indah dan juga bersih. Udaranya begitu sejuk. Sawah-sawah terhampar luas tempat anak-anak menghabiskan waktunya dengan bermain di pematang sawah. Di desa ini fasilitasnya tergolong lengkap, mulai dari sekolah dari tingkat TK sampai SMA telah ada di desa ini, fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan rumah sakit juga telah ada.

Furqon : Sword ExpertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang