Chapter 6

737 59 6
                                    

.

.

Hay guys, aku balik lagi. Jangan lupa VOTE and Komen yah.

Tekan tombol 🌟 di sudut kiri bawah atau kanan atas. Karena, aku butuh apresiasi kalian yang gratis ini 😊😊

Keep enjoy reading till the end

Jangan bosen bosen yah sama ceritanya 😊😊

Juga kalau ada typo tolong tandai yah guys 😅😅

.
.

.

.

Love Proposal
"Love Confession"

.

.

Enjoy reading until the end

.

.

🔞🔞🔞

.

.

Akhirnya hari yang dinantikan tiba juga. Suasana meriah membanjiri aula gedung itu, dengan dekorasi mengambil tema tradisional korea. Jadi jangan heran kalau perlu tamu yang datang menggunakan Hanbok.

Di antara mereka berdiri seorang lelaki gagah dengan raut wajahnya yang bosan. Di sekelilingnya gadis - gadis berkumpul meneriaki namanya, padahal hari ini adalah hari pertunangannya. Tapi bukannya memberikan ucapan selamat gadis - gadis itu malah menyerukan untuk membatalkan pertunangannya.

"Kyaaa! Hanbiiiinnn... Jangan lakukaaannnn!"

"Tidak! Hanbiiiinnn!"

"Aku tidak rela. Tidaaaakkk!"

Yap bintang utama kita, Kim Hanbin. Sepertinya sepertinya kepopulerannya tak menurun bahkan saat terdengar kabar ia akan bertunangan.

Hanbin memang hanya diam tak menanggapi jeritan mereka yang menurutnya sendiri sangat konyol itu, tapi bukan berarti ia mendengarkannya.

Tiga jam telah berlalu sejak acara ini dinyatakan dibuka, tapi sampai saat ini sosok Chaeyoung belum juga terlihat. Hal ini membuat Hanbin dan keluarga besar lainnya gelisah.

Saat ini situasi Jiyong tidak jauh berbeda dengan Hanbin sebelumnya. Sekelilingnya juga dipenuhi oleh gadis - gadis yang memintanya untuk menikahi salah satu dari mereka, tapi tanggapan berbeda dengan Hanbin. Kalau Hanbin memasang wajah ketidak kesukaannya Jiyong hanya tersenyum formal saja.

Jiyong menepuk pelan pundak Hanbin. "Kenapa Chaeyoung belum turun juga? Apa dia belum selesai berdandan?"

"Aku sendiri juga tidak tahu, aku belum sempat menemuinya tadi. Dia juga mengatakan untuk tak menemuinya saat ia sedang bersiap." Jawab Hanbin melampiaskan keluhannya.

"Kurasa sebaiknya kau jemput dia."

"Baiklah."

Tap!

Tap!

Tap!

Namun saat Hanbin berbalik, tepat saat itu terdengar sebuah decakan kagum. Baik Hanbin maupun Jiyong sontak menoleh ke arah suara itu.

Kakak beradik itu sungguh sudah kehilangan sikap dingin mereka. Mengapa tidak, ini mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan yang tidak elite. Tapi sebenarnya bukan hanya mereka yang menunjukkan ekspresi itu, seluruh tamu undangan bahkan sampai kedua keluarga besar juga menunjukkan ekspresi yang sama.

Love Proposal || HanRoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang