Shilla menghela napasnya. Gadis itu tengah bingung sekarang. Haruskah Ia percaya Gabriel?
🍂 🍂 🍂 🍂
Flashback
Shilla, gadis cantik itu terlihat gelisah. Kedua tangannya meremat ponsel di genggamannya. Berulang kali menghela napasnya. Cakka yang baru datang dari dapur mengernyit heran melihat adiknya duduk termenung di sofa. Ditepuknya pundak gadis itu membuat sang mpu nya terkejut namun kembali biasa saja ketika melihat kakaknya yang kini duduk di sampingnya sambil menyesap cola.
"Kenapa lo?" Cakka dapat melihatnya, gadis itu sedikit tersentak dibuatnya.
"Ha? Ooh.. nggak papa kok" jawaban Shilla membuat Cakka semakin menatapnya heran.
"Ung.. Kka" Cakka menoleh sekilas dan bergumam menanggapi, matanya menatap ponselnya yang berkedip menampilkan pop up chat dari Rio yang mengatakan jika pemuda tan itu takkan pulang.
"Lo, ada acara hari ini?" Tanya Shilla.
"Tumben nanyain. Ada apa?"
"Tinggal jawab ajasih" Shilla mendengus malas.
"Nggak ada"
"Nggak pergi sama Alvin?" Tanya Shilla, lagi.
"Nggak. Kenapa sih lo?" Cakka menatap adiknya itu dan hanya dibalas cengiran oleh Shilla.
"Nggak papa kok.. hehe" jawabnya, kemudian beranjak dari duduknya dan berlalu menuju kamarnya.
"Aneh banget tuh bocah" Cakka kembali menyesap colanya dan mulai fokus dengan ponselnya. Mabar.
●○●
"Gue pergi dulu ya Kka" Cakka menoleh ke arah Shilla. Adiknya itu sudah rapi dengan balutan mini dress sepaha berwarna coklat susu, rambut sebahunya dibiarkan tergerai. Cantik.
"Mau kemana?"
"Mau pergi sama temen"
"Jam segini?" Tanya Cakka. Shilla melihat jam tangannya yang melingkar apik di tangan kirinya. Pukul 17.00.
"Iya" Shilla mengangguk membenarkan.
"Nanti pulang jam berapa?"
"Nggak tau, paling jam 7 atau 8"
"Yaudah. Jangan malem-malem" Shilla memutar matanya malas, hanya bergumam dan melangkah keluar rumah meninggalkan Cakka yang diam menatap punggungnya.
'Dia nggak pergi sama Gabriel, kan?'
●
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
