Pagi yang cerah menyambut bangunnya seorang gadis cantik,
Kicauan burung yang merdu berhasil menyita perhatian gadis ini,Kaki jenjang nan lentiknya, perlahan turun dari ranjang dan melangkah ke arah balkon.
Jari jemarinya membuka pintu kaca yang membatasi dalam kamar dan balkon,
Sesampainya di pagar balkon gadis ini menutup matanya dan menghirup udara pagi yang menyegarkan,
" Selamat pagi Noona,," sapa Haechan riang,
" Pagi,"
" Nunna tidak berolahraga? "
" Ani "
" Eoh wae? " Tanya Haechan penuh harap
"....."
"Nunna waeyoo? Kenapa tidak menjawab? "
" .... "
" Nunnaaaaaa "
" ....." Tanpa menjawab rengekan Haechan, Chaeri melirik tajam adik bungsunya itu
" A,aah Mianhe, echan mengganggu nunna" sahut Haechan menunduk lalu melangkah memasuki kamar
"Kajja"
"Eoh?" Sahut bingung Haechan
"Mau berolahraga tidak?" Tanya Chaeri
"EOH HAECHAN MAUU!"
"Palli"
"NDE ... TUNGGU SEBENTAR NUNNA" Sahut kegirangan Haechan,
Setelah Haechan pergi, Chaeri menatap punggung adik bungsunya yang hilang diantara pintu kaca itu. Seukir senyuman tipis terukir di wajahnya, lalu dia menatap kearah langit yang masih berwarna hitam ke biruan.
"Oppa,,, bantu Chaeri ndee... Malam nanti Chaeri ingin bertemu oppa di mimpi, mari kita berpelukan dan berbagi cerita disana. Oppa Saranghae" lirih Chaeri,
Perlahan ia melangkah masuk ke kamar untuk bersiap,
Namun tanpa ia sadari, ada 3 pasang telinga yang mendengar lirihan itu.
Jeno, Taeyong, dan Minho,
Mereka mendengar itu dari balkon kamar mereka masing-masing diatas,
" Hari ini pertemuan nya kan Hyung?" Tanya Lino
"Hmm"
"Hyung" panggil Jeno
"Hmm/wae?" Sahut Ty dan Lino bersamaan
"Tidak mau kah kalian menceritakan kisah masa lalu itu padaku dan Haechan? Kami merasa bagaikan kambing conge yang tidak tau apapun,"
"Jeno ya bukan begitu tapi-" elak Lino
"Hyung tau, kemarin di kampus dia bertemu dengan Kakak sepupu renjun yang bernama Jun. Nunna seperti ingin menangis, siapa dia Hyung siapa? Apa masa lalu nunna? Mengapa Younghun Hyung meninggal? Mengapa kebakaran itu terjadi? Hyung! Aku dan Haechan seperti orang gila yang tidak tau apa apa!" Marah Jeno lalu masuk ke kamar nya dan keluar menuju dapur
"Bukankah sudah kubilang untuk beritahu mereka? Hyung mereka sudah besar, kurasa mereka juga berhak tahu mengapa saudaranya meninggal, mereka juga berhak tau apa alasan dibalik berubahnya Nunna mereka yang ceria. Siang ini ketika kau menemani Chaeri di pertemuan itu, aku akan ceritakan semuanya pada sikembar. Kau tidak bisa menghentikan aku lagi kali ini, aku tidak ingin mereka merasa terintimidasi"
setelah berbicara panjang lebar Lino pergi meninggalkan Ty sendiri
"Haaaaaah"
"Hun ah, kepergian mu membuat luka yang besar.... Temui aku juga ya di mimpi nanti malam" lirih Ty sembari menangis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Haechan dan Chaeri berjalan beriringan untuk menuruni tangga, ditangga mereka berpapasan dengan Jeno.
Raut wajah mereka berdua kebingungan, mereka melihat wajah Jeno yang seperti menahan amarah.
"Hyung"
Ops! Haechan salah memanggil Jeno dengan Hyung, Jeno tidak suka dipanggil Hyung oleh Haechan. Sontak Haechan terdiam setelah dilirik tajam oleh Jeno
"Sesusah itukah kau memanggilku Jeno?! Kita kembar jadi tidak ada Hyung dan dongsaeng diantara kita!" Sarkas Jeno lalu turun ke bawah
"E,eoh?"
"Kejar dulu sana, nunna tunggu"
"A,ah ndee, JENOO"
"ChaCha," panggil Lino
"Hm?"
"Mana sikembar? Kau lihat?" Tanya Lino
Setelah itu Chaeri menatap Lino,
'ada apa ini, mengapa wajah Lino Hyung juga seperti orang marah' -batin Chaeri
"Kesana" Tunjuk Chaeri
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah kejadian tadi pagi, kini sikembar dan Chaeri berada di aula kampus. Sedari tadi pagi, Jeno terlihat marah sedangkan Haechan terlihat bingung harus bagaimana.
Berbeda dengan sikembar yang adu aura negatif, Chaeri justru tidak perduli dan terus memperhatikan seorang pria yang terlihat bercanda gurau diseberang sana.
Mereka berdua sama sama duduk di podium paling depan, namun berseberangan.
Dapat dilihat pria tersebut, tersenyum lebar bahkan tertawa bersama adik kesayangannya, Renjun.
Tak lama kemudian, ia beralih ke wanita yang duduk disebelahnya. Tangan besarnya menggenggam tangan mungil wanita itu, sorot matanya menatap sayang dan bibirnya tak lepas dari senyuman.
Sakit
Itulah yang dirasakan Chaeri, melihat pria yang ia cintai bertahun-tahun kini melupakan segalanya dan berbahagia bersama wanita lain.
Asik melamun dan menyaksikan pemandangan yang menyakitkan, tiba-tiba saja ada sebuah tubuh yang menutupi pandangannya.
Jeno
Ya laki-laki Tsundere itu menutupi pandangan sang kakak, perlahan ia berjongkok dan diikuti oleh pandangan sang kakak.
" Aku tidak tahu apa yang terjadi dimasa lalu, tapi Jeno rasa Jun Hyung adalah masalalu nunna yang menyakitkan. Jika memang sakit jangan dilihat nunna, besok nunna tidak perlu menemani kami lagi, Minho Hyung yang akan menemani kami dan kami tidak ingin penolakan. "
Ucapan Jeno itu bagaikan hipnotis untuk Chaeri, ucapannya sangat tegas dan mutlak. Sungguh hatinya sedikit sakit ketika mendengar kalimat
" Aku tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu nunna,"
Ia seperti membohongi sang adik bahkan menutupi alasan kematian dari kakak kandung mereka sendiri,
"Nunna pulang saja, gwechana... Acara setelah ini bisa kami handle " ujar Haechan,
" Setelah ini ajak Minho Oppa untuk menemani kalian jalan, ke sungai Han saran nunna. Nunna akan meminta dia untuk menceritakan kejadian itu, disaat kalian masih didalam sekolah asrama, "
Annyeong chingu yaaa,
Mianhe lama update 😭😭😭
Sibuk Rl maaf yaa
Masih ada yang nungguin gak sih 🥲Yaudah maaf yaa
Jangan lupa Voment nya yaa
BabaaayEh mocha masih Nerima krisar kalian yaa
Salam Mocha
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Pain || Jeon Wonwoo
FanfictionGadis cuek bertemu pria cuek Bagaimana jadinya? . . . . . . . . . . "Semua orang itu punya masa lalu, baik itu indah atau kelam. Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya," . . . . . . . . . . "Kehidupan tak semudah yang kau ucapkan, semua b...