Dania

43 2 0
                                    

     Dania sedang membereskan barang yang akan ia bawa selama tinggal di asrama. Dania anak piatu ia tinggal bersama bibinya sementara ayahnya merantau mencari uang untuk sekolah Dania. Ibunya meninggal disaat melahirkan adiknya Reihan.  Rei juga tinggal bersama saudara namun dibelah pihak ibu sementara aku ayah.

Tiga tahun sudah hidup Dania tidak bersama ayah dan adiknya. Selam SMP hidupnya tidak terlalu berkesan, paman dan bibinya hanya memberinya tumpangan tempat tinggal dan selebihnya Dania berusaha sendiri. Yang ia tau ayahnya tak pernah mengirimkan uang pada Dania. Dania selalu saja di umpat oleh paman dan bibi kalau Dania terpaksa meminta bantuan untuk membayar bulanan sekolah.

Selama itu juga hati Dania terluka  secara halus namun menyakitkan apa yang dikatakan oleh pamannya itu. Sesekali ia bekerja ditoko untuk dapat menambah uang  membayar sekolah.

***

" Perkenalkan diri kamu ke semuanya," gadis itu berbisik pada Dania Lalu menepuk tangannya untuk meminta perhatian," gaes perhatian kita kedatangan anggota baru pengganti Tina." Seketika semua orang menoleh padaku.
Dania terlihat sangat gugup, ini pertama kalinya untuk Dania yaitu tinggal disatu kamar bersama tiga orang perempuan yang tidak ia kenal.

"Saya Dania Raisyara dari SMA tunas bangsa, Kelas X. Salam kenal." Dania tampak gugup dengan mengepalkan tangannya sekuat yang ia bisa. Wajahnya pun tampak pucat.

Selanjutnya semua orangpun melakukan perkenalan pada Dania, sebenarnya Dania bukan orang yang mudah mengingat karna percuma saja jika dalam keadaan gugup mengenalkan diri padanya dia akan mudah sekali lupa.

Sekolah berasrama menerima Dania dengan beasiswa full selam Dania bisa mempertahankan nilai. Diasrama Dania mulai belajar sikap dari masing masing temannya. Cika  cantik dan sedikit manja dia berada dikelas yang sama dengan Dania dan sangat dekat dengan Dania. Sania merupakan ketua kamar dan orang yang tegas, dia berada di kelas yang berbeda dengan Dania. Yang terakhir Sarah wanita cantik dingin dan paling sedikit ngomong dia satu kelas juga dengan Dania dan cika.

Sebulan sudah Dania mulai akrab dengan teman sekamarnya. Dania mudah sekali mendapat teman dengan kepolosan yang Dania punya menjadi daya pikat. Namun tidak untuk Sarah ia bahkan tak pernah mengucapkan sepatah katapun pada Dania selama Dania tinggal di asrama itu.

***

"Dania, kamu nggak pergi keluar kan hari libur?" Tanya Cika  memecah keheningan kamar.

Setiap Sabtu dan Minggu akan diberi kebebasan karna itu hari libur oleh pembina asrama. Namun Dania tidak membiarkan Heri liburnya hanya untuk kesenangan sementara.
" Nggak  cik dikamar aja." Seru Dania yang kembali sibuk dengan tumpukan buku.

"Oh ya, udah kalo gitu, kalo mau keluar jangan lupa kunci kamar ya! Jaga kamar." Cika bersiap pergi " Dania kamu lihat Sarah nggak?" Tambah Cika.

"Sarah, nggak lihat tuh mungkin Belum balik dari kelas. " Jawab Dania yang sibuk mencari sesuatu diatas mejanya.

"Kamu nyari apaan?"  Cika mendekat berusaha memberi bantuan Dania.

"Buku catatan kimia, perasaan aku taruh disini kok nggk ada mana besok ujian lagi." Dania tampak bingung.

"Owalah kirain apaan nih ... Pakai punya ku aja," menyodorkan buku berwarna pink.

"Trus kamu?"

"Aduh nggk ada silsilah aku belajar sebelum ujian. Udah pake aja, aku pulangnya agak malam. Bye" serunya lalu pergi meninggalkan Dania.

Dania harus belajar karna ini ujian pertamanya disekolah baru ini, ia tak mau membiarkan ujian kali ini membuat ia harus keluar dari asrama ini.

Hari sudah sore mata Dania tanpak tak dapat lagi menahan kantuk lalu tertidur diatas mejanya namun baru saja matanya benar benar ingin tertutup Sarah masih dengan wajah dingin yang mengejutkan Dania.

Antalogi cerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang