"Ani, ikut aku ada hal yang menarik""apa?" Ani tidak beranjak dari kursinya dan tetap fokus pada novel yang ia baca.
"Udah bacanya, ikut aku" Dinda menarik paksa Ani dan membuat novelnya terjatuh.
Ani pasrah dengan tarikan dari sahabatnya itu. Dinda membawa Ani menyusuri lorong sekolah yang mulai ramai oleh murid yang sibuk karna waktu istirahat. Ani dibawa dengan paksa namun ia pasrah dan mengikuti Dinda.Ani dan Dinda adalah sahabat yang sudah terkenal seantero sekolahan, tidak ada yang tidak mengenal persahabatan mereka. Persahabatan yang unik, mereka selalu bahagia meski hanya berdua. Entah apa yang lucu mereka akan tertawa.
"Apaan sih" tanya Ani pada Dinda bingung yang membawanya kekantin.
"Lihat ada menu baru ... " Seru Dinda menunjuk daftar menu. "Coba yuk!" Tambahnya
"Serius!"
"Ya."
"Pesan!"
"Ok"
Aneh semua siswa slalu dibuat sibuk memperhatikan tingkah persahabatan mereka, lihatlah Ani diseret paksa dari kelas hanya untuk mencicipi menu baru dikantin dan Dinda tidak marah akan hal itu.
***
Persahabatan yang di tanam sejak awak masuk sekolah, kelas yang sama, asrama, satu kamar dan sama sama pencita makanan.Kelucuan dan kenakalan yang mereka buat tidak pernah merugikan orang lain. Mereka sangat bobrok. Namun sangat imut bagi sebagian orang.
Sifat yang saling melengkapi membuat mereka seperti saudara kembar. Meraka selalu menggunakan barang yang sama dan kata yang kompak membuat semua orang berharap bisa menginginkan persahabatan yang seperti itu juga.
***
"Ani, aku keasrama duluan ya,"
"Iya ... " belum menyelesaikan katanya Dinda telah pergi " Tapi" menyadari Dinda sudah menghilang ." Dasar" umpat Ani.
***
Ani masuk kedalam kamar Asrama mendapati beberapa siswi lainya dan Dinda sedang asik bergosip. Itulah perbedaan Ani dan Dinda yang sangat jelas. Ani tidak suka mendengar gosip ia akan pergi dari kerumunan beralasan ada urusan.
"Ani sini bergabunglah,"
"Aku mau makan siang dulu."
Ani meninggalkan Dinda dan pergi keruang makan yang sudah mulai membludak karna semua siswi asrama berebutan untuk makan siang. Disana mereka bebas ingin makan sebanyak apapun namun dibatasi waktu jika telat harus menunggu hingga makan malam.
"Kau tak mengajakku" sahut Dinda merangkul Ani membuat Ani kaget dengan tingkahnya itu.
"Kau mengagetkanku, aku kira kau sudah makan dan lagi kau sedang asik dengan yang lainya" seru Ani santai.
"Ayok, aku nungguin kamu dan aku kelaparan" dia tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Ani, Dinda menyerobot antrian untuk dapat antrian yang lebih cepat menuju menu makanan.
Ani juga tak mau kalah, mereka berebutan untuk mendapatkannya. Setelah itu mereka akan duduk diruang makan dan sibuk bercerita hal-hal yang menggelikan.
***
Persahabatan yang terjalin sudah setahun yang lalu ini masih tampak baik- baik saja hingga saat ini.
Namun semua itu tidak sesuai harapan, Dinda diminta orang tuanya untuk kembali kerumah karna ibunya merasa kesepian sebab Dinda adalah anak tunggal di keluarganya.
"Kamu pindah sekarang?" Tanya Ani dengan membantu Dinda membereskan barangnya.
"Iya, jangan sedih ya ... " Dinda memeluk Ani dengan wajah mengejek yang kembali membuat semua orang di ruangan itu tertawa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antalogi cerpen
Short StoryHWC ( Honnest writer community ) kumpulan cerpen, cerita pendek yang dirangkai dengan harapan yang diawali dengan proses yang panjang. memberi banyak harapan pada rumah kita ini HWC. menberikan cerita penuh harapan membangun rumah dengan sastra da...