Sepuluh

137 16 23
                                    

Hari minggu ini dikediaman Maganta terjadi keributan antara adik dan kakak yang sedang merebutkan coklat yang hanya tersisa satu batang.

"Banggg, ini punya Rya," rengek Ayra sambil mencoba mengambil coklat yang ada digenggaman Farel.

"No! ini coklat punya gue, beli sendiri sono,"

"ihhh, kan itu Rya dapet dari fans Rya!"

Didepan mereka berdua sudah ada kedua orangtua mereka yang tengah menatap kedua anaknya yang memiliki sifat aneh. Bagaimana tidak aneh hanya masalah coklat saja dibuat ribut.

"Stop! masalah coklat aja ribut, nih Rya papa kasih uang beli lagi yang banyak biar ga rebutan sama abang kamu," relai Bastian yang sudah mulai jengah menatap anaknya.

"Nahh, papa terbaik deh," jeda Ayra,"jadi tambah sayang." lanjut Ayra, seraya mencium kedua pipi papanya.

"Heh heh heh, apa-apaan kamu, main sayang-sayangan. Papa kamu itu punya mama, gausah jadi pelakor kamu!" desis Bianca seraya bergelayut dilengan Bastian.

"Ihhh apaansi mama," rengek Ayra seraya mengerucutkan bibirnya.

"Tu bibir mau ditampol?" tanya Farel seraya memasang kuda-kuda bersiap ingin menampol bibir Ayra.

"Huwaaa, kaboorrrr,"

❄❄❄❄

Saat ini Ayra tengah berjalan menuju minimarket dekat rumahnya, ia berjalan seraya bersenandung ria sambil menendang nendang kaleng yang ada didepannya. Tanpa disangka kaleng tersebut mengenai seseorang.

"Aduhh," ucap seseorang tersebut seraya memegang keningnya yang terkena kaleng tadi.

"Ehehehe maaf ya, gue ga sengaja," ujar Ayra merasa bersalah seraya menghampiri orang tersebut.

"Gapapa,"

Ayra penasaran dengan pria tersebut akhirnya ia menajamkan pandangannya.

"Ba-bara? lo ngapain disini?"

"Afkar,"

"Hah?"

"Ck, rumah Afkar,"

"ohhh, gue duluan ya, sekali lagi gue minta maaf ya,"

Entah sadar atau tidak Bara menarik kedua sudut bibirnya membentuk bulan sabit yang sangat tipis, sehingga tidak bisa terlihat oleh siapapun kecuali Bara dan Allah.

❄❄❄❄

Didalam minimarket Ayra mengambil banyak cemilan hampir 1 troli besar full dengan cemilan Ayra, katanya sih sekalian mau ngisi stok cemilan dikamarnya.

"Buset banyak bener belanjaan gue?" ucap Ayra seraya mengerjapkan matanya.

"Segini aja deh, ntar kalo mama tau abis gue dimakan singa," ujar Ayra seraya cekikikan ga jelas sehingga mengundang perhatian banyak pengunjung.

Selesai Ayra membayar ia segera pulang kerumah. Namun, kesialan terjadi pada diri Ayra karena baru berjalan beberapa langkah hujan turun. Mau tak mau ia harus berteduh dihalte samping minimarket tersebut. Baru saja ia duduk ia merasakan ada seseorang yang duduk disampingnya.

"Pake!" suruh Bara seraya menengadahkan jaketnya.

"Eheheh ga usah, gue kuat kok," balas Ayra merasa tak enak karena ia terlalu sering merepotkan Bara.

"Lo pake baju lengan pendek, cepet pake, dingin," ujar Bara penuh penekanan seraya menyampirkan jaketnya ke tubuh Ayra.

"Thanks, ya,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ba-RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang