Spesial Part: Peterpan and His Neverland

4.9K 513 154
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Jasper yang awalnya membuka pintu apartemen dengan senyum lebar mendadak cengo.

Kirain yang mencet bel apartemennya adalah bapak-bapak ojol berjaket hijau mau nganterin makanan kiriman dari Kala.

Nggak tahunya, yang datang malah bidadari.

Duh, mana Jasper sepagian belum mandi. Gara-gara sibuk ngurusin laporan yang dikirim sama si bangsat Kala.

Semoga bau asem badannya tidak tercium sampai ke hidung si cantik.

"Sore kak Jasper. Maaf kalau nunggunya lama. Udah laper banget ya?" Bidadari itu bertanya dengan raut muka bersalah.

"Tadi sepanjang jalan macet, gara-gara mau malem minggu kayaknya." Lanjutnya menjelaskan.

"Trus sampai restonya juga ngantri lama banget."

"Ini silahkan dimakan, mumpung masih hangat. Aku lari-lari tadi dari lobi sampai sini."

"Semoga sesuai pesanan ya, nasi biryani dari resto favorit kak Jasper. Porsi reguler, extra lamb."

Jasper masih melongo bengong, tidak menyambut paperbag yang diulurkan padanya.

Ia masih tidak percaya, pria cantik pujaan hati ini bisa ada di depan apartemennya.

Apakah ini kenyataan atau kehaluan semata?

Bisa jadi. Secara Jasper belum tidur dari semalam dan sudah menenggak empat gelas espresso.

Duh, mana si cantik yang dihadapannya ini beda banget dengan yang biasa ia temui di kantor.

Memakai kaos oblong berwarna kuning cerah dan celana skinny, dengan tas laptop di punggung, ia lebih mirip anak sekolahan daripada personal asisstant-nya Kala.

Setelah beberapa hari menghabiskan waktu bersama, mereka memang sedikit lebih akrab sekarang. Namun tak pernah Jasper dihadiahi senyum lebar seperti sekarang ini.

Apakah benar Kala yang mengirim pria cantik ini ke apartemennya?

Untuk teman lembur? Atau hanya mengantar makanan?

Kalo begini, rela banget Jasper tiap weekend diperbudak Kala asal ada Shua yang menemani.

"Kak Jasper, halo. Kok malah bengong?" Suara merdu itu kembali menyapa gendang telinga.

Namun tetap tidak mendapat tanggapan dari pemilik apartemen.

Kayaknya Jasper harus ditampar bolak balik delapan kali dulu biar sadar dari lamunannya.

"Aku ganggu kah? Tapi pak Kala yang nyuruh aku kemari." Shua bertanya pelan, merasa Jasper tidak menginginkan kehadirannya.

Wajah yang tadinya tersenyum mendadak meringis canggung.

TALE AS OLD AS TIME (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang