3) Keputusan Hati

35 29 11
                                    

"Culik gadis itu! "

"Culik gadis itu! "

"Culik gadis itu!"

Furqon terbangun dari mimpi burulnya. Keringatnya bercucuran padahal pagi ini hari sangat dingin. Furqon mengelap keringat di dahinya dengan tangannya. Setelah cukup tenang, Furqon menyandarkan kepalanya ke sandaran tempat tidurnya.

Furqon benar-benar bingung, ia sudah mengatakan pada orang-orang di desanya tentang apa yang ia dengar di hutan waktu itu. Namun tak seorangpun yang percaya. Bahkan mereka menganggap Furqon telah dikerjai "makhluk astral" dan justru membawanya ke dukun. Furqon benar-benar kesal, ditambah Nihayah juga tak mempercayainya. Furqon menggaruk-garuk tengkuknya.

"Apa yang harus kulakukan, " gumam Furqon bingung.

"Furqon, kau harus lebih serius menghadapi hidup ini, ada banyak hal yang harus kau lakukan, "

Kata-kata itu tiba-tiba terngiang di telinga Furqon.

***

Setelah mengenakan seragam sekolahnya. Furqon keluar dari kamarnya dan segera menuju ruang makan. Disana kedua orang tua dan kelima adiknya telah menunggu untuk sarapan.

Keluarga Furqon memang adalah keluarga besar. Ia adalah anak pertama dari 6 bersaudara. Ayahnya seorang mekanik mesin dan Ibunya seorang ibu rumah tangga. Ia memiliki 2 adik perempuan dan 3 adik laki-laki. Adik pertamanya seorang perempuan bernama Risya, usianya hanya satu tahun di bawahnya. Adik kedua dan ketiganya adalah seorang saudara kembar, laki-laki dan perempuan bernama Faril dan Frili yang berjarak 2 tahun dari Risya. Sementara adiknya yang berikutnya bernama Kazhim dan yang bungsu bernama Raka. Kini Furqon telah kelas 3 SMP dan Risya kelas 2 SMP sementara yang lain masih SD.

Muka Furqon masih nampak kusut. Pikirannya jelas masih kacau.

"Kamu sudah sembuh? " goda Risya saat melihat kakak lelakinya itu datang.

"Apa kamu juga percaya kalau aku dikerjai makhluk halus? " kata Furqon agak kesal.

"Enggak sih, tapi kamunya saja yang aneh, " kata Risya.

Furqon menatap adiknya itu dengan tatapan tajam.

"Sudah-sudah, jangan ribut, " kata Ibu.

"Iya, masak sama adik kesayangan bertengkar, " goda Frili.

Furqon mendengus, dia tidak suka keadaan seperti ini.

"Aku pergi dulu, " ucap Furqon.

"Kamu nggak sarapan dulu? " tanya Ayah.

"Aku nggak lapar, " kata Furqon.

Setelah menyalami kedua orang tuanya ia segera pergi. Ia pergi dengan berjalan kaki,maklum jaraknya tidak terlalu jauh. Pikirannya masih kacau, sangat kacau.

***

Di sekolah sudah ramai. Para murid sudah mulai berdatangan. Furqon telah sampai di depan gerbang. Ia menghela nafas. Berarti tinggal 6 hari lagi sebelum orang-orang misterius itu menjalankan rencanannya.

"Apa yang harus ku lakukan? " bating Furqon lesu.

"Hey, apa kau udah sembuh? " sebuah tepukan di pundaknya membuat Furqon kaget.

Furqon : Sword ExpertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang