Altar dan seorang rekannya yang nampak sedikit lebih tua dari dia masih berdiri di atas gerbang sekolah. Mereka berdua terlihat sama-sam menyandang sebuah pedang di punggung masing-masing. Altar menatap tajam Furqon yang masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. Setelah beberapa saat suasan membingungkan bagi Furqon itu berlangsung, Altar dan rekannya meloncat turun dari atas gerbang. Furqon dan semua murid disana nampak masih tercengang.
"Lama tak bertemu ya, Furqon, " sapa Altar sangat dingin.
Furqon masih terpaku, ia berharap kalau ini hanyalah mimpi buruk. Tapi itu adalah kenyataan.
"Kak Altar! Apa maksudnya semua ini? " tanya Furqon.
"Maksudnya??? Aku tau kau bukan orang bodoh, aku ingin kau serahkan gadis itu! " kata Altar sambil menunjuk ke arah Nihayah yang berada di depan kelas yang cukup jauh dari mereka. Kemungkinan Nihayah tak mendengar pembicaraan mereka.
"Tidak mungkin, kenapa Kak Altar.... Kenapa... " perkataan Furqon tersendat di tenggorokan. Ia tak mampu berkata lagi melihat orang yang sudah seperti abangnya sendiri kini adalah musuhnya.
"Furqon! Maaf mengatakannya sekarang, tapi kita harus melawan mereka, " kata Miqdad menyadarkan Furqon yang keliatannya tengah putus asa.
Furqon memandang ke arah Miqdad, ia nampak memunguti 2 pisau panjang milik pasukan tadi. Ia lalu mengenggam eratnya di kedua tangannya.
"Jadi cepat serahkan gadis itu! " perintah Altar masih dengan nada dingin.
Furqon menghela nafas, ia tak boleh terbawa perasaan sekarang, keselamatan Nihayah adalah prioritas utama. Furqon mempersiapkan mental lalu balas menatap Altar dengan tatapan tak kalah tajam. Ia memcoba menghentikan tangannya yang sedari tadi gemetar.
"Kau tidak akan mendapatkannya, aku akan melindunginya, " kata Furqon tegas.
Miqdad memandang Furqon dengan tatapan kagum.
"Wah! keliatannya aku perlu memotong kepalamu. " rekan Altar yang sedari diam mulai buka suara.
Furqon dan Miqdad memasang kuda-kuda. Furqon menenagkan dirinya, baru kali ini ia merasa getaran hebat saat melawan seseorang. Altar dan rekannya yang bernama Boni itu juga mulai siap-siap.
"Boni, tugasmu menangkap gadis itu! Biar aku yang urus dua bocah ini!" kata Altar pada rekannya.
"Terserah, " kata Boni.
Furqon dan Altar lalu maju menyerang. Furqon menyerang Altar sementara Miqdad menyerang Boni. Pertarungan terjadi. Semua murid yang lain berlari kabur dari sekolah tanpa memperdulikan keadaan Furqon dan Miqdad. Hanya tinggal sahabat-sahabat yang benar-benar peduli pada Furqon. Saat bertarung Furqon berteriak pada Nihayah.
"Nihayah!!! Cepat lari!!! " teriaknya.
Nihayah yang mendengar itu langsung berlari. Melihat hal itu Boni melemparkan benda seperti anak panah kecil ke arah Nihayah. Anak panah itu melesat dengan cepat dan langsung mengenai kaki kanan Nihayah membuatnya langsung tersungkur.
"Nihayah!!! " teriak Furqon.
Nihayah merasakan kakinya tak dapat bergerak, nampaknya panah kecil itu mengandung racun yang melumpuhkan saraf.
Melihat Nihayah yang tak berdaya, Boni hendak menuju ke arah Nihayah namun Miqdad langsung menghadangnya dengan kedua pisaunya. Boni terpaksa meladeni Miqdad.
Sementara itu, duel antara Furqon dan Altar nampak berlangsung sangat tidak seimbang. Walau tak mengeluarkan pedangnya, Altar justru mampu membuat Furqon yang menggunakan pedangnya. Semua tebasan ke arahnya dengan mudah di hindari oleh Altar. Hal ini membuat Furqon kelelahan, saat Furqon lengah dengan sangat cepat Altar menendang pipi kiri Furqon hingga ia terhuyung. Ketika Furqon masih merasakan pening, Altar kembali menendang ke arah dadanya, tapi Furqon masih sempat menahan dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Walau bisa menahan tapi tak pelak kekuatan tendangan Altar membuat Furqon terdorong ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Furqon : Sword Expert
AléatoireMenyelematkan temannya dari ancaman bahaya, membuat Furqon harus masuk ke dalam sebuah permasalahan besar. Ia harus berurusan dengan kelompok kriminal besar. Berbagai misteri yang menyelimuti kelompok itu membuat Furqon tak bisa mundur begitu saja...