017

33 4 0
                                    

Kusam, kotor, dan gelap

Itulah yang dapat mendeskripsikan kondisi gedung tua ini,

Tempatnya pun jauh dari perkotaan,

Situasi yang menyeramkan seperti itu tidak membuat nyali wonwoo dan Chaeri ciut.

Fokus mereka saat ini hanyalah keselamatan kedua saudara mereka,

Disisi lain seluruh keluarga dan pihak polisi sedang dalam perjalanan dengan hati yang panik dan risau,

Kini bukan hanya 2 nyawa, tapi 4 nyawa yang sedang dalam bahaya.

Tetapi,
Tanpa mereka ketahui,
Ada sesosok pria yang sedang mempertaruhkan nyawa berpacu dengan kecepatan,

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terlihat bayang - bayang manusia yang memantul di dinding dengan penerangan yang redup, tangan kedua manusia itu saling bertautan berbagi kekuatan. Langkah kaki mereka bergetar namun pasti, ke empat bola mata itu berkeliling mengitari ruangan yang basah ini.

Aroma basah ini sangat lah tidak asing,
Menyengat dan ciri khas,
Ini bukanlah air tapi
Minyak,

Langkah mereka harus sangat hati-hati,
Menghindari beberapa genangan minyak.
Perut mereka seakan dikocok,

Aroma menyengat dari minyak berpadu dengan bau amis bangkai, membuat perut mereka mual dan kepala mereka sakit.

Namun semua itu tidak membuat mereka menyerah, mereka terus berjalan mengitari gedung ini.

Gedung tua dengan 5 lantai ini sudah mereka lalui, rasa lelah mulai menghampiri.

"Dimana mereka oppa..." Tanya sang gadis

"Sabar ya ChaCha, kita akan Segera menemukan mereka," jawab sang pria.

Kini mereka menghentikan langkahnya,

"Aku rasa mereka hanya menjebak kita,"

"Aah itu bisa saja, sebentar aku coba kirim pesan ke nomor itu,"

"Nde,"

Kini fokus kedua insan tersebut sepenuhnya ada di telepon genggam milik Wonwoo, tanpa mereka sadari sebuah balok kayu menghampiri keduanya.

Bruk!....

"AAAAA-
BRUK!....

setelah itu keduanya kehilangan kesadaran, entah berapa lama mereka pingsan namun ketika sadar mereka sudah duduk di kursi kayu dengan badan terikat tali.

"Chachaa,,,," panggil seseorang dengan lirih

"Sayang,,, bangun,,,,"

"Hyung,,,," lirih nya lagi,

Uhuk...uhuk...uhuk....

"Ayo bangun,,, kalian harus pergi dari sini," lirih nya menahan sesak,

Mengerjap
Mengerjap
Mengerjap
Mengerjap
Mengerjap

"Hyung!" Lirihnya dengan nada tinggi

Seseorang yang dipanggil Hyung itu masih berusaha menyesuaikan netranya dengan lampu gantung yang berada di tengah mereka, setelah berhasil menyesuaikannya, mata nya membulat penuh.

"Younghun!"

"Ssstttt,,,, Hyung pelan saja, jangan sampai mereka dengar," lirih nya dengan suara yang hampir habis,

Wonwoo hanya bisa mengangguk kan kepala nya, dengan perlahan ia menoleh kesamping dan mendapatkan adik kandungnya sekaligus sahabat kecil nya sedang terikat dikursi.

"Yena," lirih nya,

"Hyung kalian harus keluar!" Tegas Younghun,

"Ani, bukan hanya aku tapi kita, kita semua akan pergi dari sini,"

"Hyung aku sudah lemah, kau yakin ini akan berhasil?"

"Tentu, ayoo kita saling bantu... Ayo bergerak perlahan mendekat ke arah ku, kita saling lepaskan tali ini,"

Cukup sulit untuk dilakukan, kursi kayu berpadu dengan lantai keramik diruang kosong. Suara itu sangatlah berisik,

"Aniii, jangan menggesernya.... Diangkat hunnie , angkat dengan ujung kaki yang tersisa ayo pasti bisaa...."

Keduanya saling mendekat dan
Yeah berhasil, dengan pasti mereka saling melepas ikatan. Perjuangan mereka membuahkan hasil,

"Lepaskan kembaran mu hunnie, aku akan melepaskan yena,"

Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Younghun mendekati saudari kembarnya itu.

Tangan yang dulu putih bersih kini penuh dengan luka lebam serta hitamnya debu,
Perlahan tangan itu terangkat menyentuh pipi wanita kesayangannya itu.

"Chacha,,," lirihnya

"Bangun sayang, ayo kita pergi,"

Perlahan kelopak mata indah itu terbuka, kini dihadapan nya sudah ada sosok yang sangat ia rindukan.

"Oppa!"

"Ssstttt, kesayangan oppa jangan menangis nde, ayo kita keluar dari sini,"

"Oppa aku merindukanmu mu,"

"Oppa juga, sungguh dimana pun kita berada pasti kita akan saling merindukan dan menyayangi. Jangan pernah takut nde, oppa tau kau anak yang kuat dan pemberani, kau harus bisa melawan dunia kejam ini bahkan tanpa diriku,"

"Apa yang oppa katakan? Kita akan bersama sama!"

"Ndee kita selalu bersama sama sayang, mari oppa lepaskan tali ini dan kita kabur!"














Perjuangan mereka tidak berhenti sampai disini, bahaya terus mengintai mereka.



































Annyeong 🥲

Book ini terbengkalai guys maaf 😭
Aku dah sibuk sama perkuliahan, Senin sampe Sabtu kuliah Mulu Weh panas otak 🥲
Yah jadi curhat maaf ya,
Ini masih ada yang nungguin gak ya kira kira 🥲 bantu ramein dong 😭 makasih ya teruntuk pembaca setia aku nungguin kalian terus kalau update hehe

Babaay

SALAM MOCHA ✌️

Real Pain || Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang