Balas Dendam tak Berujung

63 3 0
                                    

    Balas dendam membuat semua orang merasakan sebuah kesulitan hidup dimana apapun yang kita rasakan semua orang harus merasakan hal yang sama.

    Aku siswa SMA kelas tiga, sebentar lagi akan melanjutkan kuliah keluar negri itu yang dikatakan oleh ayahku. Menjadi pria bukalah mudah apa lagi pria yang patuh pada orang tua atau Agama.

    Aku hanya pria yang masih dalam lingkaran pergaulan bebas, jarang pulang, Nongko, ngerokok adalah kebiasaan yang terulang.

    Ayahku marah dengan sikapku dia memaksaku untuk berubah dengan ancaman akan memisahkan ku dengan semua fasilitas dan adik semata wayang ku.

    Adik Perempuanku sangat aku sayangi, sangat aku lindungi.

" Kalo kamu seperti ini terus papa tarik semua fasilitas yang papa kasih lalu kamu akan papa biarkan disini sendiri." Tegas papah padaku

"Tunggu, sendiri. Papah mau bawa Kei kemana?" Tanyaku tak peduli jika aku kehilangan semuanya.

"Pergi sejauh yang papah bisa." Papah terlihat serius dengan ucapannya.

"Ok Pah, aku akan jadi anak baik. Tapi jangan bawa Kei." Seruku menyodorkan tangan tanda perjanjian.

" Baik, dalam waktu seminggu papah akan lihat sejauh apa kamu bertahan." Papah menggapai tanganku dan perjanjian selesai.

     Aku mulai berubah, aku pulang sebelum jam sembilan malam dan belajar sangat giat. Teman- temanku mulai merasa aneh dengan sikap penolakan yang akhir -akhir ini menahanku untuk tidak nakal.

***

    Kei menghidangkan sarapan padaku lalu tersenyum.

"Kenapa kamu senyum-senyum." Tanyaku pada Kei.

"Kakak hebat, udah benar -benar jadi pria idaman."

"Ah nggak, kakak masih yang dulu. Ya udah kamu sarapan juga kamu kan sekolah! "

"Iya kak, "

"Papah mana?"

"Belum pulang dari semalam mungkin lembur" sahutnya.

    Papah semenjak mamah meninggal jarang sekali pulang alasannya lembur. Entah apa yang papah lakukan aku tidak tau.

      Seminggu sudah aku menjadi anak baik. Aku rasa sudah cukup, papah hanya mengancamku. Aku kembali pada jalanku.

" Kai, kamu kemana aja baru terlihat hari ini?" Tanya temanku di tongkrongan.

"Bokab nyusuh jadi anak rajin"

     Semuanya tertawa bahagia mendengar alasan  kenapa berubah seminggu terakhir.
Sekian menit mereka membahas masalahku dan tertawa terbahak-bahak tiba tiba berhenti karna melihat ada rombongan Genk lain menghampiri tongkrongan kami.

"Wah, ada yang mau cari masalah ni!" Seru rain.

"Ada apaan, siapa mereka?" Tanyaku bingung.

     Mereka hanya lewat namun dengan wajah merendahkan kami. Temanku cukup marah dengan hal itu namun untung saja ada beberapa Teman lainya menahan mereka sehingga perang kedua tidak terjadi.

     Rain menceritakan kalau seminggu terakhir mereka mencari masalah dengan Genkku. Ternyata mereka berasal dari sekolah yang sama namun berbeda kelas, sekolahku cukup luas jadi aku tak mengenal siswa lain. Selain siswa yang sekelas denganku. Rain adalah teman yang tau semua informasi tentang sekolah. Genk kami ini tidak terlalu terkenal namun kuat. Kami tidak mencari masalah hanya memberi pelajaran jika ada yang mencari masalah.

" Lihat gadis itu " rain menunjuk gadis bertubuh langsing tinggi sedang bermain voli.

"Waw siapa?" Tanya kami serempak.

Antalogi cerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang