25

27 3 0
                                    

Manfaatkan saya seumur hidup kamu

***

Ini hari terkahir Yolanda menjadi asisten pengacara itu, dan hari ini akhirnya dia di perbolehkan melihat jalannya persidangan. Memang ini bukan yang pertama karna ia sering mmengikuti persidangan tapi itu awal-awal ia megang.

Yolanda tadi dia berangkat pagi tapi ia harus kekantor terlebih dahulu untuk absen kehadiran disana, jadi setelah selesai dengan absen ia langsung bergegas ke gedung pengadilan.

Sungguh hari ini merupakan hari yang ia tunngu-tunggu karna akhirnya ia selesai magang juga.

Gadis itu berjalan ingin memasuki salah ruang pengadilan, terlihat sidang sudah dimulai.

Yolanda duduk disalah satu kursi disana kursi paling belakang karna barisan kursi didepan sudah dipenuhi orang.

Belum sempat melihat jalannya persidangan Yolanda merasakan kakinya seperti menyenggol sesuatu, gadis itu perlahan melihat kearah kakinya.

Dan ternyata disana ada seekor kucing yang tengah mendesul nyaman di kakinya, Yolanda loncat sambil berteriak begitu kencang melihat itu.

Ini kedua kalinya terjadi semenjak kejadian itu Yolanda tidak bisa melihat kucing apalagi sampai bersentuhan fisik, setiap kali melihat kucing ia seperti berada disituasi menyeramkan itu, teringat tubuh hancur ayah dan kucing itu tepat di depan matanya.

Keringat bercucuran deras di dahi dan pelipis gadis itu, nafas yang tak beraturan, kucing itu mengikuti setiap langkah Yolanda.

Sedangkan Yolanda terus terbayang-bayang kejadian mengerikan itu, ia terus berjalan berlari tergesah-gesah menabrak beberapa kursi disana.

Seisi ruangan hanya menatap gadis itu binggung dan takut, Yolanda tertatih-tatih berlari lalu terjatuh tepat disalah satu kaki pria paruh baya disana.

Yolanda memeluk erat kaki itu, lalu bergumam meminta tolong. "T-tolong," katanya berlinangan air mata dan badan yang bergetar kuat.

Pria itu hanya menatap bingung Yolanda, kucing itu mungkin menyukai Yolanda tetap berjalan kearah Gadis itu.

Yolanda kalut bukan main melihat kucing itu semakin dekat kearahnya, Yola berdiri lalu berlari kedepan sambil menutup kedua telingannya gadis itu menangis mengeleng-gelengkan kepalanya, suara dan bayang-bayang kejadian itu semakin jelas di pikiran dan telingganya.

Sementara itu Bima langsung berlari kencang kearah gadis itu yang hanya di jadikan tontonan oleh semua orang.

Bima terkejut bukan main melihat Yolanda, gadis itu ketakutan sendiri disana.

Bima memeluk tubuh Yolanda lembut sambil mengusap rambut hitam milik Yolanda.

Menahan sakit yang begitu dalam melihat keadaan Yolanda saat ini, tubuh gadis itu bergetar kuat sambil terus mengucapkan kalimat meminta tolong.

Kucing itu sudah tepat berhenti di depan Yolanda dan Bima, sontak Yolanda mengeratkan pelukanya menaikan kakinya keatas pinggang Bima meminta di gendong di jauhkan dari kucing itu.

Yola sudah tidak sadar ntah siapa saja yang mengendongnya saat ini.

Bima memeluk erat Yolanda lalu membawa gadis itu kedalam gendongannnya, ia menepuk-nepuk pelan punggung kecil Yolanda, matanya memerah menahan linangan air mata.

"nggak papa, nggak papa," Ucap Bima dengan suara menenangkan.

Bima pergi meninggalkan ruang sidang yang tadi ia pimpin dengan membawa Yolanda dalam gendongannya.

Be with me till the end Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang