6) Hilangnya Rasa Takut

22 18 1
                                    

Malam semakin larut. Nihayah bersama kakak dan adiknya terus berlari dari kejaran pasukan yang terus mengejar mereka. Perasaan takut menyelimuti ketiga perempuan ini. Hawa kematian seakan terus mengancam mereka. Entah sudah berapa banyak air mata yang mereka teteskan sedari tadi.

Di belakang mereka, seorang anak dengan pedang tersandang di punggungnya seakan tak pernah lelah terus menyusul. Keinginan untuk menyelamatkan temannya rasanya telah memenuhi hatinya sampai ia mengabaikan apapun, bahkan nyawanya sendiri. Bola matanya mengamati sambil ia terus berlari. Pikirannya berkecamuk.

"Mungkin orang akan menganggapku bodoh, tidak aku mungkin sudah dianggap gila, melakukan hal seperti ini di usiaku, tapi aku tidak bisa berhenti, rasanya hatiku menyuruhku terus berlari, selamatkan, selamatkan, "

Furqon seakan membuang rasa "cinta nyawanya" demi Nihayah. Ia terus berlari.

***

"Aaaakkkhhhh!"

Ayah dan Ibu Nihayah terpental dan langsung terguling di tanah. Tubuh mereka penuh dengan luka. Pakaian mereka sudah memerah. Rumah itu sudah porak-poranda menunjukkan betapa dahsyatnya pertarungan tadi.

Denis dan Roys nampak tersenyum melihat kedua orang tua Nihayah yang sudah tak mampu berdiri lagi.

"Kehatannya ini akhirnya ya! " ucap Denis yang sudah merasa menang.

Mendengar perkataan Denis itu, Ayah Nihayah yang masih tergeletak  justru tertawa.

"Akhir??? Ini baru permulaanya, " kata Ayah Nihayah terdengar sambil menahan kesakitan.

"Apa?!!! Bahkan setelah kau sekarat seperti ini?!! " cemooh Roys.

"Walau aku sudah kalah, tapi... dia... dia pasti menang, dia pasti bisa melindungi putri, aku mempercayainya... " Ayah Nihayah mengucapkan itu dengan susah payah akibat tubuhnya yang sudah penuh luka.

Mendengar itu Denis dan Roys nampak sangat jengkel.

"Cihhh, anak kecil tadi?!!! Lihat saja kami akan juga akan menghabisinya malam ini juga, " kata Roys geram.

Setelah itu dengan kejam mereka menghabisi Ayah dan Ibu Nihayah. Terdengar teriakan kesakitan yang amat memilukan hati. Namun setelah itu, kedua orang tua itu menutup matanya dengan tenang bahkan senyum nampak dari bibir pucat mereka.

Setelah melakukan kekejian itu, Denis dan Roys hendak langsung mengekar Nihayah. Mereka menembakkan semacam tali dari kedua pelontar yang terdapat di pergelangan tangan mereka, di ujung tali itu terdapat grapling hook yang membuatnya dapat menyangkut pada pepohonan maupun bangunan. Tali itu lalu dihubungkan ke alat penarik yang berada dipunggung mereka sehingga mereka mampu pergi kemana saja dengan bergelantungan memggunakan tali. Gerakannya sangat cepat. Alat itulah yang disebut Manuver Gear.

***

Ketakutan terus membayangi ketiga perempuan itu. Tiba-tiba...

"Aaaaa!!! " Nihayah berteriak histeris saat seorang pasukan yang mengejarnya berhasil menarik tanggannya.
Melihat adiknya dalam kondisi seperti ini, Nasmah langsung menendang perut orang itu. Alhasil pegangannya pada tangan Nihayah terlepas dan ia mengerang kesakitan.

"Cepat lari! Bawa Nurul! Biar kakak yang tahan mereka! " perintah Nasmah pada Nihayah.

"Tapi... " Nihayah nampak ragu, ia tak ingin meninggalkan kakaknya sendirian di sini.

Furqon : Sword ExpertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang