010

59 3 3
                                    

Pukul 12.45 Am, Kst

Waktu telah menunjukkan keberadaannya
Sinar matahari menyinari dunia,
Membakar kulit manusia,

Cuaca yang cukup panas tidak berhasil untuk melelehkan dinginnya seorang pria bernama Jeon Wonwoo, dengan wajah dinginnya ia memarkirkan mobil mewah hitamnya dihalaman rumah.

Cklek....

"Wonwoo pulang,,"

" Selamat datang tuan muda, permisi tuan muda... Tuan besar meminta tuan muda untuk keruang makan keluarga tuan," sambut pelayan dikeluarga Wonwoo

" Hmm terimakasih,"

Setelah itupun, Wonwoo bergegas keruang makan khusus Keluarga.

" Appa,"

" Eoh Wonwoo ya, kemari, duduk, dan makanlah"

" Nde "

Sesuai peraturan yang ada dikeluarga Jeon, tidak ada yang boleh berbicara saat makan. Butuh waktu 10 menit untuk menghabiskan makanan mereka,

" Wonwoo sudah selesai," ujar Wonwoo

" Wonwoo ya, berapa usia mu sekarang?"

" 24 tahun appa "

" Sudah matang bukan?"

" Langsung saja ke inti appa "

" Haaaah, putraku appa akan menikahkan kamu dengan putri teman appa"

" Appa!"

" Wonwoo sayang, eomma mohon turuti kami sekali saja. Ini semua demi kebaikanmu nak, tenang saja dia wanita yang berpendidikan, dewasa, cerdas, dan juga cantik "

" Andwe eommaa_ "

" Wonwoo,,,,
kau masih trauma dengan masa lalu? Jujurlah nak," ujar appa

Wonwoo yang mendengar dan melihat semua yang terjadi hanya bisa terdiam dan menunduk dengan mata yang berkaca kaca,

" Eoh, kejadian itu benar-benar mengangguku eomma,,,appa "

" Wonwoo sebenarnya, kau dan gadis itu......
......bisa sama sama menyembuhkan luka kalian itu"

"Eoh?! Maksud appa?"

" Wonwoo, appa dan teman appa berkonsultasi ke psikiater. Dokter itu menyarankan untuk kalian menghadapi trauma itu bukan menghindarinya, kau dan gadis memiliki kisah yang sama. Kami rasa kalian akan mudah memahami satu sama lain"

Wonwoo hanya diam menenangkan hatinya, pikirannya berusaha mencerna semua perkataan orang tuanya. Ketika semuanya sudah tercerna, wonwoo terkejut dan melototkan matanya

" Appa!! Jangan bilang wanita itu____

_____Lee Chaeri?!"

" Eoh kau benar-benar putraku yang cerdas " bangga sang ayah,

" Appa kau benar-benar membuatku pusing, " ujar Wonwoo sembari memijat pelipisnya,

"Wae??"

" Eoh appaa, bagaimana bisa aku menikah dengannya! Eoh appa aku bahkan tidak yakin bisa menatap matanya,, kejadian itu....haaaah appaa aku juga terlibat dengan kejadian itu,,"

" Wonwoo yaaa, kalian berdua itu sama sama korban. Berhentilah takut nak, cobalah untuk menghadapi rasa takutnya, mau ya nak?? " Bujuk sang appa

" Wonwoo ikut appa saja, eomma appa, wonwoo izin istirahat.."

" Hmm terimakasih sayang, silahkan istirahat tapi ingat yaaa sebelum pukul 7 malam kau sudah harus siap, okee!"

" Hmm ndee "

Setelah itu, Wonwoo membaringkan diri dikasurnya dan menatap langit-langit kamarnya. Sekelebat bayangan hitam terlintas di kepala nya, bayangan seorang gadis dan pria serta dua mobil berwarna hitam yang saling berpelukan.

' bisakah aku memulai nya? Apa dosaku Tuhan sehingga kau berikan aku kutukan seperti ini,,,, "

Disisi lain, suasana tegang menyelimuti ruang keluarga Lee. Sorot mata kecewa dan marah terlihat dengan jelas dimata Chaeri,

" Chaeri tidak mau appa!" Tegas Chaeri,

" Chaerii dengarkan appa ndee, semua ini demi kebaikanmu sayang. Kami tidak mau jika kau terus dihantui oleh rasa takut itu, pria itu... Dia pria baik baik dan berpendidikan.

Ia juga seorang CEO, dan yang menjadi poin utama kami menjodohkan kalian adalah masa lalu kalian yang sama. Rasa takut yang sama, trauma yang sama, dan latar belakang yang sama pula sayang,

Aku dan ayah pria itu menginginkan kalian untuk melawan trauma dan rasa takut itu, itupun atas saran dari seorang psikiater. Jangan menolaknya yaa" Jelas Donghae lembut

Donghae sebenarnya tidak tega melihat wajah putrinya, tetapi tidak ada cara lain lagi.

Ia ingin hidup putrinya kembali cerah seperti dulu, Donghae merindukan suara tawa putri kesayangannya itu.

Marah, takut, kecewa, bingung
Semua ekspresi itu tergabung menjadi satu diwajah Chaeri, tak ada yang berani berbicara diruang keluarga itu.

Bahkan Haechan yang hiperaktif pun menjadi diam, ia  tidak tahu kisah apa yang terjadi di masa lalu.

" Jeno,," bisik Haechan

"Hmm" balas Jeno dengan berbisik,

" Kau, tahu masa lalu Nunna?" Bisik Haechan lagi,

"......"

"Jawab Jeno"

"Diamlah!" Ujar Jeno tegas sembari berbisik tentunya,

"Appa, ch, Chaeri tidak yakin hiks....hiks.... Jangan buat Chaeri semakin bingung, Chaeri tetap tidak mau!! Terserah apapun alasan appa intinya Chaeri tidak mau!!"

Tolak Chaeri lalu berlari kekamarnya, ia mengunci kamarnya dan menangis sejadi jadinya. Memikirkan perjodohan yang dilakukan sang ayah membuat ia teringat akan sebuah kenangan manis nan pahit,

Sebuah senyuman yang menjadi candu,

Sorot mata yang meneduhkan,

Senda guraunya yang masih terdengar ditelinga,

Suara merdu yang menenangkan hati Chaeri,

Semua itu adalah hal terindah yang pernah Chaeri dapatkan, tidak ada kebahagiaan yang lebih indah dari itu. Namun sebuah senyuman iblis datang dan merenggut semuanya, bukan hanya sang pujaan tetapi kepribadian Chaeri yang ceria pun ikut ia curi dan dibawa entah kemana.

" AAAAAAAAAAAAAAAAAKHHHH HIKS.....HIKS......WAEE?! EOH WAEYOOOO! HIKS...SROT..HIKS...." Histeris Chaeri




































































Lohaa balik lagi sama Mochaaaa

Sebenarnya nih, semalam mau double update tapi ternyata ini chapter panjang banget huhu jadi ditinggal dulu dan dilanjutin sekarang.

Nah ini udah masuk konflik beneran kan 😂😂😂😂 Mocha gak PHP lagi 😂

Udah ada clue juga loo kalian bisa nebak???

Sebenarnya Mocha rada takut nanya kek gini wkwkwk

Malu gak ada yang jawab 🤭🤭🤭🤭🤭

Gpp wkwkwk maaf yaa Mocha ngeluh terus wkwk,

Btw makasih yaaa teruntuk akun yang setia banget sama ini work 😊 😊😊

Seseneng itu Mocha liatnya, makasih yang setia baca ini work dan vote.

Yaudah Babay tunggu next chapter yaaaa




SALAM MOCHA

Real Pain || Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang