Part 2- Harus Aku Mati Sekarang?

10 3 2
                                    

Happy Reading Guys

     ( ◑‿◑)ɔ┏🍟--🍔┑٩(^◡^ )

Setelah mereka pergi meninggalkan aku sendirian di WC aku segera membersihkan kotoran bekas makanan yang mereka tumpahkan dan gambar-gambar yang ada dimukaku.
aku benar-benar merasa seperti peliharaan namun, tidak ada yang bisa aku lakukan selain menangis.

Lalu aku bergegas untuk pulang ke Rumah saat aku merasa kondisiku agak membaik dan aku memutuskan untuk pulang dengan jalan kaki karena tidak mungkin aku pulang naik angkot dengan kondisiku yang basah.
Menyusuri trotoar dalam keadaanku menjadi pusat perhatian orang-orang, aku memang benar-benar memalukan namun harus bagaimana lagi? Aku pun tak tahu.

Saat itu aku aku melihat kendaraan berhenti dari kejauhan mungkin 100m dan aku pikir itu tempat penyebrangan ternyata aku salah itu karena lampu lalu lintas sudah bertanda merah yang artinya akan ada pergantian aliran kendaraan lainnya.

Ntah apa yang membawaku berlari ke tempat yang mematikan itu aku tidak sadar kalo aku menyebrangi jalan yang mematikan itu.tidak ada yang aku dengar juga yang ada di pikiranku hanya bertanya bagaimana aku? Dan menangis.

Ketika aku ada di tengah-tengah aku mendengar suara klakson dan kencangnya mobil yang mungkin akan menabraku. "aaaaaaaaaa......" tidak bisa yang aku lakukan selain teriak dan menutup mataku.

Tiba-tiba aku tersungkur seperti ada yang mendorongku, aku hanya menutup mataku dan pasrah namun aku sempat bertanya pada diriku "kenapa tanganku seperti ada yang menggengam?dan kenapa aku merasa seperti jatuh di pelukan seseorang?siapa?" saat aku membuka mataku pengelihatanku tidak terlalu jelas karena kecamataku terbanting ntah kemana.

Aku segera bediri namun tidak ada yang bisa benar-benar jelas dalam pengelihatanku aku hanya mendengar suara Langkah seseorang yang mungkin akan menjauh dariku dan seseorang yang mengatakan " kalo mau mati jangan nyusahin orang!" suara itu sangat asing bagiku namun itu seperti suara lelaki dan itu yang benar benar jelas.

"tunggu! Aku gatau harus gimana. Kecamataku hilang aku tidak bisa melihat dengan jelas tolong aku sekali lagi." ucapan itu aku lontarkan untuk memberhentikan Langkah seseorang itu, dan aku berharap ia mau membantuku. Saat itupun aku mendengar ia mengatakan " ayo!" aku mulai berjalan dengan meraba untuk mendekati suara orang itu.

"lo bisa cepetan dikit gasii, gua udah mau telat"

"aku gabisa ngikutin Langkah kamu"

Saat itupun aku mendengar Langkah seseorang yang mendekatiku "ayo naik ke pungung gue" dan aku menyetujuinya dan mungkin ia akan mencarikan aku taxi karena itu lebih simple.

Saat itupun aku mendengar Langkah seseorang yang mendekatiku "ayo naik ke pungung gue" dan aku menyetujuinya dan mungkin ia akan mencarikan aku taxi karena itu lebih simple

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu, aku memberanikan diriku untuk membuka mulutku saat aku masih dalam keadaan digendongnya "apa aku terlihat seperti orang aneh?, apa aku begitu memalukan? Atau..." belum pertanyaan terakhirku aku ucapkan seseorang itu memotong omonganku " diam atau aku tinggalin lo di pinggir jalan". "oke aku bisa diam ko".

Setelah itu lelaki itu membiarkan aku masuk ke dalam Taxi " siapapun kamu, terima kasih sudah menolongku dan tetaplah jadi orang baik dan jangan lupa untuk selalu Bahagia " kalimat itu aku ucapkan sebelum taxi itu berjalan."ayo pa sudah. ke jalan Margonda ya pak" meskipun kalimat itu tidak ia jawab tapi aku yakin lelaki itu adalah orang baik dan aku harap aku bisa melihat penolongku dengan jelas.

"Brukkk,,," suara lemparan tas Bianca dengan sembarangan, ia langsung menemui orang-orang yang sedang berkumpul di ruang Tv dan ia berpikir sepertinya ia akan membangunkan macan yang sedang tidur pulas.

"ibuuuu,,,maafin aku buu kecamataku hilang tadi aku hampir mati karena pikiranku sedang tidak fokus. Aku janji aku bakal dapetin nilai bagus kalo ibu maafin aku" ucap gadis malang itu sambil memeluk ibunya.

"buuu ayolahh jangan diam saja" ucap Bianca sekali lagi

"syutttt" Mirae mengisyaratkan sesuatu

"ibuuuuu,,,,maafin aku" Bianca merengek.

"dasar sialan! Bruggg!!!" lemparan bantal itu sengaja perempuan tua itu lemparkan kepada suaminya untuk mengurangi kekesalannya.

Peperangan diantara mereka terjadi perempuan tua itu benar-benar mengamuk karena suaminya di pecat dan harus mengganti rugi,dan suaminya menggadai sertifikat Rumah tanpa sepengetahuan Istrinya.

Abgil dan Mirae berusaha menghentikan peperangan itu, Bianca yang tidak tahu apa-apa juga ikut dalam peperangan itu ia pikir ibunya marah karena kecamatanya yang hilang. Ia merengek memohon maaf pada ibunya. "buuuu,,,maaf belikan yang baru lagi ya".

"dasar brengsek!!! Pergi lo dari Rumah gue gapeduli sama lo" Bianca tersentuh saat ibunya mengatakan itu ia langsung pergi ke kamarnya,padahal tidak demikian gadis yang tidak tahu apa-apa itu mengira bahwa ucapan itu untuknya. "ibu apa-apaansii Cuma gara-gara kecamata ia harus mengusir aku gitu? Arghhhhh "

"sayang,,aku bisa jelasin semuanya tolong biarkan aku pakai bajuku aku kedinginan"

"gapeduli mati aja lo! Dasar lelaki brengsek!"

"udah buu udah kasian ayah" ucap Abgil sambil menahan tangan ibunya.

"iya bu gimanapun juga ia suami tercinta ibu kan" Mirae pikir ucapan itu akan membuat ibunya berhenti ternyata ia salah. Ibunya semakin mengamuk seperti macan yang benar-benar kelaparan.

"pergi brengsek!"

"sayang ayolah kita ngopi sebentar, aku yang tlaktir serius" ucap suaminya sambil melindungi dirinya dari tendangan Istrinya.

"iya bu,kita makan mie ayam aja bu Ayah yang bayarin" cibir Abgil dengan serius.

"dasar anak nakal, kamu mau seperti ayahmu?" Ketus ibunya sambil menatap Abgil.

"eng....ggaa buu,,aku mau kayak ibu aja" Astaga salah lagi gua ucapnya dalam hati

"yah,,," Ucap Mirae sambil mengisyaratkan ayahnya untuk pergi keluar.

Ketika semuanya hampir membaik Mirae melihat Bianca turun tangga dengan membawa koper ia langsung mendekati adeknya "de,mau kemana lo?".

bianca dengan serius sambil menghela nafas "ibu menyuruhku pergi ka" Mirae benar-benar dibuat pusing saat itu "arghhhh," dan saat itu ia menyuruh adeknya menaruh kembali barang-barangnya sebelum ibunya melihat Bianca dan menjelaskan apa yang terjadi tadi. ".....gitu de dan kemungkinan kita akan pindah ke rumah lama".

Bianca benar-benar senang saat mendengar akan pindah dengan otomatis ia juga akan pindah sekolah." Yeyyyyy" ucapnya sambil berjoged-joged kegirangan.

"ko lo happy?" tanya Mirae namun Bianca tidak menjawabnya.

"eh kaa,boleh minta tolong ga?"

"hmmm"

"belikan aku kecamata baru ya, aku gabisa melihat dengan jelas apalagi soal penolongku tadi arghhhh" ucapnya sambil melemparkan tubuhnya ke Kasur.

"anak gila!"

.................      



   BERSAMBUNG....

Self-loathingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang