Chapter 8

4.6K 100 7
                                    

“Cakka, bangun!!”

Setelah membuka gorden kamar Cakka, gadis itu dengan semangat membangunkan sang kakak.

“Berisik!”

Cakka yang merasa terganggu semakin menutupi tubuhnya dengan selimut. Shilla tak menyerah membangunkan Cakka hingga membuat pemuda itu kesal dibuatnya.

Wake up! Wake up! Wake up!"

“Masih ngantuk gue”

"Ayok bangun"

"Cakka.."

Cakka yang merasa tidurnya terganggu itu langsung saja menarik sang adik dan mendekapnya erat.

"Aaaaa...Lepasin ih!"

Shilla masih mencoba berontak dari pelukan Cakka. Namun semakin ia memberontak semakin erat pula Cakka mendekapnya.

"Diem Shill"

Shilla pun akhirnya diam sambil mengerucutkan bibirnya. Kesal.

"Cakka"

"Kka"

"Cakka Austin Grissham"

"Hm"

"Bangun cepetan!"

Cakka mengeratkan pelukannya.

"Bangun nggak lo!"

Shilla melayangkan cubitan-cubitan super ke pingang Cakka, membuat sang empunya menggeliat geli.

"Etetetet iya ini gua bangun"

Cakka mendudukkan tubuhnya dan menyandar pada headbed dengan masih memeluk Shilla membuat adiknya mencebik kesal.

"Lepasin bego!"

Shilla bisa merasakan gelengan dari Cakka.

"Cepetan ih! Terus anterin gue buru!"

"Ck! Kemana sih elah?"

Cakka menatap Shilla.

"Ke toko buku"

Shilla menatap Cakka dengan puppy Eyes miliknya membuat pemuda di depannya gemas.

'cup'

"Gemesin banget sih"

"Anjir pipi gue. Lepas nggak lo!"

Shilla menepuk-nepuk tangan Cakka yang bertangger di pipinya.

"Hehehe. Yaudah sana lo keluar dari kamar gue!"

"Yang nahan gue tadi siapa yaa"
Shilla melangkah keluar dari kamar cakka.

**

"Udah belum Shill? Lama banget sih"
Cakka menghampiri Shilla yang masih sibuk memilih buku.

"Nyari buku apaan sih?"

"Ini bukunya udah ketemu, tapi ini ada dua versi dan gue lupa yang mana yang harus dibeli" ucap Shilla masih dengan menatap kedua buku yang dipegangnya.

"Yaudah beli aja dua-duanya"

"Ih boros"

"Ck! Tanya temen lo, ada ponsel buat apa"

"Ah iya kok lo pinter sih"
Cakka memutar bola matanya. Malas.

Selagi Shilla masih sibuk dengan bukunya, Cakka memilih kembali berjalan-jalan guna mengusir kebosanan, matanya menyipit menatap seseorang di luar toko yang sepertinya sangat dikenalnya. Ia pun keluar untuk menghampiri perempuan tersebut.

My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang