Luka Membekas

96 5 0
                                    


     Aku hanya gadis yang tidak memiliki kelebihan apapun, wajah yang pas-pasan, tubuh tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, tinggiku normal.

     Itu yang ada dalam anggapan semua orang. Aku jarang sekali keluar rumah, disekolah pun aku hanya dikelas dan sesekali keluar untuk belanja lalu kembali hanya itu.

    Itu semua membuat aku menjadi anak yang pendiam, kurang dikenal banyak orang, bahkan mereka mengira aku tidak dirumah dalam jangka waktu yang lama.

   Aku gadis aneh, sangat aneh sehingga aku hanya memiliki beberapa teman saja.

    Saat ujian aku tidak pernah mencontek atau memberikan contekan aku rasa itu adil karna aku tidak merugikan siapa pun akan hal itu. Mereka yang mengetahui aku akan paham dan mengerti namun jika mereka baru maka ia akan terluka dengan sifatku ini.

***

   Libur kelulusan telah usai kali ini awal masuk ke universitas yang menerima nilaiku tanpa pamrih karna nilai aku hanya sesuai standarnya saja dan aku sedang beruntung.

    Karena jarak kampus kerumah butuh waktu yang lama maka aku putuskan untuk tinggal sendiri didekat kampus dan keluarga mengizinkan aku.

"Hi, kenalin aku Cici," tegur sosok dari belakang menyapa ku.

"Oh, hai juga." Sahutku singkat.

"Kalo boleh tau namanya siapa?"

"Tasya,"

    Singkat lalu tak berarti lagi, aku dingin karna aku tak terbiasa. Aku tidak menyapa siapapun selama perkenalan lingkungan kampus dilaksanakan. Ada beberapa orang yang berkenalan denganku namun setelah itu aku tak mengingat siapa mereka.

   Kuliahpun dilaksanakan dengan jadwal yang telah ditentukan. Aku datang lalu pergi seperti kupu-kupu. Ada beberapa orang menegurku namun aku tidak terlalu meng- indahkannya.

"Selamat pagi semuanya"

   Aku terkejut dan terbangun dalam kondisi ruangan kelas sudah ramai, aku tau ini bukan kelasku aku tertidur disini mengira kelas ini kosong. Aku melihat sekeliling sepertinya mereka tidak menghiraukan keberadaanku. Aku putuskan untuk mengikuti kelas itu dan berpura -pura bagian dari mereka.

   Hal bodoh, ya itu yang aku lakukan, datang lebih awal lalu kembali sendirian tanpa berbincang dengan yang lainnya.

    Kuliahku berjalan datar tak bermakna. Libur sekolah telah tiba kuputuskan untuk menetap tanpa kembali.

    Aku berniat menyusuri jalanan dan berusaha mengingat tempat. Aku menaiki bus dan angkot lalu ojek hanya menghabiskan uangku tanpa makan.

    Seminggu aku melakukan hal bodoh itu, dan aku masih melakukannya hari ini namun hari ini berbeda, aku merasa ada yang aneh dengan hari ini. Bangun aku merasa tidak bersemangat, lalu berjalan kaki dan kakiku terasa sangat lelah. 

    Aku tidak menghiraukan semua itu aku menyusuri jalan menuju terminal bus, namun belum sampai disana ada sesuatu yang membuat aku tertarik untuk melihatnya.

     Sebuah mobil sedan hitam berhenti disebuah perumahan yang berada diujung perumahan yang tak jauh dari tempat tinggalku. Setauku rumah itu sudah lam tak berpenghuni.

    Aku bersembunyi seperti pencuri di balik semak yang rindang berharap mereka tak melihatku.

     Dua orang pria keluar dari mobil sambil cengengesan dan membuka pintu belakang lalu menarik paksa wanita berbaju putih dengan Tangan terikat dan mulut yang ditutup. Aku semakin curiga, gadis itu akan diapakan oleh mereka.

Antalogi cerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang