7

28 2 0
                                    

Mulai hari ini Yolanda sudah berjanji pada dirinya sendiri, ia harus bersemangat menyusun masa depannya mulai dari sekarang. Ia akan berusaha semampunya berjuang sampai titik darah penghabisan.

Ia sadar jika bukan dia yang memulai jadi siapa lagi? Ini hidupnya hanya dirinya sendiri lah yang bisa menentukan bagaimana, jadi siapa, dan seperti apa hidupnya dimasa depan.

Namun ucapan hanya lah ucapan buktinya jam sudah menujukan angka tujuh kurang lima belas menit tapi wanita itu masih saja menutupi tubuhnya dengan selimut, tertidur pulas.

Sementara sekolah akan masuk pada jam tujuh pas. Citra mengelengkan kepala melihat gadis di hadapanya dari sebelum ia mandi jam setengah enam tadi mulutnya sudah berbuih menyuruh Yola bangun, namun gadis itu seperti orang mati tidak bangun dan terusik.

"Yolaaaaa, astaga bangun woi! Tadi malam siapa sih yang sok-soakan janji sama diri sendiri mau mewujudkan impian, belajar giat, apalah itu semua. Liat lo sekarang?" Citra berteriak kencang tak juga gadis dihadapannya ini terusik.

Jengah dan sudah capek akhirnya Citra mengambil satu ember air dari kamar mandi ditumpahkan nya tepat di wajah gadis itu. "Bangun juga kan,"

"Apani? Kenapa disiram?" Gumam Yolanda belum sadar sepenuhnya.

"Mandi nona sang peraih mimpi, udah jam tujuh ini woi! gue pergi duluan ya?" Kata Citra mengancam.

"Iya-iya pergi aja duluan," kata Yolanda menyahuti

"Enggak gue cuma ngancem, udah sana mandi lo, pake baju batik gue aja, udah jam tujuh ini!" Bohong Citra

"Apa jam tujuh? Kenapa nggak bangunin gue?" Kata Yolanda berjalan ke arah kamar mandi tergesah-gesah sambil mengambil satu stel baju batik yang ada dimeja belajar.

Citra melebarkan kedua matanya, apa tadi tidak membangunkanya katanya? Jadi yang ia lakukan dari tadi apa? Persugihan?

Tak sampai dua menit Yolanda keluar dengan memakai seragam lengkap, tapi ada yang aneh, kenapa cepat sekali? "Lo nggak mandi?!"

Gadis itu menoleh kearah Citra "enggak gosok gigi doang, udah telat gue buat ngejar mimpi," katanya terburu-buru mengambil tas dan sepatu miliknya.

"Ayoo buruan Cit!" Katanya kepada Citra, sedangkan Citra kini tengah sibuk mengelurkan parfum dari dalam tas nya. Ia menyemprotkan parfum itu ke seluruh tubuh Yolanda gadis itu masih saja asik berjalan tergesah tanpa menghiraukan semprotan parfum Citra.

***

Hari ini Yolanda rencananya akan mencoba berbicara ke kepala sekolah apakah dia tidak akan mendapatkan kesempatan terkahirnya? Yola sungguh berharap kesempatan itu ada.

Yola terlihat fokus mencatat pelajaran ia tak bawa buku banyak, hanya beberapa buku tulis kosong karna memang ia tidak punya buku pelajaran kelas sebelas.

Gadis itu mencoba memahami setiap materi yang dipelajarinya. Namun karna ini materi kelas sebelas jadi ia sedikit memutar otak dan mengingat kembali pelajaran yang sudah pernah ia lalui itu.

Selasai mencatat guru menyuruh mereka membuat kelompok presentasi. Pemilihan setiap anggota bebas. Para murid sibuk mencari teman mereka masing-masing untuk satu kelompok presentasi tugas mereka.

Yolanda meperhatikan, melihat apa ada orang yang tersisa. Dan ia mencoba untuk mengajak beberapa orang satu kelompok denganya. Mereka dengan cepat mau. Ntah karna merasa segan atau tidak enak hati karna Yolanda mantan kakak kelas mereka.

Pembagian kelompok sudah selesai. Namun ada satu siswi perempuan yang tidak kebagian kelompok.

Perempuan itu maju berjalan kedepan ingin memberitahu bahwa dia tidak kebagian kelompok.

Be with me till the end Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang