"Huh!!! "
Furqon menghebuskan nafasnya di depan kaca jendela kantor ini. Ia kini tengah beraa di kantor polisi. Furqon di serang berbagai peetanyaan oleh polisi akibat kejadian malam tadi. Ia dimintai keterangan sebagai saksi. Akibat keberaniannya malam tadi membuat ia jadi tambah terkenal di desa bahkan orang-orang menyebutnya pahlawan.
Sementara Nihayah dan Nurul untuk sementara waktu tinggal di rumah Furqon. Nihayah dan Nurul masih terlihat sangat trauma dengan kejadian mengerikan itu, apalagi Nurul yang masih sangat kecil.
Urusan Furqon telah selesai, ia segera bergegas pulang. Di jalan, orang-orangyang melihatnya langsung berbisik-bisik menyebutnya sebagai pahlawan. Furqon yang bisa mendengar itu nampak risih dikatakan pahlawan.
"Pahlawan? Kenapa aku harus diberi gelar seberat itu? " batin Furqon yang tau kalau gelar pahlawan itu tanggung jawabnya sangat berat.
Lalu Furqon menengadah ke arah langit. Terbayang lagi kejadian tadi malam. Furqon teeingat dengan kematian kedua orang tua Nihayah dan Nasmah. Ia juga memikirkan tujuan dari organisasi bernama Asatnang itu. Dan yang paling membingungkan kenapa Denis dan Roys memanggil Nihayah dengan sebutan "putri"?
" Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa yang diincar Nihayah? Apa hubungannya dengan Asatnang? "batin Furqon bingung.
Dengan pikiran yang kacau itu, ia kembali melangkahkan kakinya untuk pulang.
***
Di markas Asatnang...
" Denis telah tiada dan Roys terluka parah hingga kehilangan mata kirinya, keliatannya kita mendapatkan musuh yang cukup kuat, " kata ketua Asatnang dihadapan semua anggota utama Asatnang yang kini berjumlah 18 orang itu. Mereka semua duduk di sebuah kursi yang dihadapkan pada meja besar, layaknya rapat di kantor-kantor.
"Ya, Roys bahkan sekarang masih memerlukan perawatan khusus, tapi kudengar ia hanya seorang bocah, " kata anggota wanita yang kelihatannya masih muda.
"Walau bocah, kemampuannyapasti sangat hebat hingga mampu membunuh Denis dan melukai Roys separah itu, " kata seorang anggota yang nampak telah paruh baya namun tubuhnya masih tegap.
"Selama ini, baru kali ini ada orang yang mampu membunuh anggota utama kita, " lanjut Bapak itu.
"Apa kita harus menyingkirkannya? " tanya seorang anggota yang berambut pirang.
"Tidak, tujuan kita hanyalah putri, jadi kita hanya perlu membawanya, jika bocah itu menganggu lagi baru kita habisi, " ucap sang ketua.
"Jadi, apa kita akan kembali melakukan serangan? " tanya seorang anggota lagi.
"Jangan sekarang, kita tunggu keadaan tenang dulu, karena sekarang penjagaan pasti sangat ketat, " kata sang ketua.
"Dan aku sudah tau yang melakukannya nanti, Altar! Bocah itu dulu temanmu bukan, pasti kau memgetahui segalanya tentangnya! Aku akan menugaskanmu dan Gio melakukan ini! " kata ketua sambil tersenyum.
Semua mata tertuju pada seorang anggota yang duduk di pojok meja besar itu. Ia dari tadi hanya diam tak banyak bicara. Ternyata itu adalah Altar!!! Orang yang sudah seperti kakak bagi Furqon.
"Baik! " ucap Altar dingin.
Tampak kedua bola matanya bewarna merah karena menggunakan lensa kontak mata. Tatapannyasangat dingin dan keliatannya ia di segani di kelompok ini. Why?
KAMU SEDANG MEMBACA
Furqon : Sword Expert
RandomMenyelematkan temannya dari ancaman bahaya, membuat Furqon harus masuk ke dalam sebuah permasalahan besar. Ia harus berurusan dengan kelompok kriminal besar. Berbagai misteri yang menyelimuti kelompok itu membuat Furqon tak bisa mundur begitu saja...