Part 9: Menjauh?

11 7 0
                                    

Al memutuskan untuk kembali ke tempat rahasia Ia dan Devano. Tentu saja ia akan menceritakan semuanya dengan Devano.

Al melempar tas nya ke sembarang tempat, membuat Devano terperanjat kaget.

"Lo kenapa sih? Dateng-dateng bukannya salam, malah kek orang yang nagih utang," ketus Devano. Lelaki itu tadi sedang fokus bermain handphone, makanya ia terkejut saat Al melempar benda yang menimbulkan suara keras. Al mendekati sahabatnya itu dan memasang wajah serius.

"Orang yang di ceritain sama Rey, Kelvin sama Valan itu orang yang lagi dekat sama Aura."

"Maksud Lo cowok itu namanya Alfa?"

Al mengangguk.

"Gue harus negur cowok itu sebelum cowok itu terlalu dekat sama Aura, dan lo Van, Lo harus bantuin gue bilang sama Aura jangan deket-deket sama Alfa."

"Hm." Devano kembali fokus pada handphone nya.

"Lo lagi liat apaan sih," ucap Al sembari melirik sedikit kearah ponsel Devano. Karena Devano diajak bicara seperti seseorang yang tidak minat, padahal ini pembicaraan yang penting untuk rencananya.

Dengan cepat Devano berbalik arah agar tidak terlihat apa yang tertera dalam ponselnya.

"Percuma, gue udah lihat, ngapain sih masih diliatin foto dia?"

"Like like aing lah."

Al sebenarnya ikut sedih saat melihat gambar yang ada di layar ponsel Devano, namun ia langsung mengalihkan pikirannya. Ia mengambil ponselnya di kantung seragamnya dan mengetik sesuatu disana.

Chat

Al : Ra

Aura: Iya kak?

Al: Masih di sekolah atau udah pulang?

Aura: Lagi dijalan kak, ini lagi nemenin ayah nyupir, heheh

Al: gak sama Alfa? Tadi gue liat lo sama Alfa di kelas, niatnya mau ngajak pulang bareng, eh ada Alfa yaudah gue pulang duluan

Aura: hah? Seriusan kak Al tadi di depan kelas Aura? Kok Kak Al gak masuk aja sih kak

Al: takut ganggu :v

Aura yang tidak mengerti maksud Al pun hanya melihat pesan itu saja, bukannya sombong ia hanya tidak tahu ingin membalas apa.

•••

Suasana meja makan keluarga Delson hening, hanya terdengar dentingan sendok yang bergesekan dengan piring beberapa kali.

"Aura gimana sama sekolah kamu, sayang?" tanya Baron

Aura tersenyum tipis, "Alhamdulillah, baik Ayah."

Baron mengusap sebentar kepala putri kecilnya itu, terlihat dengan jelas bahwa ia amat menyayangi anak gadis satu-satunya itu.

Lalu tatapan Baron beralih ke putra sulungnya, "Kalo kamu gimana Vano? Apa kamu masih suka bolos?"

"Udah ngga sering, Ayah. Paling kalau cuma suntuk doang dikelas." Devano menjawab nada malas.

"Bagus, jangan sering bolos! Kamu udah kelas 12, udah mau lulus jangan sampai nilai kamu jelek karena kelakuan jelek kamu itu," tegas Baron

"Hm"

Setelah membantu bundanya, Aura bergegas ke kamar. Namun tangan Aura tertahan saat akan membuka knop pintu kamarnya, karna Devano yang tiba-tiba menghampirinya.

"Kenapa, Bang?" tanya Aura

"Gue cuma mau, Lo jauhin temen cowo Lo yang namanya Alfa itu. Gue ngga suka liat Lo deket sama dia," terang Devano

Love Is SelflesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang