Sekolah
Untuk kali ini, Aura sangat menginginkan waktu istirahatnya cepat berakhir. Dan untuk kali ini juga ia menghabiskan waktu istirahatnya dengan tergesa-gesa.
Ia berharap ini hanya terjadi 1 abad sekali dalam seumur hidupnya. Karena ini sangat menyiksa perutnya dan juga hatinya.
Dan
Kring Kring Kring
Bel berbunyi tanda istirahat sudah selesai. Aura tersenyum lebar. Tak apalah, perutnya tidak terisi penuh, yang terpenting adalah ia selamat dari makhluk tuhan di hadapannya ini.
"Kak, Aura duluan ya, udah bel, belum ngerjain tugas fisika," ucap Aura. Ia bangkit dari duduknya dan membalikkan badannya. Namun ia merasakan lengan menyentuh pergelangan tangannya. Ya, Al menahan Aura agar tidak melangkahkan kakinya.
"Kenapa kak?"
Al menatap datar Aura.
"Lo pikir siapa yang mau bayarin makanan lo?" Setelah mengatakan itu Al meninggalkan Aura ditempat sambil termenung.
•••
Aura menatap tajam kedua sahabatnya itu. Mereka berdua hanya menampilkan senyuman di wajahnya.
"Alah, lo senang juga kan bisa deket sama kak Al," ucap Ana seraya menoyor kepala Aura.
"Kenapa ngga gue aja yang ditinggal ke kantin sama kalian,"ucap Keyra.
"Kalian tuh apan sihh astaga, ngeselin tau ngga, Aura udah ngga kuat deket-deket sama kak Al, serasa jantung Aura tuh travelling ke Bogor." Aura menjatuhkan tubuhnya di tempat ia duduk. Tak sengaja matanya menatap sosok lelaki yang sedari tadi menatapnya tajam. Namun Aura tak kalah, ia balik menatap tajam lelaki itu.
"Gimana ceritanya? Lo di traktir ya?"
"Enggak! Aura gak di traktir, ih, tau ah masa Aura ngga di traktir sih guys," ucap Aura kesal. Ia membanting buku yang baru saja ia ambil dari dalam tasnya.
Keyra dan Ana tertawa bersamaan. Lucu melihat muka polos Aura.
"Tapi awalnya gimana? Kok bisa tiba-tiba lo bareng kak Al ke kantin?"tanya Keyra. Ana pun ikut mengangguk mengiyakan pertanyaan Keyra.
"Tadi ada gerombolannya Kak Stevan, terus ada kak Al nolongin, yaudah gitu, Aura sama kak Al ke kantin bareng, terus Aura cari kalian eh kak Al malah udah narik Aura ke meja kosong, terus gitu deh."
"Gitu deh apa anjir!"
"Lo ngapain aja sama kak Al tadi?"
Aura menatap kesal pada keduanya. "Aura tau kalian liatin Aura terus dari meja kalian, nggak usah nanya lagi!"
Aura mulai menulis sesuatu didalam bukunya.
"Kan kita ngga denger percakapan kalian, kalian ngomongin tentang apa aja?" tanya Ana mulai kalem.
"Kepo ah, udah sana mau nyatet ih." Aura menggeser lengan Keyra yang sedang bergelayut manja pada lengan Aura.
"Aura ngga asik ah, main rahasia-rahasiaan sama kita. Iya ngga An?" tanya Keyra dengan sebelah alis yang dinaikkan.
"Kita? Elo aja kali!" ketus Ana.
Keyra hanya mendengus kesal, wajahnya memerah. Ia sangat kesal dengan Ana yang tidak pernah sependapat dengannya.
"Udah-udah, jangan debat lagi. Ana kembali ke kursi Ana gihh, tuh Bu Gina udah dateng," ucap Aura tenang.
Keyra dan Ana saling bertatapan, mata keduanya menyiratkan Aura permusuhan. Tak mempedulikan ucapan Aura, lihatlah mereka bahkan menganggap ucapan Aura hanya angin lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Selfles
Romance"Kita saling memiliki rasa, namun dengan orang yang berbeda." _•••_ Aura Anjani Delson, gadis lugu, polos dan ceria. Gadis dengan segala kekonyolannya. Gadis yang berhasil menarik perhatian banyak lelaki karena sifatnya yang lugu dan binaran matanya...